Monkeypox Mengancam: Kenali Gejala dan Langkah Pencegahannya

Orthopoxvirus adalah penyebab penyakit menular cacar air. Virus cacar monyet ditemukan pertama kali pada tahun 1958 ketika lesi vesikular bernanah dari monyet yang dipenjara di Kopenhagen diisolasi. Cacar paling umum ditemukan di hutan hujan tropis di Afrika Tengah dan Barat. Orang-orang yang tinggal di dekat hutan berisiko terpapar infeksi subklinis. Namun, cacar monyet baru-baru ini muncul kembali, dan salah satunya terjadi di Indonesia. Monkeypox ini dapat menyebar dari hewan ke manusia atau dari manusia ke hewan ke manusia.
Penyakit cacar monyet berlangsung antara 6 hingga 13 hari, atau 5 hingga 21 hari. Hewan dapat menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang tertular, bersentuhan dengan darah dan cairan tubuh hewan yang tertular, berurusan dengan produk hewan yang tertular, atau memakan daging liar yang tertular. Proses masuknya virus bergantung pada jenis sel dan karakteristik virus. Ini terjadi setelah virus menempel pada permukaan sel dan berinteraksi dengan berbagai ligan virus dan reseptor seluler, seperti kondroitin sulfat dan heparan sulfat.
Fusi virus atau makropinositosis memungkinkan jalan masuk tambahan melalui membran sel. Infeksi virus Monkeypox pertama kali menyerang epitel mukosa faring dan saluran pernapasan setelah masuk ke dalam tubuh. Virus kemudian akan menyebar ke saluran limfatik, menyebabkan viremia primer. Kemudian virus akan menginfeksi organ limfoid lain dan kelenjar getah bening, seperti limpa, dan kemudian terjadi replikasi virus dan infeksi virus sekunder, yang menyebabkan kerusakan kulit dan organ tersier.
Gejala Cacar Monyet
Setelah masa inkubasi, gejala pertama dapat muncul secara umum, sistemik, atau nonspesifik. Demam, sakit kepala yang parah, nyeri punggung, nyeri otot, lemas, sakit tenggorokan, masalah bernapas, batuk berdahak atau tanpa dahak, kehilangan nafsu makan, dan menggigil adalah gejalanya. Ketika inang memasuki tahap invasi, gejala yang paling umum adalah demam. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di area leher, diikuti oleh ketiak dan selangkangan, muncul setelah penderita mengalami demam selama empat hingga lima hari. Pembengkakan ini dapat menjadi tanda khas infeksi virus MPX.
Diagnosis Cacar Monyet
Diagnosis banding klinis termasuk penyakit lain yang menunjukkan tanda-tanda ruam, seperti cacar, cacar air, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, sifilis, dan alergi obat. Salah satu gejala klinis yang membedakan cacar monyet dari jenis cacar lainnya adalah limfadenopati pada stadium prodromal. Monkeypox hanya dapat didiagnosis jika virusnya dapat dideteksi melalui berbagai tes yang dilakukan di laboratorium khusus.
Petugas medis harus mengumpulkan sampel yang tepat dan membawanya dengan aman ke laboratorium yang tepat jika dicurigai adanya monkeypox. Eksudat luka atau kasa berkrusta yang disimpan dalam tabung kering dan steril dan disimpan pada suhu dingin adalah sample yang ideal untuk diagnosis. Baik darah maupun serum dapat digunakan, tetapi seringkali tidak dapat disimpulkan karena waktu bertahan hidup virus yang singkat dalam darah dan faktor-faktor yang ada saat pengambilan sampel. Untuk menafsirkan hasil tes, sampel harus disertakan dengan data pasien seperti berikut:
- Perkiraan tanggal timbulnya demam.
- Tanggal timbulnya ruam.
- Tanggal pengambilan sampel.
- Kondisi orang tersebut saat ini (tahap ruam).
- Umur
Pencegahan Cacar Monyet
Faktor risiko penularan yang paling signifikan selama epidemi cacar monyet pada manusia adalah kontak dekat dengan pasien. Satu-satunya cara untuk mengurangi infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan memberi tahu orang apa yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan terhadap virus, karena tidak ada pengobatan atau vaksin khusus. Untuk menghentikan epidemi ini, pengawasan dan identifikasi kasus baru harus dilakukan dengan cepat:
- Mengurangi Kemungkinan Transmisi dari Hewan ke Manusia
Untuk mencegah penularan di wilayah endemis, upaya terbaik adalah menghindari tikus dan primata, menghindari kontak langsung dengan darah dan daging, dan memastikan daging matang sebelum dimakan. Saat menangani hewan yang sakit atau memiliki jaringan yang terinfeksi, serta saat menyembelih hewan, sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang sesuai harus dipakai. Menjaga kebersihan tangan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan sabun tangan beralkohol. - Mencegah Penularan dari Manusia ke Manusia
Hindari berhubungan dengan penderita cacar monyet atau bahan yang terkontaminasi. Saat merawat orang yang terkena dampak, harus dipakai sarung tangan dan peralatan pelindung. Mencuci tangan setelah menjenguk orang sakit adalah kebiasaan. Pasien harus dikarantina di rumah mereka atau di fasilitas medis.
Sumber: Kemenkes