Pentingnya Self Care dalam Menunjang Kehidupan Sehat bagi Survivor HIV/AIDS

Mereka yang terinfeksi HIV/AIDS menghadapi berbagai masalah yang signifikan, termasuk masalah fisik, sosial, finansial, dan emosional. Penurunan daya tahan tubuh secara bertahap menyebabkan masalah fisik, yang membuat orang dengan HIV/AIDS (ODHA) lebih rentan terhadap berbagai penyakit, terutama infeksi dan penyakit ganas seperti TBC, Pneumonia, Herpes Simpleks, Diare Kronis, Hepatitis, dan infeksi/kelainan neurologi yang dikenal sebagai infeksi oportunistik. Rumah sakit seringkali hanya memberikan perawatan pada bagian fisik pasien HIV/AIDS. Namun, stigmatisasi penyakit ini menyebabkan mereka menghadapi tantangan sosial selain masalah fisik.
Stigma ini muncul karena HIV/AIDS sering dikaitkan dengan perilaku yang dianggap tidak etis, seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan hubungan sesama jenis (homoseksual), yang menyebabkan pasien dianggap layak dihukum karena perilaku tersebut. Untuk membantu pasien HIV-AIDS meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup mereka, teori self care disarankan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Penanganan yang tidak tepat terhadap pasien HIV/AIDS dapat menyebabkan penurunan fungsi tubuh mereka, gangguan interaksi sosial karena stigma negatif, depresi, dan rasa putus asa.
Model Perawatan Diri untuk Surviver HIV/AIDS
Perawatan diri adalah serangkaian tindakan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan, mengembangkan diri, dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Sementara itu, pendekatan spiritual, seperti berdoa atau berzikir, dan mencoba mengurangi stres adalah kunci dalam manajemen koping penyintas. Kesehatan fisik dan mental penyintas HIV/AIDS dapat ditingkatkan melalui perawatan diri yang tepat.
- Mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang adalah salah satu cara penyintas HIV/AIDS merawat diri di rumah singgah. Makanan yang mengandung keseimbangan makronutrisi dan mikronutrisi dapat meningkatkan daya tahan tubuh. mikronutrisi seperti vitamin dan mineral.
- Salah satu bentuk perawatan diri yang dilakukan oleh para penyintas HIV/AIDS adalah ketahanan dalam mengonsumsi obat. Mengonsumsi obat ARV secara teratur dapat menurunkan jumlah virus HIV dalam tubuh, dan penurunan jumlah virus tersebut dalam jangka panjang dapat membantu memperbaiki dan menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap berfungsi dengan baik.
- Salah satu langkah yang diambil oleh penyintas HIV/AIDS di rumah singgah untuk tetap menjalani aktivitas dan kehidupan dengan baik meskipun memiliki status ODHA adalah istirahat yang cukup dan tidur yang cukup. Terbukti bahwa tidur yang cukup membantu tubuh tetap sehat dan bekerja dengan baik. Tidur yang cukup juga membantu sistem kekebalan tubuh, karena tidur yang cukup membantu pelepasan sitokin dan protein multifaset, yang membantu sistem kekebalan tubuh menanggapi antigen dengan lebih cepat.
Model Kebutuhan Perawatan Diri Terapeutik (juga dikenal sebagai Kebutuhan Perawatan Diri Terapeutik) ada Survivor HIV
Untuk memenuhi semua kebutuhan perawatan individu dengan menggunakan metode tertentu dan mengontrol atau mengelola faktor-faktor yang diperlukan untuk memastikan kecukupan udara, air, dan makanan, kebutuhan perawatan diri terapeutik juga mencakup penerimaan pasien HIV oleh tenaga kesehatan.
- Penurunan kondisi fisik yang disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan oleh defisiensi imun merupakan bagian dari perawatan yang diperlukan bagi pasien HIV. Penurunan berat badan, diare, mual, muntah, ruam pada kulit, infeksi yang meluas, dan penurunan kesadaran yang dapat menyebabkan kematian adalah beberapa sindrom fisik yang dapat muncul. Untuk menghindari keluhan tersebut, gejala harus mendapat perawatan yang tepat dan pengendalian yang baik atas penggunaan obat antiretroviral (ARV).
- Perawatan pasien HIV adalah komponen penting dalam menjaga kondisi mereka tetap baik dan memperpanjang harapan hidup mereka. Perawatan ini mencakup perawatan fisik, dukungan emosional dari tenaga medis, pemberian edukasi tentang perawatan, dan mendorong pasien HIV untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
Survivor HIV memiliki Model Sistem Dukungan (Self Care Agency)
Salah satu bagian dari layanan kesehatan adalah keperawatan, yang bertujuan untuk memberikan perawatan langsung kepada individu yang memerlukan perawatan karena masalah kesehatan atau kebutuhan perawatan yang bersifat alami. Keperawatan juga mencakup aspek sosial dan interaksi interpersonal dengan individu yang membutuhkan bantuan dalam perawatan terkait dengan kegagalan mereka untuk merawat diri sendiri.
- Untuk mengatasi kekurangan perawatan diri pada pasien HIV, diperlukan agen perawatan diri, yaitu kemampuan kompleks individu untuk memahami dan memenuhi kebutuhan dirinya yang bertujuan untuk menjalankan fungsi dan perkembangan. Model dukungan bagi penyintas HIV mencakup dukungan dari teman atau sesama penderita HIV, keluarga, dan tenaga kesehatan yang memberikan perawatan.
- Stigma yang ada dapat memperburuk keadaan pasien HIV dalam lingkungan sosial, sehingga sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari teman sebaya, keluarga, dan orang-orang di sekitar pasien untuk menjaga kondisi mereka. Dukungan dari teman sebaya dan keluarga dapat meningkatkan kondisi emosional pasien dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada kualitas hidup pasien.
- Stigma saat ini dapat memperburuk kondisi pasien HIV di lingkungan sosial, sehingga sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari teman sebaya, keluarga, dan orang-orang di sekitar pasien untuk menjaga kesejahteraan mereka. Bantuan dari teman sebaya dan keluarga dapat meningkatkan kondisi emosional pasien dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya berdampak positif pada kualitas hidup pasien.
Sumber: Kemenkes





