Bayi Kecil Kena Jamur di Mulut? Ini Yang Perlu Kamu Tahu

Bayi sangat halus dan sensitif. Masa bayi dari usia 0 hingga 12 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat, serta perubahan kebutuhan gizi yang terus-menerus. Penyakit di rongga mulut dapat menyerang orang dewasa, balita, dan anak-anak. Sangat penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan dan kebersihan mulut balita, karena mulut mereka belum sekuat mulut orang dewasa. Akibatnya, masalah mulut lebih sering muncul pada balita dan membutuhkan perhatian tambahan. Infeksi jamur candida menyebabkan kondisi yang disebut candidiasis, yang tidak hanya menyerang kulit bayi tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti mulut, area genital, bahkan masuk ke aliran darah.
Kondisi ini dapat terjadi pada bayi dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama wanita dan bayi. Ibu harus tahu gejala candidiasis bayi mereka agar dapat diobati segera. Misalnya, infeksi candida di mulut dapat menyebabkan bercak putih di mulut dan lidah bayi. Selain itu, gusi dapat membengkak dan luka di sekitar mulut dapat terjadi. Candida yang menginfeksi kulit biasanya menyebabkan ruam merah yang gatal dan perih.
Cuaca yang panas, penggunaan pakaian yang terlalu ketat, kurangnya kebersihan kulit, dan kurangnya sistem kekebalan tubuh adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan candidiasis pada anak. Kebersihan yang kurang terjaga sering menjadi penyebab utama infeksi candida di mulut atau kerongkongan. Untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk candidiasis, sangat penting untuk memprioritaskan kebersihan dan perawatan yang baik pada anak-anak.
Penyebab Jamur pada Mulut Bayi
Jamur Candida albicans biasanya ada di mulut manusia, tetapi beberapa hal dapat menyebabkan pertumbuhan jamur yang berlebihan pada bayi, seperti:
- Sistem kekebalan tubuh bayi yang baru lahir atau di bawah enam bulan belum sepenuhnya berkembang. Akibatnya, tubuh mereka kurang melawan infeksi dan rentan terhadap infeksi jamur di mulut. Kekurangan gizi pada bayi dan anak-anak juga merupakan faktor risiko infeksi jamur. Kurang nutrisi yang diperlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki sel-sel tubuh adalah penyebabnya.
- Jika bayi diberi antibiotik karena sakit seperti batuk atau infeksi saluran kemih, pertumbuhan jamur di mulutnya dapat tidak terkendali. Ini karena antibiotik dapat mengganggu keseimbangan jamur di mulut, menyebabkan oral thrush.
- Bayi yang minum susu formula atau ASI dari botol bisa lebih rentan terhadap infeksi jamur mulut jika dot yang digunakan kotor atau terkontaminasi jamur. Namun, bayi yang langsung menyusu pada puting payudara yang terinfeksi jamur Candida albicans juga bisa mengalami infeksi serupa.
- Bayi baru lahir dapat mengalami infeksi jamur di mulutnya selama proses kelahiran. Ini jarang terjadi, tetapi bayi lebih rentan terkena jika ibunya sebelumnya pernah mengalami infeksi jamur pada vagina saat melahirkan.
Gejala Infeksi Jamur pada Mulut Bayi
- Tanda-tanda yang muncul dapat membantu ibu mengetahui apakah bayinya menderita infeksi jamur di mulut. Beberapa tanda yang paling umum adalah lidah bayi berwarna putih atau bercak putih yang sulit dihilangkan bahkan setelah dibersihkan dengan lembut menggunakan lap atau kasa. Bercak putih ini dapat ditemukan di langit-langit mulut, bibir, pipi, dan gusi.
- Bayi mengalami peradangan atau retak di bibirnya, menolak untuk menyusui atau makan, menjadi rewel atau menangis sering, dan mengalami demam. Ini biasanya terjadi ketika infeksi jamur telah masuk ke kerongkongan.
Cara Mengatasi Jamur Pada Mulut Bayi
Setiap ibu harus mengunjungi dokter jika anak mereka menunjukkan gejala infeksi jamur, terutama jika menyebabkan ketidaknyamanan saat menyusui. Namun, infeksi jamur pada mulut bayi biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu. Dokter biasanya memberikan obat anti jamur dalam bentuk gel atau tetes. Selama sepuluh hari, atau sesuai anjuran dokter, obat ini dioleskan ke lidah bayi dengan cotton bud beberapa kali. Bunda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan bahan alami sebagai pengganti obat antijamur, tetapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memberikannya anak Anda.
Sumber: Kemenkes





