artikel-2.png

Meskipun pencemaran udara meningkat setiap tahun, masalah kesehatan masih belum teratasi. Kemajuan manusia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan zaman sekarang menyebabkan masalah ini muncul. Pengembangan teknologi yang semakin maju serta peningkatan jumlah industri yang memproduksi bahan berbahaya mencemari udara. Akibatnya, udara yang seharusnya bebas polusi untuk bernapas menjadi tercemar, yang dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Pencemaran udara juga dapat merusak habitat alami di sekitar lokasi.

Perkembangan bidang lain, seperti pertumbuhan industri dan alat transportasi, biasanya berkorelasi dengan peningkatan jumlah penduduk di suatu daerah. Selain dapat berdampak positif pada perekonomian, hal ini juga dapat berdampak buruk pada lingkungan, terutama dalam bentuk pencemaran udara yang disebabkan oleh peningkatan emisi dari mesin dan kendaraan bermotor. Pencemaran udara ini juga dapat berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran sampah dan sisa-sisa pertanian, limbah pabrik, dan letusan gunung berapi, serta peristiwa alam seperti kebakaran hutan dan letusan gunung berapi.

Udara ambien adalah udara yang terdapat di permukaan bumi dalam lapisan troposfer wilayah Republik Indonesia. Ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya, dan elemen lingkungan hidup lainnya. Di sisi lain, gas SO2 dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan seperti selaput lendir hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan di paru-paru, yang dapat lebih parah bagi penderita asma. Gas CO2, di sisi lain, dapat menyebabkan kematian mendadak karena kekurangan oksigen dalam tubuh.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan partikel pencemar (PM10) dapat memperburuk gejala gangguan pernapasan, seperti iritasi, penurunan fungsi paru-paru, perburuk asma, menyebabkan bronkitis kronis, dan meningkatkan risiko serangan jantung ringan dan kematian dini pada penderita penyakit jantung dan paru-paru. NOx juga dapat menyebabkan masalah pernapasan, pneumonia (radang paru-paru) dan bahkan kematian. Timbal adalah salah satu polutan udara yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat terakumulasi dalam tubuh dan memiliki efek buruk pada kesehatan seseorang sepanjang hidup mereka.

 

Dampak Polusi Udara

  • Partikel debu dapat memengaruhi masyarakat sekitar. Partikel debu di udara biasanya dapat merusak saluran pernapasan. Partikel debu, yang terdiri dari zat cair dan padat yang sangat kecil, tersebar di udara dan dapat dihirup dan masuk ke dalam paru-paru. Partikel debu dengan ukuran 8 hingga 25 mikron biasanya berada di saluran napas bagian atas, seperti tenggorokan dan hidung. Pada saat yang sama, partikel debu berukuran 0,5 hingga 2 mikron dapat masuk ke kantong udara paru-paru dan menempel pada alveoli, sementara partikel debu berukuran 2 hingga 8 mikron akan tertahan di saluran pernapasan bagian tengah, atau saluran bronkial. Partikel debu yang lebih kecil dapat dengan mudah masuk dan keluar melalui proses pernapasan.
  • Gangguan pernapasan dapat disebabkan oleh pencemaran udara, terutama karena partikel PM 2,5 dan PM 10, yang berbahaya bagi kesehatan. Partikel debu ini dapat masuk ke dalam saluran pernapasan karena ukurannya. Pengunjung, terutama anak-anak, mungkin mengalami gejala awal seperti mual, muntah, dan sakit kepala. Paparan yang lebih lama dapat menyebabkan masalah pernapasan, seperti batuk dan kesulitan bernapas.
  • NO2 adalah senyawa kimia dengan bau tajam dan warna cokelat kemerahan yang sangat beracun bagi saluran pernapasan. Paparan gas ini dapat menyebabkan paru-paru membengkak, yang dapat menyebabkan kejang, sesak napas, dan bahkan kematian. Kemungkinan mengalami keluhan pernapasan meningkat jika seseorang terpapar gas polutan udara ini lebih lama dan lebih sering. Kondisi fisik responden diukur dengan menanyakan frekuensi dan intensitas gejala pernapasan. Penelitian ini tidak meminta jumlah hari tertentu, karena orang seringkali tidak dapat mengingat jumlah keluhan. Gejala pernapasan seperti batuk, sesak napas, tenggorokan gatal atau kering, batuk disertai sesak napas, dan hidung berair adalah salah satunya.

 

Sumber: Kemenkes


artikel.png

Tekanan darah sistolik dan diastolik adalah tekanan darah maksimum yang dihasilkan pada arteri saat darah disedot ke dalam pembuluh; tekanan sistolik rata-rata 120 mmHg (saat jantung berdetak atau bekerja) dan tekanan diastolik 90 mmHg. Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.

Karena tekanan darah tinggi jarang memiliki gejala yang jelas dan sering tanpa keluhan, penyakit ini sering disebut sebagai pembunuh diam. Pengukuran tekanan darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Jika penyakit ini tidak ditangani dengan segera, itu dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer. Tekanan darah tinggi adalah penyakit yang berpotensi fatal.

 

Penyebab Tekanan Darah Tinggi

  • Tekanan darah primer, tekanan darah yang meningkat dari waktu ke waktu tanpa alasan yang jelas
  • Tekanan darah sekunder adalah jenis tekanan darah yang meningkat lebih cepat daripada tekanan darah primer

 

Gejala Tekanan Darah Tinggi

  • Sakit kepala parah
  • Sesak napas
  • Mimisan
  • Kulit memerah
  • Pusing
  • Nyeri dada
  • Gangguan penglihatan
  • Ada darah dalam urin

 

Komplikasi Tekanan Darah Tinggi

  • Gagal Jantung
    Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Dinding dan otot jantung menebal, yang menghalangi jantung untuk memompa darah cukup ke seluruh tubuh.
  • Stroke
    Stroke adalah ketika tekanan darah terlalu tinggi menyebabkan pembuluh darah tertentu di bagian otak pecah, menghambat aliran darah ke otak.
  • Aneurisma
    Tekanan darah tinggi dapat melemahkan dinding arteri, menyebabkan kantong yang rapuh di pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kerusakan organ permanen atau kematian.
  • Masalah Ginjal
    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan pada ginjal. Jika tekanan darah tinggi dibiarkan tidak terkontrol atau tanpa penanganan, ginjal menghadapi tantangan untuk menyaring zat-zat yang tidak diperlukan tubuh. Gagal ginjal adalah salah satu hasil dari tekanan darah tinggi.
  • Gangguan Mata
    Kondisi ini dikenal dengan nama retinopati hipertensi. Tekanan darah tinggi menyebabkan pembuluh darah ke arah retina menyempit, membengkakkan retina, dan menekan saraf optik. Jika ini terjadi, sel-sel saraf mata dapat lumpuh, yang dapat menyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan.

 

Tips Mengontrol Tekanan Darah Tinggi

  • Pastikan Anda memiliki tekanan darah yang normal (120/80 mmHg).
  • Kontrol tekanan darah Anda dengan rutin.
  • Tekanan darah tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala.
  • Komplikasi akan muncul dari tekanan darah yang tidak terkontrol.
  • Pastikan obat tersedia di rumah Anda.
  • Tekanan darah yang sehat memerlukan penggunaan obat.
  • Anda harus minum obat Anda secara teratur dan sesuai anjuran dokter Anda.
  • Ketahui efek samping obat Anda.
  • Pastikan untuk berhati-hati saat menggunakan obat bebas.

Mengatur Pola Makan, dengan :

  • Membatasi konsumsi gula.
  • Membatasi konsumsi garam.
  • Perbanyak konsumsi buah dan sayur.

 

Penceahan Tekanan Darah Tinggi

C : Cek kesehatan secara rutin

E : Enyahkan asap rokok

R : Rajin melakukan aktifitas fisik

D : Menerapkan diet seimbang

I  : Istirahat cukup

K : Kelola stress

Dengan upaya pencegahan dan pengendalian tekanan darah tinggi, diharapkan kita mengetahui tentang kondisi tekanan darah melalui pemeriksaan kesehatan rutin dan mendapatkan pengobatan dan penanganan segera bagi pasien tekanan darah tinggi sebelum komplikasi muncul.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-09-11T104200.008.png

Suatu kondisi di mana cakram tulang rawan menyekat antara annulus fibrosus (badan vertebra) dan nukleus pulposus cakram intervertebralis yang dipindahkan, menekan langsung pada saraf (sumsum tulang belakang). Ini disebut hernia nukleus pulposus (NPH). Ibu hamil menghadapi banyak masalah selama kehamilan, termasuk perasaan tidak nyaman, dan ini pasti akan berdampak pada kesehatan mereka selama kehamilan. Peregangan ligamen di area kemaluan yang menyebabkan nyeri pinggang, nyeri punggung, bahkan kompresi saraf, edema pada ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, dan kandidiasis vagina adalah beberapa ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil. Saraf terjepit adalah kondisi di mana saraf rusak oleh tekanan langsung atau tidak langsung.

Karena saraf terjepit sangat berbahaya, masalah umum ibu hamil sering diabaikan. Jika saraf terjepit, itu bisa berarti sistem saraf tidak dapat mengirimkan sinyal dari otak atau sebaliknya. Penyebab tekanan saraf dapat berupa posisi tubuh yang salah saat berbaring saat tidur atau posisi tubuh yang salah saat mengangkat benda berat. Jika melahirkan secara alami, ibu hamil dengan kompresi saraf dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin. Ini karena ibu harus menderita. tidak mudah untuk dipegang Selain itu, kenyamanan ibu terganggu, seperti posisi tidurnya. Ibu hamil yang mengalami saraf terjepit dapat memanfaatkan adaptasi untuk meningkatkan semangat kerja mereka, berpikir lebih positif, mendukung suami dan keluarga mereka, tidak menyerah pada pengobatan, dan mempertahankan semangat untuk hamil.

 

Dampak Saraf Terjepit pada Ibu Hamil

Jika ibu hamil mengalami kompresi saraf, hal itu dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin jika melahirkan secara alami. Hal ini disebabkan oleh kesulitan yang akan dihadapi ibu, seperti mengubah posisi tidurnya. Ketika saraf tertekan, beberapa efek dapat terjadi, seperti jaringan lunak atau lapisan pelindung di sekitar saraf dapat robek, yang dapat menumpuk cairan, menyebabkan pembengkakan, tekanan tambahan, dan jaringan parut. Jika saraf terjepit hanya dalam jangka waktu singkat, tentunya saraf tidak akan rusak secara permanen, tetapi jika tekanan berlanjut, saraf dapat rusak.

 

Penanganan Saraf Terjepit pada Ibu Hamil

Sangat penting bagi ibu hamil untuk tetap tenang dan mendapatkan pemeriksaan kesehatan. Dalam kasus ringan hingga sedang, hernia nukleus pulposus biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan atau membahayakan ibu atau bayi. Namun, kasus yang lebih parah mungkin membutuhkan beberapa pengobatan atau intervensi.

Perlu diingat bahwa nyeri punggung bawah dan panggul juga sering terjadi selama kehamilan, terutama selama trimester ketiga. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk melihat dokter mereka jika mereka mengalami nyeri alami mereka untuk mengetahui penyebabnya.

Untuk pilihan pengobatan konservatif untuk menghilangkan rasa sakit, seperti penggunaan NSAID, tirah baring, atau olahraga intensitas ringan yang aman, bicarakan dengan dokter kandungan Anda. Selain itu, bicarakan dengan dokter Anda sebelum mencoba teknik berikut untuk mengatasi rasa sakit:

  • Selama kehamilan, latihan yang melibatkan peregangan adalah aman untuk dilakukan.
  • Terapi Akupunktur
  • Gunakan kompres yang dingin dan panas.
  • Pijat prenatal

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-09-10T110207.290.png

Orthopoxvirus adalah penyebab penyakit menular cacar air. Virus cacar monyet ditemukan pertama kali pada tahun 1958 ketika lesi vesikular bernanah dari monyet yang dipenjara di Kopenhagen diisolasi. Cacar paling umum ditemukan di hutan hujan tropis di Afrika Tengah dan Barat. Orang-orang yang tinggal di dekat hutan berisiko terpapar infeksi subklinis. Namun, cacar monyet baru-baru ini muncul kembali, dan salah satunya terjadi di Indonesia. Monkeypox ini dapat menyebar dari hewan ke manusia atau dari manusia ke hewan ke manusia.

Penyakit cacar monyet berlangsung antara 6 hingga 13 hari, atau 5 hingga 21 hari. Hewan dapat menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang tertular, bersentuhan dengan darah dan cairan tubuh hewan yang tertular, berurusan dengan produk hewan yang tertular, atau memakan daging liar yang tertular. Proses masuknya virus bergantung pada jenis sel dan karakteristik virus. Ini terjadi setelah virus menempel pada permukaan sel dan berinteraksi dengan berbagai ligan virus dan reseptor seluler, seperti kondroitin sulfat dan heparan sulfat.

Fusi virus atau makropinositosis memungkinkan jalan masuk tambahan melalui membran sel. Infeksi virus Monkeypox pertama kali menyerang epitel mukosa faring dan saluran pernapasan setelah masuk ke dalam tubuh. Virus kemudian akan menyebar ke saluran limfatik, menyebabkan viremia primer. Kemudian virus akan menginfeksi organ limfoid lain dan kelenjar getah bening, seperti limpa, dan kemudian terjadi replikasi virus dan infeksi virus sekunder, yang menyebabkan kerusakan kulit dan organ tersier.

 

Gejala Cacar Monyet

Setelah masa inkubasi, gejala pertama dapat muncul secara umum, sistemik, atau nonspesifik. Demam, sakit kepala yang parah, nyeri punggung, nyeri otot, lemas, sakit tenggorokan, masalah bernapas, batuk berdahak atau tanpa dahak, kehilangan nafsu makan, dan menggigil adalah gejalanya. Ketika inang memasuki tahap invasi, gejala yang paling umum adalah demam. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di area leher, diikuti oleh ketiak dan selangkangan, muncul setelah penderita mengalami demam selama empat hingga lima hari. Pembengkakan ini dapat menjadi tanda khas infeksi virus MPX.

 

Diagnosis Cacar Monyet

Diagnosis banding klinis termasuk penyakit lain yang menunjukkan tanda-tanda ruam, seperti cacar, cacar air, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, sifilis, dan alergi obat. Salah satu gejala klinis yang membedakan cacar monyet dari jenis cacar lainnya adalah limfadenopati pada stadium prodromal. Monkeypox hanya dapat didiagnosis jika virusnya dapat dideteksi melalui berbagai tes yang dilakukan di laboratorium khusus.

Petugas medis harus mengumpulkan sampel yang tepat dan membawanya dengan aman ke laboratorium yang tepat jika dicurigai adanya monkeypox. Eksudat luka atau kasa berkrusta yang disimpan dalam tabung kering dan steril dan disimpan pada suhu dingin adalah sample yang ideal untuk diagnosis. Baik darah maupun serum dapat digunakan, tetapi seringkali tidak dapat disimpulkan karena waktu bertahan hidup virus yang singkat dalam darah dan faktor-faktor yang ada saat pengambilan sampel. Untuk menafsirkan hasil tes, sampel harus disertakan dengan data pasien seperti berikut:

  • Perkiraan tanggal timbulnya demam.
  • Tanggal timbulnya ruam.
  • Tanggal pengambilan sampel.
  • Kondisi orang tersebut saat ini (tahap ruam).
  • Umur

 

Pencegahan Cacar Monyet

Faktor risiko penularan yang paling signifikan selama epidemi cacar monyet pada manusia adalah kontak dekat dengan pasien. Satu-satunya cara untuk mengurangi infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan memberi tahu orang apa yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan terhadap virus, karena tidak ada pengobatan atau vaksin khusus. Untuk menghentikan epidemi ini, pengawasan dan identifikasi kasus baru harus dilakukan dengan cepat:

  • Mengurangi Kemungkinan Transmisi dari Hewan ke Manusia
    Untuk mencegah penularan di wilayah endemis, upaya terbaik adalah menghindari tikus dan primata, menghindari kontak langsung dengan darah dan daging, dan memastikan daging matang sebelum dimakan. Saat menangani hewan yang sakit atau memiliki jaringan yang terinfeksi, serta saat menyembelih hewan, sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang sesuai harus dipakai. Menjaga kebersihan tangan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan sabun tangan beralkohol.
  • Mencegah Penularan dari Manusia ke Manusia
    Hindari berhubungan dengan penderita cacar monyet atau bahan yang terkontaminasi. Saat merawat orang yang terkena dampak, harus dipakai sarung tangan dan peralatan pelindung. Mencuci tangan setelah menjenguk orang sakit adalah kebiasaan. Pasien harus dikarantina di rumah mereka atau di fasilitas medis.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-09-09T092336.560.png

Infeksi hidung (rinogen) atau gigi (odontogen) dapat menyebabkan sinusitis. Infeksi gigi dapat mempengaruhi sinus maksilaris karena antrum maksila dan gigi rahang atas terhubung secara anatomi. Anatomi molar pertama, molar ketiga, premolar pertama dan kedua, dan caninus adalah yang paling dekat dengan sinus maksilaris. Infeksi odontogenik dapat menyebar melalui jaringan fasial, meningkatkan risiko sepsis, komplikasi saluran napas (seperti angina Ludwig dan abses retropharyngeal), dan infeksi abses leher yang 49,1% disebabkan oleh infeksi ini, meskipun biasanya tidak mengancam nyawa.

Infeksi biasanya dimulai di permukaan gigi karena karies gigi yang telah mendekati ruang pulpa. Kemudian proses ini dapat berkembang menjadi pulpitis dan akhirnya nekrosis pulpa gigi. Infeksi gigi dapat terjadi secara lokal atau cepat menyebar. Bakteri dapat masuk ke dalam ruang pulpa gigi ketika gigi menjadi nekrosis dan mencapai apeksnya. Foramen apikalis pada pulpa gigi dapat memungkinkan pulpa yang terinfeksi untuk drainase. Selanjutnya, infeksi dapat menyebar secara bertahap ke area yang mengalami nekrosis atau jaringan lain yang dekat dengan gigi. Abses dapat terbentuk karena infeksi odontogen yang disebabkan oleh gigi yang nekrosis.

Abses ini terbagi menjadi dua kategori: infeksi ringan, yang biasanya memiliki hasil yang baik, dan infeksi berat, yang biasanya memiliki hasil yang buruk. Infeksi ini dapat fatal jika tidak ditangani. Penjalaran infeksi berat termasuk osteomielitis, abses perimandibular, dan phlegmon dasar mulut. Di sisi lain, serous periostitis, abses subperiosteal, abses submukosa, abses subgingiva, dan abses subpalatal adalah contoh penjalaran infeksi ringan. Infeksi pada jaringan periodontal atau perikoronal disebut infeksi odontogenik. Ini dapat terjadi sebagai infeksi primer atau sekunder, dan dapat disebabkan oleh trauma atau infeksi setelah prosedur bedah.

Karies gigi, proses demineralisasi email, biasanya menyebabkan infeksi odontogenik. Infeksi karies dapat dengan mudah menembus dentin yang memiliki pori-pori mikro. Sinus paranasalis meliputi sinus maxillaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, dan sinus sfenoidalis. Sinus maxillaris adalah salah satu dari sinus paranasalis yang berbentuk rongga, celah, atau saluran di antara tulang-tulang di sekitar area hidung.

 

Penyebab Sinusitis

Ketika aliran udara ke sinus terganggu, infeksi sinus terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh pembengkakan pada lapisan jaringan hidung atau jaringan di sekitarnya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan alergi atau iritasi, seperti paparan asap rokok, penggunaan semprotan hidung yang berlebihan, atau kokain. Selain itu, tumor atau pertumbuhan abnormal yang terletak dekat dengan pembukaan sinus juga dapat menyebabkan sinus tersumbat. Peradangan dan pembengkakan yang terjadi pada lapisan hidung dan sinus dikenal sebagai sinusitis. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh reaksi alergi atau infeksi virus, yang menyebabkan sinus mengeluarkan lebih banyak lendir.Ketika lendir berlebihan, ia dapat menumpuk dan menyumbat saluran hidung. Ini menciptakan lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme lain, yang pada akhirnya akan menyebabkan infeksi.

Virus flu sering menyebabkan sinusitis akut, tetapi beberapa faktor dapat menyebabkan sinusitis kronis, seperti:

  • Alergi, seperti rhinitis alergi, dapat menyumbat saluran sinus.
  • Polip hidung adalah pertumbuhan massa atau jaringan di hidung yang dapat menyumbat saluran sinus.
  • Infeksi virus dan bakteri di saluran pernapasan dapat menyebabkan lapisan sinus menebal dan menghambat saluran hidung.
  • Cystic fibrosis adalah kelainan genetik yang menyebabkan lendir menjadi mengental, menumpuk, dan menyumbat saluran tubuh, terutama yang terletak di saluran pernapasan dan pencernaan.
  • Kondisi medis tambahan, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh.

 

Odontogen pada Sinusitis Maxillaris

Sinus, “ruang udara” di sekitar tulangan tengkorak di pipi, belakang, dan atas mata dan hidung. Sinus ini memiliki selaput lendir yang menghasilkan cairan yang membersihkan udara yang kita hirup dari kuman dan benda asing lainnya. Antara ujung akar gigi rahang atas dan bagian dalam sinus hanya terpisah oleh lapisan tulang yang tipis. Saraf yang membawa sinyal nyeri dari gigi ke otak terhubung dengan saraf yang mengalir melalui sinus dan melewati akar gigi. Di bagian atas rahang atas, di belakang gigi belakang di setiap sisi, terletak sinus maxillaris, rongga piramida berisi udara.

Sinus ini ditampilkan pada radiografi sebagai area yang tidak terlihat (radiolusent) yang dikelilingi oleh garis-garis tipis yang lebih jelas. Dinding atas, bawah, depan, dan belakang sinus maxillaris dapat dengan jelas diamati melalui radiografi cephalometric. Secara anatomis, gigi premolar dan molar atas berhubungan dengan sinus maksilaris, yang meningkatkan risiko perforasi sinus. Ini karena dasar sinus maksilaris terletak dekat dengan lokasi tumbuhnya gigi premolar kedua dan gigi molar pertama dan kedua, dan dalam beberapa kasus, gigi tersebut dapat tumbuh ke dalam rongga sinus dan hanya tertutup oleh mukosa.

Infeksi dapat menyebar ke mukosa sinus melalui pembuluh darah atau limfe. Infeksi yang berasal dari gigi seperti karies, granuloma, impaksi, periodontitis apikalis, abses periapikal, gangren radix, dan kista radikuler dapat menyebabkan sinusitis maksilaris. Biasanya, area radiolusen yang berbentuk konveks (bulat) dengan batas yang jelas dan homogen menunjukkan infeksi odontogen ini pada radiograf panoramik. Akibat pembesaran dan penyebaran massa jaringan lunak, infeksi ini dapat menekan, menyebabkan atrofi, dan erosi pada tulang. Ini dapat menyebabkan penurunan densitas tulang dan kadang-kadang pengapuran pada perifer.

 

Sumber: kemenkes


artikel-2024-09-06T132934.957.png

Infeksi atau peradangan di area tenggorokan disebut faringitis. Mulut dan hidung terhubung ke paru-paru melalui tenggorokan. Faringitis adalah salah satu jenis infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang mencakup infeksi pada tenggorokan, hidung, dan paru-paru yang gejalanya tidak berlangsung lebih dari empat belas hari. Faringitis biasanya meningkat pada musim dingin atau musim hujan. Penyakit ini dapat menular melalui sekret pernapasan dan memerlukan waktu inkubasi antara dua hingga lima hari. Infeksi paling umum terjadi selama fase akut. Kontak langsung dengan penderita, paparan terhadap polusi dan asap rokok, dan riwayat alergi terhadap debu, bulu binatang, dan suhu dingin adalah beberapa risiko terkena faringitis.

Selain itu, memiliki riwayat sinusitis dan sering berada di tempat yang kering juga dapat menyebabkan faringitis. Virus biasanya menyebabkan faringitis akut, yang memiliki gejala yang mirip dengan flu. Sebagai wabah epidemi, penyakit ini sering muncul dengan gejala seperti hidung tersumbat, demam ringan, batuk, perubahan suara, sakit kepala, dan nyeri otot. Sebaliknya, faringitis bakterial biasanya ditandai dengan demam tinggi yang tiba-tiba disertai dengan menggigil, nyeri saat menelan yang parah, dan kesulitan menelan. Selain itu, gejala virus yang umum jarang muncul. Fasingitis biasanya bersifat self-limiting, atau dapat sembuh sendiri.

Namun, komplikasi mungkin sudah ada jika gejala bertahan lebih dari satu minggu dan disertai dengan demam, pembengkakan kelenjar getah bening, atau ruam kulit. Demam rematik (yang menunjukkan peradangan pada sendi dan kerusakan katup jantung) dan peradangan ginjal (seperti glomerulonephritis akibat infeksi streptokokus) adalah beberapa komplikasi faringitis yang dapat terjadi. Mungkin untuk mencegah faringitis dengan menghindari penyebab dan pemicunya. Menjalani gaya hidup bersih dan sehat sangat penting untuk mencegah hal-hal terjadi. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah makan, batuk atau bersin, dan menggunakan toilet adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan setiap hari.

Selain itu, sangat penting untuk menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang kotor; batuk, menutup mulut dan hidung dengan tisu atau tangan; tidak berbagi makanan atau minuman dengan orang yang menderita faringitis; dan menghindari merokok dan asap rokok.

 

Diagnosis dan Pemeriksaan Faringitis

  • Untuk mendiagnosis suatu penyakit, proses dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dan anamnesis dapat menunjukkan berbagai gejala, seperti sakit tenggorokan, pusing, demam, dan limfadenitis, serta kadang-kadang mual, kelelahan, kemerahan pada kulit (ruam), dan nyeri perut. Selain itu, kemerahan pada dinding saluran pernapasan dan demam yang mungkin lebih tinggi dari 38,5°C dapat ditemukan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, rasa sakit saat menelan, batuk, dan suara serak ketika peradangan mencapai pita suara
  • Pemeriksaan THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) dilakukan untuk mengevaluasi kondisi tenggorokan, terutama untuk menemukan kemerahan atau pembengkakan pada faring. Ini penting untuk memastikan apakah seseorang menderita faringitis atau tidak.
  • Kultur swab adalah pemeriksaan standar untuk memastikan gejala klinis dan diagnosis infeksi bakteri GAS. Mereka memiliki sensitivitas 90-95 dan spesifisitas 97-100.lam mengidentifikasi bakteri GAS, memastikan bahwa pemeriksaan kultur dilakukan sesuai prosedur.
  • Pengujian Deteksi Antigen Cepat (RADT) memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar satu hari atau lebih, untuk memperoleh hasil. Metode ini menggunakan alat dipstick yang mengambil sampel dari eksudat atau sekret di tonsil atau orofaring bagian belakang untuk mengidentifikasi antigen dari virus atau bakteri di tenggorokan.
  • Titer antistreptolysin O adalah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang mungkin mengalami komplikasi supuratif yang disebabkan oleh infeksi streptococcus grup A.
  • Skoring McIsaac adalah metode sederhana untuk mendiagnosis faringitis yang disebabkan oleh streptococcus grup A. Ini memeriksa beberapa gejala dan tanda klinis, seperti suhu tubuh di atas 38° Celcius, pembengkakan atau eksudat pada tonsil, pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian depan, dan batuk. Selain itu, skoring ini menambahkan nilai tambahan untuk kelompok usia pasien.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-1-1.png

Abcess adalah kumpulan nanah yang menyakitkan yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses preaurikular adalah komplikasi dari kelainan bawaan yang disebut sinus preaurikular. Sinus preaurikular, juga disebut fistula preaurikular, adalah kelainan jinak pada jaringan lunak di area depan daun telinga, tepatnya di margin anterior heliks. Kondisi ini biasanya terjadi di satu sisi (unilateral), tetapi jika terjadi di kedua sisi, biasanya disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan secara tidak lengkap dari autosom dominan. Proses penggabungan tuberkel pertama dan kedua arkus brankial gagal, yang menyebabkan kelainan ini.

Sebagian besar sinus preaurikular tidak membutuhkan pengobatan dan tidak menunjukkan gejala. Namun, jika terjadi infeksi, pengobatan yang tepat harus diberikan segera. Karena kelainan ini seringkali tidak menunjukkan gejala, pasien mungkin tidak mengetahui bahwa mereka menderita kelainan hingga terjadi obstruksi dan infeksi. Infeksi yang tidak diobati dengan cepat dan tepat dapat menyebabkan abses atau keluarnya nanah. Jika dibiarkan, ini dapat berkembang menjadi sepsis atau infeksi kronis.

 

Penyebab Abses Sinus Preaurikuler Sinistra

Pada minggu keenam kehamilan, daun telinga mulai terbentuk. Sinus preaurikular, lubang atau celah di depan daun telinga, dapat disebabkan oleh faktor genetik yang menyebabkan perkembangan telinga luar tidak sempurna. Kecuali sinus preaurikular terinfeksi, biasanya tidak menunjukkan gejala. Sel epitel, yang memiliki kemampuan untuk membentuk kista, melapisi sinus preaurikular. Kista ini dapat menginfeksi dan menyebabkan abses preaurikular.

Bakteri Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum dari infeksi ini, diikuti oleh Streptococcus, Proteus, dan Peptococcus. Infeksi ini dapat menyebabkan nyeri, iritasi, pembengkakan, dan cairan di area preaurikular. Pada akhirnya, celah dapat tersumbat, menyebabkan nanah menumpuk dan terbentuk abses. Selain itu, selama masa kehamilan, saraf di dalam telinga dan alat pendengaran berkembang bersamaan dengan telinga luar. Karena itu, kelainan pada telinga dalam, seperti ketulian, dapat disertai dengan kelainan pada telinga luar.

 

Faktor Risiko Abses Sinus Preaurikuler Sinistra

  • Berbagai kelainan bentuk tengkorak dan wajah dapat ditemukan dalam keluarga yang memiliki sinus preaurikular. Sindrom brankiootorenal, sindrom Beckwith-Wiedemann, disostosis mandibulofasial, displasia okuloaurikulovertebra, dan kelainan kromosom lainnya adalah beberapa contoh kelainan ini.
  • Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi propiltiourasil (PTU), yang digunakan untuk mengobati hipertiroidisme, selama kehamilan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kelainan bawaan pada sistem saluran kemih pada janin, seperti kista ginjal atau pembesaran ginjal.
  • Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi sinus preaurikular antara pria dan wanita. Namun, wanita lebih cenderung mengalami abses preaurikular, yang mungkin terkait dengan penggunaan kosmetik dan makeup yang dapat meningkatkan risiko infeksi.

 

Gejala-gejala

Gejala yang umum termasuk:

  • Pembengkakan di depan telinga
  • Sakit telinga yang kembali
  • Keluarnya cairan dari lubang depan telinga
  • Gatal pada telinga
  • Kemerahan di telinga
  • Rasa nyeri di kepala
  • Demam

Infeksi sinus preaurikular cenderung lebih sering terjadi setelah terinfeksi. Ini karena sisa bakteri yang ada di lubang dan kemungkinan infeksi yang lebih besar. Karena mayoritas orang di seluruh dunia lebih banyak menggunakan tangan kanan, absesi sering terjadi pada telinga sebelah kanan.

 

Diagnosis

Sebagian besar, diagnosis absces preaurikular tergantung pada tanda-tanda dan gejala yang muncul. Pada kasus yang berulang, pemeriksaan laboratorium seperti kultur bakteri dan uji sensitivitas antibiotik biasanya dilakukan. Kecuali jika ada abses atau sinus di tempat yang tidak biasa atau jika ada kecurigaan kelainan lain, pemeriksaan radiologi biasanya tidak diperlukan. Mereka yang memiliki abses atau sinus preaurikular mungkin memiliki masalah bawaan lainnya, seperti masalah pendengaran atau masalah ginjal. Karena itu, mereka harus menjalani pemeriksaan tambahan untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah bawaan lainnya. Diagnosis abces preaurikular sering salah karena jerawat, infeksi folikel rambut, infeksi lain seperti tuberkulosis, atau kondisi bawaan seperti kista dermoid atau kista sebasea.

 

Pencegahan

Kelainan bawaan yang tidak dapat dicegah adalah pembentukan sinus preaurikular. Namun, dengan menjaga area tersebut bersih, infeksi yang dapat menyebabkan abses preaurikular dapat dihindari. Menurut beberapa penelitian, pengangkatan sinus preaurikular yang tidak menunjukkan gejala dapat dilakukan untuk menghindari infeksi dan abses di masa depan. Prosedur ini memerlukan pembiusan umum dan dilakukan oleh dokter bedah THT atau kepala dan leher yang berpengalaman.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-09-04T100804.065.png

Ketidakmampuan insulin untuk menghasilkan respons biologis normal pada konsentrasi yang efektif pada individu normal dikenal sebagai resistensi insulin. Ini adalah istilah pertama yang digunakan untuk menggambarkan gangguan metabolik yang disebabkan oleh berkurangnya respons seluler terhadap sinyal insulin, terutama pada jaringan yang bergantung pada insulin. Resistansi ini dapat terjadi di berbagai tingkat seluler, termasuk pre-reseptor, reseptor, dan post-reseptor. Autoantibodi anti-reseptor atau molekul tidak biasa lainnya dapat menyebabkan masalah pada pre-reseptor. Jumlah reseptor insulin yang tersedia juga dapat berkurang jika terjadi mutasi pada gen yang mengkode reseptor insulin. Penurunan afinitas dan sensitivitas reseptor terhadap insulin dapat menyebabkan gangguan pada tingkat reseptor.

Kerugian pada jalur post-reseptor, terutama gangguan pada jalur sinyal insulin (jalur sinyal insulin), adalah penyebab utama resistensi insulin. Kerusakan ini menghentikan translokasi GLUT-4, yang diperlukan sel untuk mengambil glukosa dari darah. Akibatnya, kemampuan sel untuk mengambil glukosa dari darah berkurang. Diabetes melitus, yang memiliki tingkat keparahan dan angka kematian yang tinggi, adalah penyebab utama resistensi terhadap insulin. Ini adalah kondisi medis di mana ada masalah dengan jalur sinyal insulin yang menyebabkan respons sel terhadap hormon insulin terganggu. Ketika insulin tidak dapat mengikat reseptornya dengan benar, fosforilasi tirosin terjadi, yang menghentikan aktivasi insulin receptor substrate-1 (IRS-1).

Jika aktivasi ini gagal, ekspresi Glucose transporter-4 (GLUT-4) pada membran sel otot rangka berkurangan. Akibatnya, sel menyerap lebih banyak glukosa dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Adenosin 5’-monophosphate-activated protein kinase (AMPK) dapat diaktifkan melalui aktivitas fisik yang teratur, konsisten, dan intensitas yang tepat. Ini memungkinkan vesikel yang mengandung GLUT-4 untuk dipindahkan ke permukaan sel tanpa harus mengikat insulin pada reseptornya. oleh karena itu, ekspresi GLUT-4

 

Resistensi Insulin

Insulin adalah hormon anabolik yang biasanya merangsang peningkatan cadangan energi di berbagai jaringan sasaran, termasuk sel otot rangka. Ini mengaktifkan masuknya glukosa ke dalam sel, meningkatkan metabolisme glukosa, pembentukan glikogen, dan juga meningkatkan penyerapan asam amino untuk membantu sintesis protein.

 

Latihan Fisik

  • Latihan fisik adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berulang, dan bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan. Latihan fisik adalah bagian dari aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur, berkelanjutan, dan bertahap, tidak hanya sesaat. Tujuan latihan fisik termasuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran, performa, dan prestasi, serta bersantai atau mengembangkan hobi. Volume latihan juga disesuaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Ini adalah dasar untuk menentukan jumlah latihan yang tepat. Seberapa sering Anda berolahraga dalam seminggu disebut sebagai frekuensi latihan. Untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan, dan kelenturan tubuh, Anda cukup berolahraga tiga kali seminggu.
  • Berapa lama latihan berlangsung (dalam bulan atau minggu) dan berapa lama tiap sesi latihan (dalam menit). Durasi, intensitas, dan frekuensi latihan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Latihan intensitas rendah dapat membutuhkan waktu lebih lama, tetapi latihan intensitas berat biasanya berlangsung antara lima belas hingga dua puluh menit. Ada bukti bahwa latihan yang dilakukan secara teratur selama enam hingga delapan minggu memberikan hasil yang signifikan.
  • Latihan interval, juga dikenal sebagai latihan interval, adalah pergantian antara fase kerja dan istirahat; fase istirahat dibagi menjadi istirahat aktif dan istirahat pasif.
  • Jenis latihan berbeda berdasarkan metabolisme otot dan penggunaan oksigen sebagai sumber energi, seperti latihan aerobik dan anaerobik; jenis latihan lainnya termasuk resistensi, isometrik, dan isotonic.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-09-03T102840.436.png

Bayi sangat halus dan sensitif. Masa bayi dari usia 0 hingga 12 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat, serta perubahan kebutuhan gizi yang terus-menerus. Penyakit di rongga mulut dapat menyerang orang dewasa, balita, dan anak-anak. Sangat penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan dan kebersihan mulut balita, karena mulut mereka belum sekuat mulut orang dewasa. Akibatnya, masalah mulut lebih sering muncul pada balita dan membutuhkan perhatian tambahan. Infeksi jamur candida menyebabkan kondisi yang disebut candidiasis, yang tidak hanya menyerang kulit bayi tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti mulut, area genital, bahkan masuk ke aliran darah.

Kondisi ini dapat terjadi pada bayi dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama wanita dan bayi. Ibu harus tahu gejala candidiasis bayi mereka agar dapat diobati segera. Misalnya, infeksi candida di mulut dapat menyebabkan bercak putih di mulut dan lidah bayi. Selain itu, gusi dapat membengkak dan luka di sekitar mulut dapat terjadi. Candida yang menginfeksi kulit biasanya menyebabkan ruam merah yang gatal dan perih.

Cuaca yang panas, penggunaan pakaian yang terlalu ketat, kurangnya kebersihan kulit, dan kurangnya sistem kekebalan tubuh adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan candidiasis pada anak. Kebersihan yang kurang terjaga sering menjadi penyebab utama infeksi candida di mulut atau kerongkongan. Untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk candidiasis, sangat penting untuk memprioritaskan kebersihan dan perawatan yang baik pada anak-anak.

 

Penyebab Jamur pada Mulut Bayi

Jamur Candida albicans biasanya ada di mulut manusia, tetapi beberapa hal dapat menyebabkan pertumbuhan jamur yang berlebihan pada bayi, seperti:

  • Sistem kekebalan tubuh bayi yang baru lahir atau di bawah enam bulan belum sepenuhnya berkembang. Akibatnya, tubuh mereka kurang melawan infeksi dan rentan terhadap infeksi jamur di mulut. Kekurangan gizi pada bayi dan anak-anak juga merupakan faktor risiko infeksi jamur. Kurang nutrisi yang diperlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki sel-sel tubuh adalah penyebabnya.
  • Jika bayi diberi antibiotik karena sakit seperti batuk atau infeksi saluran kemih, pertumbuhan jamur di mulutnya dapat tidak terkendali. Ini karena antibiotik dapat mengganggu keseimbangan jamur di mulut, menyebabkan oral thrush.
  • Bayi yang minum susu formula atau ASI dari botol bisa lebih rentan terhadap infeksi jamur mulut jika dot yang digunakan kotor atau terkontaminasi jamur. Namun, bayi yang langsung menyusu pada puting payudara yang terinfeksi jamur Candida albicans juga bisa mengalami infeksi serupa.
  • Bayi baru lahir dapat mengalami infeksi jamur di mulutnya selama proses kelahiran. Ini jarang terjadi, tetapi bayi lebih rentan terkena jika ibunya sebelumnya pernah mengalami infeksi jamur pada vagina saat melahirkan.

 

Gejala Infeksi Jamur pada Mulut Bayi

  • Tanda-tanda yang muncul dapat membantu ibu mengetahui apakah bayinya menderita infeksi jamur di mulut. Beberapa tanda yang paling umum adalah lidah bayi berwarna putih atau bercak putih yang sulit dihilangkan bahkan setelah dibersihkan dengan lembut menggunakan lap atau kasa. Bercak putih ini dapat ditemukan di langit-langit mulut, bibir, pipi, dan gusi.
  • Bayi mengalami peradangan atau retak di bibirnya, menolak untuk menyusui atau makan, menjadi rewel atau menangis sering, dan mengalami demam. Ini biasanya terjadi ketika infeksi jamur telah masuk ke kerongkongan.

 

Cara Mengatasi Jamur Pada Mulut Bayi

Setiap ibu harus mengunjungi dokter jika anak mereka menunjukkan gejala infeksi jamur, terutama jika menyebabkan ketidaknyamanan saat menyusui. Namun, infeksi jamur pada mulut bayi biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu. Dokter biasanya memberikan obat anti jamur dalam bentuk gel atau tetes. Selama sepuluh hari, atau sesuai anjuran dokter, obat ini dioleskan ke lidah bayi dengan cotton bud beberapa kali. Bunda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan bahan alami sebagai pengganti obat antijamur, tetapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memberikannya anak Anda.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-1.png

Diabetes memiliki risiko lebih besar untuk komplikasi luka pada kaki. Tingkat HbA1c, kelebihan berat badan, neuropati sensorik, kalus, pola makan, aktivitas fisik, perawatan kaki, dan keyakinan spiritual adalah beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan luka kaki diabetes. Jumlah luka kaki diabetes yang tinggi mendorong perawat untuk memainkan peran penting dalam mencegah ulangan penyakit ini. Penting untuk mengenali dan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan kembalinya luka pada kaki akibat diabetes.

Jumlah waktu yang dihabiskan untuk menderita diabetes, kelebihan berat badan, pola makan, perawatan kaki, kontrol kadar gula darah (HbA1c), tingkat aktivitas fisik, aspek spiritual, neuropati sensorik, dan keberadaan kalus adalah beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab ulangan luka kaki diabetes. Risiko mengalami komplikasi serius seperti kecacatan dan amputasi dapat meningkat jika diagnosis awal ditunda. Diabetes memiliki efek yang signifikan pada kaki mereka, dengan risiko amputasi ekstremitas bawah antara lima belas dan lima puluh kali lebih tinggi pada mereka yang menderita diabetes. Tingkat kematian pasien yang mengalami amputasi kaki sangat tinggi; 14,3% meninggal dalam satu tahun setelah amputasi dan 37 persen dalam tiga tahun.

 

Faktor Penyebab

  • Luka kaki diabetes lebih umum pada penderita diabetes kronis karena kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi ini.
  • Hiperglikemia dapat terjadi karena kadar gula darah yang tidak terkendali akibat pola makan yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan jalur sorbitol bekerja lebih keras dalam metabolisme glukosa. Dalam situasi ini, arteriosklerosis dapat muncul di area kaki. Fungsi otot kaki dapat dipengaruhi oleh masalah arteri. Kesemutan, ketidaknyamanan, dan kematian jaringan semuanya dapat disebabkan oleh penurunan pasokan darah. Kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan gangren di ekstremitas. Akibatnya, diabetes dapat menyebabkan luka pada kaki.
  • Obesitas meningkatkan risiko diabetes. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan produksi insulin atau penurunan sensitivitas terhadap insulin, yang disebut resistensi insulin. Orang yang mengalami obesitas memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi karena kekurangan kuantitas dan kualitas sel beta pulau Langerhans untuk memproduksi insulin.
  • Hasil pemeriksaan neuropati sensorik menunjukkan bahwa kondisi ini adalah penyebab utama luka pada kaki pasien diabetes. Selama pengujian sensitivitas, kebanyakan pasien mengatakan mereka tidak dapat merasakan sensasi seperti kebas atau tidak dapat membedakan rasa nyeri di kaki mereka. Selain itu, mereka menyatakan bahwa kebebasannya membuat mereka tidak waspada saat beraktivitas. Kebas di kaki juga dapat menghambat aliran darah ke area tersebut, meningkatkan risiko trauma atau luka yang tidak disadari pasien. Trauma ini dapat secara signifikan mempengaruhi risiko luka diabetes pada kaki.
  • Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kalus pada kaki penderita diabetes adalah penyebab utama luka. Kalus terjadi karena kulit menjadi tebal dan keras di area bantalan telapak kaki. Pasien takut untuk mengatasi kalus sendiri karena takut akan semakin tebal jika tidak diatasi. Luka pada kaki lebih mudah terjadi jika kaki terkena tekanan berulang. Selain itu, banyak responden yang tidak menggunakan alas kaki saat berjalan atau menggunakan alas kaki yang terlalu sempit. Penggunaan alas kaki yang tidak tepat meningkatkan risiko luka. Salah satu cara untuk mengurangi kallus adalah dengan menipiskannya; tidak menipiskannya meningkatkan risiko luka pada kaki penderita diabetes.
  • Sebagian pasien terus menghindari konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Hal ini terjadi karena mereka tidak tahu jenis buah apa yang aman untuk penderita diabetes melitus dan karena mereka juga sering mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat.
  • Karena malas, kelelahan, kesibukan pekerjaan, dan keyakinan bahwa aktivitas sehari-hari seperti menyapu atau mengepel sudah cukup, orang jarang berolahraga. Berolahraga secara teratur, bagaimanapun, telah terbukti dapat meningkatkan aktivitas insulin dan mengontrol gula darah, mencegah tekanan darah tinggi, dislipidemia, nekrosis jaringan, dan mengurangi risiko aterosklerosis dan kesemutan.

 

Sumber: Kemenkes


Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.