artikel-1.png

Kesehatan mental adalah komponen penting dari kehidupan manusia, dan kualitas hidup seseorang dipengaruhi olehnya. Terapi dan konseling adalah cara untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Musik telah diakui sebagai salah satu cara alternatif untuk mengkomunikasikan dan mengatur emosi. Namun, pemahaman tentang fungsi musik dalam terapi dan konseling masih kurang. Akibatnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana musik dapat membantu kesehatan mental. Penelitian ini akan berfokus pada berbagai metode terapi musik, seperti pendekatan eksistensial dan logoterapi.

Penelitian tentang peran musik dalam meningkatkan kesehatan mental masih sangat penting untuk dilakukan. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa musik terapi memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesehatan mental. Namun, masih ada banyak pertanyaan yang harus dijawab, seperti bagaimana musik dapat membantu orang mengkomunikasikan emosi yang mungkin sulit diucapkan secara lisan dan bagaimana terapi musik dapat bekerja sama dengan metode terapi lainnya dengan baik.

 

Peran Musik dalam Meningkatkan Kesehatan Mental

Menurut teori psikoanalisis Sigmund Freud, struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga bagian utama: id, ego, dan super ego. Id adalah bagian tidak sadar dari kepribadian yang mendorong orang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, dan keinginan seksual. Ego adalah bagian sadar dari kepribadian yang membantu menyeimbangkan kebutuhan id dengan realitas sosial dan lingkungan sekitar. Super ego adalah bagian yang tidak sadar dari kepribadian yang membantu orang menyeimbangkan

  • Menurut teori psikoanalisis, kecemasan dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara id, ego, dan super ego seseorang. Terapi musik dapat membantu individu mengatasi kecemasan dengan meningkatkan kesadaran akan emosi mereka dan membantu mereka mencapai keseimbangan yang lebih sehat antara id, ego, dan super ego. Mereka juga dapat mengekspresikan emosi mereka melalui musik, yang memberikan saluran ekspresi yang aman dan terapeutik.
  • Berbagai jenis aktivitas yang berkaitan dengan musik, seperti memainkan instrumen, menyanyi, atau mendengarkan musik yang dipilih dengan sengaja, dapat menjadi cara bagi seseorang untuk mengungkapkan emosi yang sulit diungkapkan secara lisan. Hal ini juga dapat membantu mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka dan kesulitan yang mereka hadapi. Terapi musik dapat meningkatkan kesehatan mental secara menyeluruh dan membantu orang mengatasi stres dan kecemasan.
  • Musik digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kesehatan mental individu dalam berbagai situasi. Terapi musik bertujuan untuk membantu individu mengungkapkan emosi yang sulit diucapkan dengan kata-kata, seperti kesedihan, kemarahan, atau rasa sakit. Musik juga dapat memicu kenangan dan pengalaman, yang membantu individu mengeksplorasi perasaan mereka dan mencapai pemulihan psikologis.
  • Hubungan antara tiga bagian kepribadian—id, ego, dan super ego—dipengaruhi oleh teori psikodinamika. Id mencerminkan naluri alami dan dorongan primitif seseorang, dan ego berfungsi sebagai penengah antara id dan dunia luar. Super ego mewakili norma dan prinsip moral yang diinternalisasikan seseorang dari lingkungannya.
  • Musik digunakan dalam terapi musik untuk mengakses dan mengendalikan berbagai aspek kepribadian. Pengalaman musik yang mendalam membantu orang memahami dan mengatasi konflik dan masalah emosional yang berkaitan dengan identitas, ego, dan super ego mereka. Pada awal sesi terapi musik, terapis akan membangun hubungan yang positif dengan klien dan menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka untuk eksplorasi. Setelah itu, terapis akan meminta klien untuk memilih musik yang mencerminkan perasaan dan pengalaman pribadi mereka. Terapis kemudian akan membantu klien menggali makna dan emosi yang terkait dengan musik tersebut.

 

Sumber: Kemenkes


artikel.png

Di seluruh dunia, penyebab kematian paling umum adalah penyakit kardiovaskular. Angina, infark miokard, gagal jantung, kardiomiopati, karditis, irama jantung yang tidak normal, penyakit jantung bawaan, penyakit katup jantung, penyakit jantung rematik, hipertensi, aneurisme aorta, penyakit arteri perifer, penyakit tromboemboli, dan trombosis vena adalah penyakit jantung yang paling umum.Faktor risiko untuk penyakit jantung disebut faktor risiko primer dan sekunder.

Faktor risiko sekunder meliputi diabetes melitus, obesitas, diet, usia, jenis kelamin, etnis/ras, riwayat kesehatan sebelumnya, dan faktor psikologis. Faktor risiko primer adalah faktor risiko yang diteliti memiliki korelasi kuat dengan penyakit kardiovaskular, seperti merokok, hipertensi, dislipidemia, dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor risiko penyakit kardiovaskular juga dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Aktivitas fisik adalah salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Ada hubungan ilmiah yang panjang antara aktivitas fisik yang teratur dan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Banyak organisasi internasional terkemuka baru-baru ini telah mengakui betapa pentingnya berolahraga sebagai obat yang tidak hanya meningkatkan kesehatan seseorang tetapi juga membantu mencegah dan mengelola penyakit kardiovaskular. Organisasi-organisasi ini telah mengeluarkan seruan untuk membuat aktivitas fisik menjadi prioritas utama dalam program kesehatan mereka. Anda dapat melakukan berbagai jenis latihan fisik, seperti aerobik, seperti jalan kaki, jogging, berenang, dan kebugaran jasmani lainnya, seperti yoga, pilates, dan crossfit. Anda juga dapat melakukan latihan otot, seperti latihan kekuatan, kelenturan, keseimbangan, seni bela diri, dan lainnya.

Dalam sepuluh tahun terakhir, latihan ketahanan, juga dikenal sebagai latihan beban, telah menjadi salah satu olahraga yang paling disukai oleh masyarakat. Training resistensi adalah jenis latihan di mana otot dikontrak melawan suatu beban atau resistensi, baik itu menggunakan beban tubuh sendiri, alat berat, atau tali resistensi. Push-up, squat, dan olahraga menggunakan alat khusus seperti dumbel, barbel, mesin latihan, dan tali adalah beberapa bentuk latihan kekuatan. Latihan ini telah lama dikenal dapat meningkatkan kekuatan dan massa otot. Meskipun resistance training memiliki banyak manfaat, kebanyakan orang hanya menganggapnya untuk meningkatkan massa otot. Namun, penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara latihan kekuatan dan kesehatan jantung.

 

Resistance Training dan Kesehatan Jantung

Studi menunjukkan bahwa latihan kekuatan dapat meningkatkan fungsi kardiovaskular. Latihan ini tidak hanya melatih otot besar, tetapi juga dapat meningkatkan denyut jantung dan volume stroke, yang keduanya penting untuk menjaga kesehatan jantung. Penelitian telah menunjukkan bahwa pelatihan kekuatan dapat sangat membantu mengelola tekanan darah. Pada individu dengan hipertensi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, latihan ini terbukti menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.

 

Bagaimana mekanisme resistance training berpengaruh terhadap kesehatan jantung?

Salah satu cara latihan kekuatan mempengaruhi kesehatan jantung adalah melalui peningkatan massa otot dan metabolisme basal. Selain itu, latihan kekuatan juga dapat mempengaruhi profil lipid, yang sangat terkait dengan kesehatan jantung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa latihan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan mengurangi kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit jantung.

 

Tips Resistance training Yang Efektif

Resistance training yang berguna untuk kesehatan jantung mencakup hal-hal berikut:

  • Melakukan intensitas yang tepat: Studi menunjukkan bahwa latihan dengan intensitas moderat hingga tinggi meningkatkan kesehatan jantung lebih baik daripada latihan dengan intensitas rendah.
  • Kombinasi dengan latihan aerobik: Studi menunjukkan bahwa latihan kekuatan harus dilakukan dua atau tiga kali seminggu, dengan setidaknya satu set latihan untuk setiap kelompok otot utama. Durasi latihan dapat bervariasi, tetapi sekitar dua puluh hingga tiga puluh menit dapat memberikan manfaat yang signifikan.
  • Konsultasikan dengan profesional: Konsultasikan dengan pelatih pribadi atau profesional kebugaran jika Anda baru memulai atau memiliki kondisi kesehatan tertentu. Mereka juga dapat membantu Anda menentukan program latihan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan Anda. Mereka juga dapat berbicara tentang teknik yang tepat untuk menghindari cedera dan memastikan bahwa otot yang ditargetkan benar-benar terlibat.
  • Istirahat yang cukup: Beri diri Anda waktu yang cukup untuk beristirahat antara latihan dan setelahnya. Ini membantu tubuh Anda tetap fit dan mencegah kelelahan yang berlebihan.

Kita memahami dari uraian di atas bahwa ada banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa latihan ini dapat menguntungkan kesehatan jantung. Untuk tetap sehat, perlu diingat bahwa aktivitas fisik, seperti latihan kekuatan, tidak cukup untuk menjaga kesehatan jantung. Kita juga harus mengurangi faktor risiko, terutama yang dapat diubah, dan menjalani pola hidup yang lebih sehat.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-07-29T153837.626.png

Penyakit Thypoid disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi yang menyebabkan infeksi sistemik. Penderita penyakit ini sering mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kebersihan pribadi dan lingkungan, termasuk kebersihan perorangan yang buruk (biasanya mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar), kebersihan makanan, dan lingkungan kumuh, termasuk penyediaan air bersih yang kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran manusia yang tidak memenuhi standar kesehatan, dan perilaku masyarakat yang tidak ramah.

Salah satu penyakit yang mudah dicegah adalah demam tifoid, yang dapat dicegah dengan perubahan perilaku masyarakat dan ketersediaan fasilitas sanitasi yang baik. Penyebaran bakteri penyebab penyakit Tifoid dapat dikurangi dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Jangan terlalu dekat dengan orang sakit karena bakteri Salmonella Thypi mudah menyebar. Makanan dan minuman adalah media penularan yang paling umum.

 

Penyebab Demam Tifoid

Bakteri Salmonella Thypi dapat hidup di dalam tubuh seseorang dan dapat menyebar melalui sekret saluran nafas, urin, dan tinja. Waktu penyebarannya sangat beragam. Jika Salmonella Thypi berada di dalam air, es, debu, atau kotoran kering, ia dapat bertahan selama beberapa minggu. Bakteri dapat dihilangkan dengan mudah dengan klorinasi dan pasteurisasi pada suhu 630 °C.

 

Tanda dan Gejala Demam Tifoid

  • Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39 – 40 C
  • Sakit kepala
  • Lemah dan lelah
  • Nyeri otot
  • Berkeringat
  • Batuk kering
  • Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
  • Sakit perut
  • Diare atau sembelit
  • Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
  • Perut yang membengkak
  • Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, akan mengalami kondisi seperti: mengigau, berbaring lemah dengan mata setengah tertutup

 

Penularan Demam Tifoid

Infeksi tifoid melalui 5 F:

  • Makanan, termasuk makanan yang dikonsumsi dan didapati dari lingkungan yang tidak bersih, dapat menjadi sumber infeksi. Ini terutama benar jika kontaminasi terjadi karena pengolahan makanan yang tidak benar.
  • Penularan infeksi pada jari dapat terjadi jika jari tidak dicuci secara bersih setelah buang air kecil atau buang air besar.
  • Jika seseorang sudah terinfeksi bakteri typhoid, fomitus, yang muntahan dari penderita dapat menjadi cara lain untuk infeksi.
  • Lalat sangat menyukai untuk hinggap di tempat atau benda yang kotor, yang dapat menjadi sarang bakteri Salmonella Thypi. Lalat dapat membawa bakteri Salmonella Thypi ke makanan, menyebabkan kontaminasi.
  • Bakteri penyebab Tifoid banyak ditemukan dalam kotoran, kotoran, atau feses pasien Tifoid.

 

Komplikasi Demam Tifoid

Demam Tifoid dapat menyebabkan masalah serius pada sistem pencernaan, hati, jantung, dan sistem saraf jika tidak ditangani dengan baik. Dua komplikasi yang paling umum adalah pendarahan internal dalam sistem pencernaan dan perforasi usus, yang memungkinkan infeksi menyebar ke jaringan di sekitarnya.

 

Penanganan Demam Tifoid

  • Beristirahat dengan cukup
  • Bisakah suhu tubuh turun dengan kompres jika demam adalah 37,5 °C hingga 37,9°C Paracetamol diberikan pada suhu 38°C.
  • Berpakaian tipis dan bedrest
  • Tingkatkan asupan cairan Anda.
  • Penggunaan antibiotic

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2.png

Untuk membantu anak yang mengalami disfungsi sensori, okupasi terapis menggunakan teknik sensori integrasi untuk memaksimalkan pemahaman anak tentang lingkungannya. Untuk mencoba memperbaiki gangguan perkembangan, belajar, atau interaksi sosial, terapi sensori integrasi sering digunakan sebagai okupasi dan terapi pada anak dengan kondisi tertentu. Terapi sensori integrasi menunjukkan hasil yang baik untuk anak-anak dengan autisme dan retardasi mental ringan; terapi ini dapat mengoptimalkan sensori dan respons motorik anak. Terapi sensori integrasi dilakukan melalui pola permainan tertentu karena permainan melatih sensori anak untuk meningkatkan perkembangan mereka.

 

Tujuan Sensori Integrasi

Mengajarkan anak-anak untuk memperbaiki dan mengembangkan respons yang tepat dan spontan terhadap pengalaman lingkungan mereka akan meningkatkan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak didukung oleh sensori integrasi.

 

Siapa yang Memerlukan Sensori Integrasi

Terapi sensori integrasi dirancang untuk anak-anak dengan gangguan pemrosesan indrawi atau gangguan pemrosesan indrawi. Gangguan-gangguan ini termasuk:

  • Spektrum autisme
  • Gagal untuk fokus
  • Ketidakmampuan untuk memahami hal-hal umum atau tertentu
  • Cedera, penyakit, trauma
  • Problem dengan koordinasi perkembangan
  • Sulit untuk mengontrol suasana hati

 

Sensori Integrasi Melibatkan 7 Sistem Sensori

  • Indera tactile (sentuhan), yang memproses perasa dan peraba melalui kulit
  • Auditory (pendengaran), untuk secara langsung mengidentifikasi volume, nada, dan suara
  • Visual (penglihatan), untuk melihat dan membantu mengidentifikasi objek, menilai jarak dari orang lain, mengidentifikasi warna, dan tingkat cahaya
  • Olfactory (penciuman), untuk membedakan aroma
  • Gustatory, atau pengecapan, digunakan untuk mengidentifikasi rasa manis, asin, asam, atau pahit.
  • Vestibular, yang menunjukkan posisi tubuh dalam ruang gerak dan gravitasi Bumi, membantu anak mengetahui di mana mereka berada meskipun dalam kegelapan
  • Kesadaran tubuh manusia, yang terdiri dari input sensori otot dan sendi, memungkinkan mereka merasakan posisi tubuh mereka dan tingkat gaya yang diperlukan untuk beraktivitas.

 

Sensory Processing Disorder (SPD)

Gangguan persepsi sensorik pada anak-anak menyebabkan mereka bertindak berlebihan (hipersensitif) atau bahkan tidak memberi reaksi terhadap rangsangan (hiposensitif).

Contoh gejala gangguan pemrosesan sensori adalah sebagai berikut:

  • Menjadi sangat unik dalam hal makanan karena rasa atau teksturnya.
  • Reaksi lamban terhadap gerakan cepat, suara keras, atau cahaya terang.
  • Koordinasi motorik yang tidak sempurna
  • “Pemilih Makanan” ketika Anda mengalami muntah berlebihan.
  • Kurang memperhatikan lingkungan sekitar, seperti berlari di depan mobil, melompat ke air tanpa bisa berenang, dan menabrak dinding.
  • menunjukkan perilaku tertentu, seperti tidak senang berhubungan dengan orang lain, seperti memeluk, atau tidak suka berpakaian.
  • Tulisan tangan berkualitas rendah yang sulit dibaca.
  • Menggigit sesuatu yang tidak terkait dengan makanan.

 

Kondisi Anak yang Memerlukan Terapi Sensori Integrasi

Autisme, ADHD, Speech Delay ,Down Syndrom

 

Penerapan

  • Sensory Tactile
    • Menempelkan sikat khusus pada tubuh anak
    • Meronce
    • Bermain play dough, bola bergerigi
    • Bermain di atas pasir
    • Berjalan-jalan di rumput
    • Pendengaran sensori

Untuk anak hipersensitif, kombinasi musik keras dan lembut; untuk anak hiposensitif, musik keras dan lembut.

  • Penciuman dan pengecapan oleh indra

Menghindari bau yang tajam untuk anak-anak.

  • Visual dan Sensori

Anak-anak hipersensitif diberi distraksi dari banyak ke sedikit, sedangkan anak-anak hiposensitif diberi pilihan dari banyak ke sedikit.

  • Sensori Propioceptif
    • Menggerakkan kursi atau benda yang diberi beban
    • Merangkak atau merayap dengan beban di punggung
    • Mengangkat meja
  • Sensory Vestibular
    • Ayunan
    • Lompat dari trampolin
    • Keseimbangan antara dua kaki
    • Berjalan melalui titian

 

Perawatan Pasca Sensory Integrase

Supaya hasil terapi tetap bertahan, orang tua dapat membantu kelancaran terapi dengan mempraktikkannya di rumah.

 

Kesimpulan

  • Ketujuh sistem indera sensori memungkinkan seseorang menyeseuaikan diri dengan lingkungannya karena mereka memberi tahu mereka apa yang terjadi di luar.
  • Tidak semua anak mengalami perkembangan sensori yang sama, dan perbedaan dalam fungsi integrasi sensori untuk beberapa anak dapat berdampak pada cara mereka menjalani kehidupan sehari-hari.
  • Untuk mencapai perilaku adaptif, stimulasi sensori yang tepat diperlukan dalam aktivitas yang bertujuan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-1.png

Salah satu cara untuk memastikan tumbuh kembang bayi berjalan dengan baik adalah dengan memberi bayi dan anak makanan seperti Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah lahir selama minimal 1 jam, menyusui bayi secara eksklusif sampai dengan umur 6 bulan, dan mulai memberi bayi makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan usia 6 bulan.

Rendahnya ASI eksklusif dibandingkan dengan peningkatan pemberian susu formula menunjukkan bahwa orang tua bayi dapat dengan mudah membeli susu formula untuk bayi usia 0-6 bulan, dan ibu kurang tahu tentang ASI eksklusif, pekerjaan ibu, dan pengalaman menyusui ibu sebelumnya yang tidak memuaskan. Selain itu, orang tua bayi kurang mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya.

 

Resiko Pemberian Susu Formula Pada Bayi

Susu formula, atau sufor, adalah susu yang meniru komposisi ASI, tetapi tidak akan pernah menyamai keistimewaan ASI.

  • Terlalu encer susu menyebabkan kekurangan nutrisi dan terlalu kental menyebabkan kegemukan.
  • Pengganti ASI dengan susu formula mengganggu “bonding” karena susu formula tidak memperkuat kasih sayang ibu dan bayi.
  • Sementara kebersihan alat minum dan air untuk mengencerkan yang tercemar meningkatkan risiko penyakit infeksi seperti diare, infeksi telinga, dan peningkatan risiko kematian, susu formula tidak mengandung zat anti infeksi.
  • Ibu yang tidak menyusui lebih rentan terhadap anemia setelah melahirkan. Mereka juga lebih rentan terhadap kanker rahim, payudara, dan diabetes tipe 2.

 

Beberapa Dampak Susu Formula Untuk Bayi 0-6 Bulan

meningkatkan risiko asma, alergi, gangguan pernafasan akut, infeksi, obesitas, kencing manis, kekurangan gizi, dan gangguan pertumbuhan. Orang yang mengonsumsi susu formula lebih dari 100 g setiap hari memiliki risiko kegemukan tujuh kali lipat. Susu formula seharusnya memiliki zat gizi yang sebanding dengan ASI, tetapi umumnya, susu formula memiliki kandungan energi yang lebih tinggi daripada ASI.

Bayi berusia 0-6 bulan harus hanya minum air susu ibu (ASI), tanpa makanan lain, seperti air putih; ini disebut sebagai ASI eksklusif. Rekomendasi khusus dari dokter dan berdasarkan indikasi ibu dan bayi diperlukan untuk memberi bayi susu formula. Bayi yang sakit (seperti kelainan ankongenital, hipoglikemi, dehidrasi, dll.) dan ibu yang menderita beberapa kondisi, termasuk mengonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi kesehatan bayi dan ibu, adalah beberapa alasan untuk memberi susu formula ini.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-07-15T094929.803.png

Di seluruh dunia, hipertensi adalah penyakit tidak menular yang merupakan penyebab utama kematian prematur. Saat ini, diperkirakan bahwa sekitar 22% orang di seluruh dunia menderita hipertensi. Kurang dari 25% orang yang terkena mengendalikan tekanan darah mereka secara aktif. Di seluruh dunia, Afrika memiliki tingkat prevalensi hipertensi tertinggi, dengan 27% dari populasi. Asia Tenggara menempati posisi ketiga, dengan sekitar 25% dari populasi. Mengonsumsi garam yang berlebihan adalah salah satu penyebab tingginya tingkat hipertensi di Indonesia, dengan rata-rata 6,3 gram garam per hari.

Data ini tidak menghitung garam tambahan yang ditambahkan ke makanan jajanan seperti bakso, soto, mie goreng, dan makanan lainnya, serta garam yang digunakan dalam produksi industri. Selain itu, konsumsi makanan jajanan dan produk industri yang mengandung garam telah meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. Cara orang mengonsumsi garam berbeda di setiap wilayah Indonesia, tetapi umumnya di luar Pulau Jawa, orang Batak sering kali mengalami hipertensi karena konsumsi garam yang tinggi dalam makanan sehari-hari mereka. Mereka banyak mengonsumsi garam.

Hipertensi dapat disebabkan oleh konsumsi garam atau makanan yang mengandung banyak natrium. Asupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan pembuluh darah menyerap lebih banyak natrium, yang meningkatkan volume darah dan meningkatkan tekanan darah. Asupan natrium yang berlebihan juga dapat menyebabkan hormon natriouretik meningkat, yang tidak langsung meningkatkan tekanan darah. Orang mungkin lebih suka makan makanan yang banyak garam. Risiko ini dapat meningkat dan mendorong munculnya penyakit tidak menular.

 

Hipertensi pada Lansia

Hipertensi secara signifikan lebih umum pada kelompok usia 60-64 tahun, terutama pada wanita lanjut usia. Karena perempuan memasuki masa menopause setelah usia 45 tahun, mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi. Kesehatan kardiovaskular dapat terpengaruh oleh penurunan elastisitas pembuluh darah karena penurunan produksi estrogen selama menopause. Beberapa faktor, termasuk kurangnya aktivitas fisik, stres, sejarah keluarga, kebiasaan merokok, konsumsi makanan berlemak hewani yang tinggi, kurangnya serat, dan asupan natrium yang tinggi, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat keluarga, jenis kelamin, usia, dan pola konsumsi natrium tinggi adalah beberapa penyebab hipertensi. Tekanan darah seseorang meningkat secara bertahap atau tiba-tiba di atas nilai normal 140 mmHg dikenal sebagai hipertensi. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang dewasa, tetapi lebih sering terjadi pada orang tua karena pembuluh darah arteri mereka menjadi lebih kaku atau kurang elastis. Akibatnya, pembuluh darah tidak berfungsi dengan baik, menyebabkan tekanan darah meningkat.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, ginjal, jantung, sirkulasi, dan bahkan mengancam jiwa. Kelebihan lemak, kebiasaan merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik adalah faktor risiko utama hipertensi. Tekanan darah memainkan peran penting dalam peredaran darah tubuh manusia. Keseimbangan fisiologis tubuh dapat dipengaruhi oleh perubahan naik atau turunnya tekanan darah.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, ginjal, jantung, sirkulasi, dan bahkan mengancam jiwa. Kelebihan lemak, kebiasaan merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik adalah faktor risiko utama hipertensi. Tekanan darah memainkan peran penting dalam peredaran darah tubuh manusia. Keseimbangan fisiologis tubuh dapat dipengaruhi oleh perubahan naik atau turunnya tekanan darah.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-07-13T110613.015.png

Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi orang yang mengalami kanker. Mereka tidak hanya hidup lebih baik, tetapi olahraga juga membantu mereka sembuh. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan stamina dan kebugaran secara keseluruhan serta mengurangi risiko kekambuhan. Apakah seseorang yang menderita kanker harus berhenti melakukan hal-hal tertentu? Meskipun membatasi aktivitas disarankan, beristirahat terlalu lama di tempat tidur dapat berdampak buruk pada pasien. Studi terbaru menunjukkan bahwa olahraga, misalnya, tidak hanya dapat mencegah kanker pada orang yang sehat, tetapi juga dapat membantu pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

Kemoterapi adalah pengobatan utama kanker. Pada pasien kanker, pengobatan ini berdampak besar secara fisik dan psikologis. Kondisi medis pasien yang tidak memenuhi syarat untuk menerima kemoterapi sering membuat jadwal terapi yang telah direncanakan tertunda. Kelelahan adalah masalah umum bagi pasien kemoterapi, yang dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan mereka, seperti aktivitas fisik, kesehatan psikologis, interaksi sosial, dan stabilitas ekonomi.

 

Manfaat Berolahraga untuk Pasien Kanker

Banyak orang yang menderita kanker menghadapi masalah fisik dan psikososial selama dan setelah pengobatan, seperti kelelahan, risiko tinggi mengalami kesedihan, dan penurunan aktivitas dan fungsi fisik. Kesehatan pasien dan kualitas hidup mereka dapat sangat terpengaruh oleh dampak jangka panjang dari masalah ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker setelah diagnosis, dan penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik membantu kualitas hidup pasien kanker, mengurangi kelelahan dan distress, dan dapat meningkatkan kesempatan bertahan hidup bagi pasien kanker.

 

Mekanisme Latihan Fisik terhadap Kanker

Olahraga dan berbagai gerakan tubuh lainnya yang membutuhkan energi adalah contoh aktivitas fisik. Aktivitas ini sangat penting untuk kesehatan tubuh karena dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker dan membantu mencegah kanker. Penyakit yang dikenal sebagai kanker dicirikan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik secara lokal (invasi) maupun menyebar ke bagian tubuh lainnya (metastasis). Penelitian, terutama pada pasien kanker payudara, telah menjelaskan beberapa teori tentang mekanisme aktivitas fisik terhadap kanker.

  • Menurut teori hormonal, estrogen, yang berfungsi sebagai penyebab kanker payudara, meningkatkan pertumbuhan sel-sel epitel payudara. Ini berarti bahwa wanita yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi jika mereka memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Namun, aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi selama usia reproduksi dapat menurunkan kadar estrogen, sehingga juga menurunkan risiko kanker payudara, bahkan pada wanita menopause. Aktivitas fisik juga dapat menurunkan kadar estron, estradiol, dan androgen, yang merupakan prekursor estrogen.
  • Teori Imunitas mencatat bahwa latihan fisik teratur dan terprogram dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan yang kuat dapat meningkatkan jumlah dan fungsi sel Natural Killer, yang berperan penting dalam menekan pertumbuhan tumor. Dengan mengenali dan menghilangkan sel-sel abnormal, sistem kekebalan bisa secara efektif mengurangi risiko kanker.
  • Teori Inflamasi menunjukkan bahwa faktor inflamasi yang lebih tinggi, seperti C-reactive Protein (CRP), interleukin 6 (IL6), dan tumor necrosis factor (TNF), dan faktor anti-inflamasi yang lebih rendah, seperti adiponektin, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, persentase lemak tubuh yang tinggi, dan lingkar pinggang yang besar sering dikaitkan dengan tingkat adiponektin yang rendah. Jumlah adiponektin meningkat saat berolahraga, yang dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.

Akibatnya, aktivitas fisik membantu mengurangi risiko kanker payudara melalui regulasi hormonal, meningkatkan sistem kekebalan, dan mengurangi peradangan dalam tubuh.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-07-12T141809.121.png

Untuk memenuhi kebutuhan gizi dasar manusia, kegiatan makan adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Pola perilaku yang konsisten dihasilkan dari kebiasaan ini. Dengan kemajuan teknologi dan cara masyarakat berpikir lebih cepat, segala sesuatu menjadi lebih cepat. Fast food sering dipilih oleh remaja karena penyajiannya yang cepat, hemat waktu, dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja, harganya terjangkau, dan sesuai dengan selera remaja. Bagi generasi milenial dan anak muda, fast food juga dianggap sebagai makanan bergengsi dan gaya hidup. Jenis makanan instan mulai dari camilan hingga hidangan utama.

Makanan instan semakin populer di kalangan remaja karena jumlah kalori dan energi yang lebih tinggi. Remaja dapat mengonsumsi terlalu banyak energi, lemak, dan gula jika mereka mengonsumsi makanan instan. Makanan instan juga biasanya kurang serat dan tinggi sodium. Akibatnya, semakin banyak makanan instan yang dimakan oleh remaja, semakin besar kemungkinan mereka mengalami obesitas. Lebih dari 1,9 miliar orang dewasa di atas usia 18 tahun mengalami kelebihan berat badan, 600 juta di antaranya mengalami obesitas. Ini adalah sekitar 13% dari populasi dewasa, dengan prevalensi 11% pada pria dan 15% pada wanita.

Makanan siap saji adalah pilihan praktis dan cepat untuk menggantikan makanan rumahan, tetapi seringkali mengandung bahan tambahan seperti pengawet, penyedap, dan pemanis. Penggunaan berlebihan bahan tambahan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti keracunan, kerusakan pada syaraf, ginjal, hati, dan bahkan cacat bawaan. Remaja yang terlalu banyak mengonsumsi makanan siap saji tetapi tidak berolahraga cukup berisiko terkena diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, dan gangguan lemak darah. Karena makanan ini sering mengandung lemak yang dapat mengakumulasi dalam tubuh, konsumsi berlebihan juga dapat menyebabkan obesitas.

Bahaya ini tidak hanya berdampak pada kesehatan seseorang, tetapi juga berdampak pada lingkungan karena industri makanan siap saji menghasilkan lebih banyak limbah. Pengetahuan, pengaruh teman sebaya, kepraktisan, rasa yang enak, harga yang terjangkau, dan ketersediaan uang tunai adalah beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi makanan siap saji pada remaja. Pilihan makanan seseorang juga dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang nutrisi, karena memahami nutrisi akan membantu mereka memilih makanan yang memiliki zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik.

 

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi bagaimana seseorang mengonsumsi makanan cepat saji

  • Pengetahuan
    Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang remaja, termasuk pengetahuan tentang gizi, dapat memengaruhi perilaku mereka. Akses terhadap informasi, seperti perpustakaan sekolah, laboratorium komputer, dan ruang multimedia, seringkali dikaitkan dengan pengetahuan gizi remaja ini. Kurang pengetahuan tentang nutrisi dan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang kurang bergizi dapat menyebabkan remaja kekurangan asupan gizi.
  • Pengaruh Rekan
    Kebiasaan makan makanan cepat saji sangat dipengaruhi oleh peran teman sebaya. Remaja cenderung mendapatkan dukungan dari teman sebayanya untuk makan makanan ini, meskipun mereka sudah menyadari bahaya yang mungkin terjadi jika mereka melakukannya terlalu sering.
  • Remaja sering berkumpul di restoran cepat saji
    Mereka menemukan bahwa restoran ini adalah tempat yang bagus untuk bertemu dengan teman-teman, baik untuk melakukan tugas sekolah maupun sekadar berkumpul. Faktor utama yang menarik bagi mereka adalah suasana yang santai dan nyaman, desain interior yang menarik, dan ketersediaan wifi gratis. Hal ini menyebabkan remaja lebih sering pergi ke restoran cepat saji dan makan di sana.
  • Rasa makanan
    Remaja yang sering makan makanan cepat saji percaya bahwa itu enak, mudah didapat, dan dapat meningkatkan nafsu makan mereka. Karena tingginya kandungan minyak, gula, dan garam dalam makanan cepat saji, orang percaya bahwa mereka memiliki rasa yang sedap. Remaja menjadi kecanduan rasa gurih makanan cepat saji karena bahan tambahan seperti MSG, sodium, gula, lemak, dan lainnya.
  • Waktu terbatas
    Memiliki waktu yang terbatas membuat mahasiswa sangat membutuhkan makanan cepat saji. Akibatnya, mereka lebih suka memasak makanan instan yang praktis daripada mematuhi pedoman gizi yang seimbang. Ketika orang tua sibuk dengan pekerjaan dan tidak punya waktu untuk memasak, mereka sering mengandalkan makanan cepat saji. Orang tua bahkan sering mengajak anak-anak mereka makan di restoran sambil menghabiskan waktu bersama keluarga.
  • Harga makanan
    Remaja sering mengunjungi restoran cepat saji karena harganya yang terjangkau dan porsi yang besar. Selain itu, restoran cepat saji sering menawarkan paket hemat dan diskon besar, yang meningkatkan minat remaja untuk makan di sana.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-07-11T152706.730.png

Seperti namanya, kanker usus besar adalah kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali pada organ usus besar. Usus besar adalah bagian penting dari sistem pencernaan, yang bertanggung jawab untuk memproses makanan dan minuman yang dimakan.

Karena lokasi kanker yang dapat ditemukan di kedua kolon (dikenal sebagai kanker kolon) dan rektum (dikenal sebagai kanker rektum), istilah medis untuk kanker ini adalah kanker kolorektal. Kolon, bagian paling panjang dari usus besar, dan rektum, bagian paling akhir, bertanggung jawab untuk menyimpan kotoran sebelum dikeluarkan dari tubuh.

 

Kenapa Kanker Usus Besar Bisa Terjadi

Terbentuknya tumor jinak atau polip biasanya merupakan awal pertumbuhan kanker usus besar. Paparan sinar radiasi, merokok, dan konsumsi berlebihan alkohol adalah faktor pemicu kanker yang dapat menyebabkan tumor jinak. Tumor jinak ini dapat berkembang menjadi kanker usus besar jika tidak ditangani segera.

 

Siapa yang Berisiko Terpapar Kanker Usus Besar

Walaupun kanker tidak pasti ada, beberapa orang dengan risiko tinggi mengalami kanker usus besar adalah:

  • Riwayat polip usus sebelumnya
  • Riwayat diabetes
  • Riwayat radang usus
  • Riwayat keluarga yang didiagnosis dengan kanker usus besar
  • Usia di atas 50 tahun
  • Kegemukan
  • Perokok
  • Sering mengonsumsi daging merah dan daging olahan, seperti sosis, kornet, dan daging kalengan, mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan, mengonsumsi makanan dan minuman tinggi lemak, seperti gorengan, dan mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar
  • Kekurangan konsumsi serat, seperti sayuran dan buah-buahan

 

Gejala Kanker Usus Besar

Banyak kanker usus besar tidak menunjukkan gejala di tahap awal. Tumor jinak di usus akan berkembang dan merusak jaringan sekitar dengan waktu. Perdarahan dari anus adalah keluhan. Darah dapat merah muda atau gelap. Gejala lain kanker usus besar termasuk:

  • Berdarah di dalam anus
  • BAB yang tidak lancar
  • Feces kecil seperti kotoran kambing
  • Seringkali, perut kram, nyeri, kembung, atau tidak nyaman.
  • Penurunan berat badan yang tidak diketahui
  • Perubahan dalam nafsu makan
  • Merasa lelah setiap saat

 

Pengobatan Kanker Usus Besar

Penanganan kanker usus besar dipengaruhi oleh lokasi kanker, ukuran, tingkat keparahan, dan kondisi pasien. Dokter biasanya akan menawarkan berbagai tindakan berikut yang dievaluasi sesuai dengan kondisi pasien.

  • Operasi
    Pembedahan atau operasi adalah pilihan utama untuk pengobatan kanker usus besar karena mengangkat sel kanker. Selain untuk pengobatan, pembedahan juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
  • Radioterapi, kemoterapi, atau vaksinasi
    Jika pembedahan tidak dapat dilakukan, pengobatan alternatif seperti kemoterapi, imunoterapi, dan radioterapi dapat menjadi pilihan pengobatan. Salah satu dari tiga metode pengobatan ini melibatkan penyuntikan obat ke dalam tubuh untuk membantu mengecilkan ukuran kanker dan membunuh sel-sel kanker.
  • Ablasi
    Untuk tumor kecil yang sudah menyebar ke organ lain, tindakan ini menggunakan energi panas gelombang radio untuk membunuh sel kanker.
  • Embolisasi
    Dengan menyuntikkan zat penghalang ke pembuluh darah di sekitar sel kanker, teknik ini bertujuan untuk mencegah suplai darah ke sel kanker.

 

Pencegahan kanker Usus Besar

Mengubah gaya hidup adalah cara terbaik untuk mencegah kanker usus besar. Selain mengurangi porsi daging olahan, daging merah, dan makanan berlemak, sangat penting untuk mulai mengonsumsi makanan kaya serat secara teratur. Menjaga berat badan adalah penting bagi orang yang obesitas. Orang-orang yang memiliki riwayat kanker usus besar juga harus melakukan deteksi dini, seperti melakukan pemeriksaan kolonoskopi pemeriksaan bagian dalam usus dengan alat yang mirip dengan teropong yang dimasukkan melalui anus.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-07-09T141627.120.png

Di dunia, glaukoma adalah penyebab utama kebutaan permanen yang berhubungan dengan penurunan kualitas hidup. Angka kejadian glaukoma pada usia 40-80 tahun diperkirakan akan meningkat dari 76 juta pada tahun 2020 ke 111 juta pada tahun 2040, atau 47.1 persen dari total.Peningkatan ini dimulai di Asia dan Afrika. Pada dekade-dekade berikutnya, prevalensi glaukoma diperkirakan akan terus meningkat. Glaukoma, yang merupakan masalah kesehatan yang harus diperhatikan, dan perlu dideteksi dan diobati untuk mencegah kebutaan. Mengidentifikasi glaukoma pada stadium awal sangat penting untuk mencegah penyakit tersebut berkembang.

Di Indonesia, glaukoma masih memprihatinkan karena sebagian besar penderita baru mencari perawatan hanya ketika kondisi menjadi lebih parah. Menurut Laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” yang dirilis pada tahun 2019, jumlah penderita glaukoma di Indonesia adalah 0,46 persen, atau empat hingga lima orang per 1.000 penduduk. Angka kunjungan glaukoma di bagian rawat jalan rumah sakit di Indonesia meningkat dari 65.774 pada tahun 2015 menjadi 427.091 pada tahun 2017. Menurut data pasien RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta dari tahun 2005 hingga 2006, sebesar 13,5?26% orang dengan glaukoma primer sudut terbuka dan 26% orang dengan glaukoma primer sudut tertutup.

Glaukoma adalah kondisi mata di mana tekanan bola mata yang tinggi menyebabkan kerusakan pada saraf mata, yang merupakan struktur penting dalam penglihatan. Namun, tidak semua penderita glaukoma mengalami tekanan bola mata yang tinggi. Akibatnya, glaukoma dapat sangat memengaruhi kualitas hidup mereka.

Semua orang dapat menderita glaukoma, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi. Ini termasuk orang berusia lebih dari 40 tahun, memiliki keluarga yang menderita glaukoma, menggunakan kacamata minus atau plus tinggi, mengalami tekanan darah tinggi, cedera pada mata, penderita kencing manis, dan mengonsumsi obat anti-radang jangka panjang dalam bentuk tetes, hirup, atau obat minum.

Glaukoma disebut “pencuri penglihatan” karena banyak penderita tidak memiliki gejala sama sekali atau gejalanya sangat ringan. Gejala dan tanda yang dapat muncul termasuk mata pegal, buram, nyeri, merah, lapang pandang menyempit, dan pelangi yang terlihat di sekitar cahaya. Saat terjadi serangan akut, yaitu peningkatan tekanan bola mata yang tiba-tiba, orang dapat mengalami pusing, sakit kepala, mual, dan muntah, yang terkadang dapat didiagnosa sebagai penyakit lain seperti maag.

Sebagian besar penderita glaukoma di Indonesia tidak terdeteksi, sehingga baru didiagnosa ketika kondisi mereka menjadi lebih parah, bahkan ketika mereka sudah kehilangan penglihatan. Meskipun glaukoma tidak dapat disembuhkan, ada cara untuk mengontrol dan mencegah kabut. Langkah terbaik untuk mencegah glaukoma adalah deteksi dini. Untuk melakukan deteksi dini, faktor resiko yang dimiliki setiap individu dapat diidentifikasi dan diketahui. Pada orang yang berusia di atas empat puluh tahun, skrining atau deteksi dini pada glaukoma dapat dilakukan setiap dua hingga empat tahun sekali, dan pada individu yang memiliki faktor resiko dapat dilakukan satu tahun sekali. Pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan tekanan bola mata dengan tonometer, pemeriksaan saraf mata, pemeriksaan lapang pandang (perimetri), pemeriksaan sudut bilik mata depan (gonioskopi), dan pemeriksaan ketebalan kornea (pakimetri) adalah semua metode yang digunakan dalam skrining glaukoma.

Glaukoma, salah satu penyakit tersering yang menyebabkan kebutaan, dapat dicegah dengan pengobatan yang tepat dan sedini mungkin. Oleh karena itu, deteksi dini dan skrining sangat penting untuk dilakukan, terutama pada individu dengan faktor resiko glaukoma. Sayangi mata Anda, lakukan pemeriksaan mata secara berkala, dan gunakan obat anti glaukoma secara teratur jika Anda didiagnosis menderita glaukoma.

 

Sumber: Kemenkes


Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.