Mengenal Infeksi Odontogen: Penyebab Tersembunyi Sinusitis Maxillaris yang Harus Diwaspadai!

artikel-2024-09-09T092336.560.png

Infeksi hidung (rinogen) atau gigi (odontogen) dapat menyebabkan sinusitis. Infeksi gigi dapat mempengaruhi sinus maksilaris karena antrum maksila dan gigi rahang atas terhubung secara anatomi. Anatomi molar pertama, molar ketiga, premolar pertama dan kedua, dan caninus adalah yang paling dekat dengan sinus maksilaris. Infeksi odontogenik dapat menyebar melalui jaringan fasial, meningkatkan risiko sepsis, komplikasi saluran napas (seperti angina Ludwig dan abses retropharyngeal), dan infeksi abses leher yang 49,1% disebabkan oleh infeksi ini, meskipun biasanya tidak mengancam nyawa.

Infeksi biasanya dimulai di permukaan gigi karena karies gigi yang telah mendekati ruang pulpa. Kemudian proses ini dapat berkembang menjadi pulpitis dan akhirnya nekrosis pulpa gigi. Infeksi gigi dapat terjadi secara lokal atau cepat menyebar. Bakteri dapat masuk ke dalam ruang pulpa gigi ketika gigi menjadi nekrosis dan mencapai apeksnya. Foramen apikalis pada pulpa gigi dapat memungkinkan pulpa yang terinfeksi untuk drainase. Selanjutnya, infeksi dapat menyebar secara bertahap ke area yang mengalami nekrosis atau jaringan lain yang dekat dengan gigi. Abses dapat terbentuk karena infeksi odontogen yang disebabkan oleh gigi yang nekrosis.

Abses ini terbagi menjadi dua kategori: infeksi ringan, yang biasanya memiliki hasil yang baik, dan infeksi berat, yang biasanya memiliki hasil yang buruk. Infeksi ini dapat fatal jika tidak ditangani. Penjalaran infeksi berat termasuk osteomielitis, abses perimandibular, dan phlegmon dasar mulut. Di sisi lain, serous periostitis, abses subperiosteal, abses submukosa, abses subgingiva, dan abses subpalatal adalah contoh penjalaran infeksi ringan. Infeksi pada jaringan periodontal atau perikoronal disebut infeksi odontogenik. Ini dapat terjadi sebagai infeksi primer atau sekunder, dan dapat disebabkan oleh trauma atau infeksi setelah prosedur bedah.

Karies gigi, proses demineralisasi email, biasanya menyebabkan infeksi odontogenik. Infeksi karies dapat dengan mudah menembus dentin yang memiliki pori-pori mikro. Sinus paranasalis meliputi sinus maxillaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, dan sinus sfenoidalis. Sinus maxillaris adalah salah satu dari sinus paranasalis yang berbentuk rongga, celah, atau saluran di antara tulang-tulang di sekitar area hidung.

 

Penyebab Sinusitis

Ketika aliran udara ke sinus terganggu, infeksi sinus terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh pembengkakan pada lapisan jaringan hidung atau jaringan di sekitarnya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan alergi atau iritasi, seperti paparan asap rokok, penggunaan semprotan hidung yang berlebihan, atau kokain. Selain itu, tumor atau pertumbuhan abnormal yang terletak dekat dengan pembukaan sinus juga dapat menyebabkan sinus tersumbat. Peradangan dan pembengkakan yang terjadi pada lapisan hidung dan sinus dikenal sebagai sinusitis. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh reaksi alergi atau infeksi virus, yang menyebabkan sinus mengeluarkan lebih banyak lendir.Ketika lendir berlebihan, ia dapat menumpuk dan menyumbat saluran hidung. Ini menciptakan lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme lain, yang pada akhirnya akan menyebabkan infeksi.

Virus flu sering menyebabkan sinusitis akut, tetapi beberapa faktor dapat menyebabkan sinusitis kronis, seperti:

  • Alergi, seperti rhinitis alergi, dapat menyumbat saluran sinus.
  • Polip hidung adalah pertumbuhan massa atau jaringan di hidung yang dapat menyumbat saluran sinus.
  • Infeksi virus dan bakteri di saluran pernapasan dapat menyebabkan lapisan sinus menebal dan menghambat saluran hidung.
  • Cystic fibrosis adalah kelainan genetik yang menyebabkan lendir menjadi mengental, menumpuk, dan menyumbat saluran tubuh, terutama yang terletak di saluran pernapasan dan pencernaan.
  • Kondisi medis tambahan, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh.

 

Odontogen pada Sinusitis Maxillaris

Sinus, “ruang udara” di sekitar tulangan tengkorak di pipi, belakang, dan atas mata dan hidung. Sinus ini memiliki selaput lendir yang menghasilkan cairan yang membersihkan udara yang kita hirup dari kuman dan benda asing lainnya. Antara ujung akar gigi rahang atas dan bagian dalam sinus hanya terpisah oleh lapisan tulang yang tipis. Saraf yang membawa sinyal nyeri dari gigi ke otak terhubung dengan saraf yang mengalir melalui sinus dan melewati akar gigi. Di bagian atas rahang atas, di belakang gigi belakang di setiap sisi, terletak sinus maxillaris, rongga piramida berisi udara.

Sinus ini ditampilkan pada radiografi sebagai area yang tidak terlihat (radiolusent) yang dikelilingi oleh garis-garis tipis yang lebih jelas. Dinding atas, bawah, depan, dan belakang sinus maxillaris dapat dengan jelas diamati melalui radiografi cephalometric. Secara anatomis, gigi premolar dan molar atas berhubungan dengan sinus maksilaris, yang meningkatkan risiko perforasi sinus. Ini karena dasar sinus maksilaris terletak dekat dengan lokasi tumbuhnya gigi premolar kedua dan gigi molar pertama dan kedua, dan dalam beberapa kasus, gigi tersebut dapat tumbuh ke dalam rongga sinus dan hanya tertutup oleh mukosa.

Infeksi dapat menyebar ke mukosa sinus melalui pembuluh darah atau limfe. Infeksi yang berasal dari gigi seperti karies, granuloma, impaksi, periodontitis apikalis, abses periapikal, gangren radix, dan kista radikuler dapat menyebabkan sinusitis maksilaris. Biasanya, area radiolusen yang berbentuk konveks (bulat) dengan batas yang jelas dan homogen menunjukkan infeksi odontogen ini pada radiograf panoramik. Akibat pembesaran dan penyebaran massa jaringan lunak, infeksi ini dapat menekan, menyebabkan atrofi, dan erosi pada tulang. Ini dapat menyebabkan penurunan densitas tulang dan kadang-kadang pengapuran pada perifer.

 

Sumber: kemenkes

Admin PERSI JATIM faradilla

Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.