Gigi Anak Terlambat Tumbuh? Kenali Langkah Promotif, Preventif, dan Kuratifnya!

Masalah gigi anak yang terlambat tumbuh sangat umum, terutama selama masa pertumbuhan balita. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti gen, nutrisi buruk, atau masalah kesehatan lainnya. Untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan gigi yang optimal, strategi preventif, kuratif, dan promotif harus diterapkan secara menyeluruh dalam penanganannya. Dalam artikel ini, ketiga pendekatan ini dibahas dengan merujuk pada penelitian yang dilakukan di Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
Aspek Promotif
Salah satu elemen promotif yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melihat pertumbuhan gigi anak sejak dini. Studi Singapura oleh Lee et al. (2021) menemukan bahwa kesadaran orang tua tentang nutrisi yang mendukung pertumbuhan gigi meningkat dengan program pendidikan ibu dan anak. Diketahui bahwa nutrisi seperti kalsium, fosfor, vitamin D, dan protein sangat penting untuk pembentukan dan erupsi gigi yang sehat.
Beberapa klinik kesehatan dan sekolah di Malaysia memiliki program promosi kesehatan gigi berbasis masyarakat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aziz et al. (2020), mempelajari tanda-tanda keterlambatan tumbuhnya gigi dan pentingnya berkonsultasi dengan profesional kesehatan dapat membantu mendeteksi kondisi ini lebih awal. Di Indonesia, posyandu dan puskesmas mempromosikan kesehatan gigi anak dengan memberikan informasi tentang hal-hal penting yang memengaruhi pertumbuhan gigi, seperti pola makan dan kebersihan mulut anak (Sulastri et al., 2020).
Aspek Preventif
Metode pencegahan digunakan untuk mengurangi kemungkinan masalah gigi tumbuh yang lebih serius. Pertama-tama, pencegahan dimulai dengan memantau pola makan dan memastikan bahwa Anda menerima jumlah nutrisi yang cukup. Penelitian di Singapura oleh Wong dan Tan (2022) menemukan bahwa program pemeriksaan nutrisi untuk anak-anak usia dini dapat membantu mencegah masalah keterlambatan pertumbuhan gigi.
Malaysia menggunakan strategi pencegahan dengan melakukan pemeriksaan rutin di pusat kesehatan ibu dan anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kamaluddin et al. (2019), kunjungan rutin ke dokter gigi dapat memantau pertumbuhan gigi anak dan memberikan rekomendasi nutrisi yang berguna untuk mengurangi prevalensi keterlambatan erupsi gigi. Di Indonesia, program pemerintah seperti kunjungan gigi rutin di Puskesmas membantu mendeteksi dan mencegah komplikasi pada anak-anak yang mengalami keterlambatan pertumbuhan gigi (Prasetyo et al., 2019).
Aspek Kuratif
Perawatan kuratif diperlukan untuk mengatasi keterlambatan pertumbuhan gigi. Di Singapura, tindakan kuratif mencakup pemeriksaan gigi spesialis yang menyeluruh dan intervensi yang diperlukan, seperti suplementasi dan terapi ortodonti dini (Ng et al., 2021).
Di Malaysia, klinik kesehatan gigi umum menawarkan layanan kuratif seperti evaluasi radiografi untuk memantau kondisi pertumbuhan gigi yang terlambat pada anak-anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hassan et al. (2020), intervensi cepat dapat membantu mencegah masalah yang lebih serius seperti maloklusi atau gangguan pertumbuhan rahang. Pendekatan kuratif digunakan di Puskesmas dan rumah sakit di Indonesia melalui pemeriksaan dan perawatan menyeluruh, yang mencakup pengobatan jika ada kelainan atau gangguan yang menghambat pertumbuhan gigi (Rahmawati et al., 2019).
Untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perawatan yang tepat dan pertumbuhan gigi yang optimal, kolaborasi antara orang tua, petugas kesehatan, dan pemerintah diperlukan untuk mengatasi keterlambatan tumbuhnya gigi pada anak.
Sumber: Kemenkes