Hubungan Status Gizi Buruk dengan Risiko ISPA pada Anak

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi penyebab utama kematian balita pada usia ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara status gizi, status imunisasi, dan tingkat kejadian ISPA pada balita. Balita yang kurang gizi lebih rentan terhadap ISPA dibandingkan balita dengan status gizi baik, dan balita yang tidak menerima imunisasi lengkap memiliki risiko lebih tinggi terkena ISPA. ISPA adalah masalah kesehatan yang serius, terutama bagi anak-anak di bawah lima tahun karena dapat menyebabkan kematian.
ISPA biasanya menyerang bayi, balita, dan anak-anak. Studi ini mengkaji hubungan antara berbagai variabel yang menyebabkan ISPA pada balita, seperti suhu, kelembaban, paparan asap rokok, dan penggunaan obat nyamuk. Selama beberapa dekade terakhir, perhatian penelitian kesehatan telah beralih ke faktor lingkungan dan perilaku yang berkontribusi terhadap insiden infeksi paru-paru (ISPA) pada anak balita. Kualitas udara di dalam ruangan, serta variabel yang mempengaruhinya, adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara suhu, kelembaban, dan ventilasi di rumah, serta penggunaan obat nyamuk bakar dan kebiasaan merokok oleh anggota keluarga, dengan peningkatan kejadian ISPA pada anak balita.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada prevalensi ISPA pada balita
Pembelajaran
Karena ibu biasanya berperan penting dalam menjaga kesehatan bayi dan balita mereka, pendidikan ibu memiliki korelasi yang kuat dengan kesehatan keluarga. Pendidikan tidak hanya berfokus pada mencari pekerjaan, terutama dalam situasi tertentu. Hal ini benar karena tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik. ISPA dapat disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan upaya pencegahan.
Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ISPA. Akibatnya, masyarakat cenderung mengabaikan berbagai risiko yang ada di sekitar mereka, baik yang langsung maupun tidak langsung. Bahkan, masyarakat sendiri seringkali bertanggung jawab atas berbagai risiko yang dapat menyebabkan ISPA, seperti kebiasaan seperti merokok dan membakar sampah.
Pekerjaan
Status pekerjaan ibu (bekerja atau tidak bekerja) dapat berdampak pada kesehatan anak karena ibu yang bekerja biasanya memiliki waktu lebih sedikit untuk merawat anak mereka. Jenis pekerjaan ibu bukanlah yang paling penting, tetapi seberapa banyak waktu yang tersedia bagi ibu untuk mengurus anak. Orang tua mungkin terkadang tidak berinteraksi dengan anak karena pekerjaan mereka, tetapi kebutuhan anak tetap dapat dipenuhi selama anak mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang tepat.
Pengetahuan
Pengetahuan dapat menghasilkan kepercayaan tertentu yang mempengaruhi perilaku individu sesuai dengan kepercayaan tersebut. Orang tua, terutama ibu, sangat memengaruhi proses pengambilan keputusan saat anggota keluarga sakit. Tidak cukup pengetahuan ibu tentang kesehatan mereka seringkali memengaruhi kualitas kesehatan keluarga, termasuk balita. Masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan menghabiskan waktu di kebun kekurangan pengetahuan tentang pencegahan ISPA. Mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk memperluas pengetahuan mereka karena keadaan ini. Akibatnya, berbagai bahaya yang terkait dengan ISPA yang dapat membahayakan kesehatan mereka tidak dianggap serius dan masyarakat cenderung mengabaikannya.
Sikap
Mengingat sesuatu adalah representasi pengetahuan yang mencakup mengingat kembali berbagai peristiwa yang telah terjadi pada orang-orang sebelumnya, yang dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja saat mereka berinteraksi atau melihat sesuatu. Ketidakpedulian masyarakat terhadap masalah kesehatan mereka dapat menyebabkan sikap negatif dan kurangnya perhatian terhadap pencegahan ISPA. Hal ini lebih sering terjadi di kalangan masyarakat pedesaan yang tidak memiliki pengetahuan ekonomi dan pengetahuan umum, terutama mereka yang bekerja sebagai petani. Mereka sering mengabaikan berbagai protokol kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan ISPA karena mereka percaya bahwa penyakit tersebut sudah biasa. Selain itu, mereka tidak menganggap kebiasaan seperti merokok dan membakar sampah sebagai hal yang berbahaya karena sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
Tugas Orang Tua
Peran orang tua dalam keluarga sangat penting bagi perkembangan anak karena keluarga adalah tempat pertama yang sering mereka temui. Keluarga, terutama ibu, sangat penting dalam mencegah penyakit ISPA pada balita. Orang tua harus memahami cara yang tepat untuk mencegah ISPA.
Status Imunisasi
Balita yang tidak memiliki imunisasi lengkap lebih rentan terhadap penyakit ISPA. Imunisasi dapat melindungi dari berbagai infeksi, termasuk ISPA, dan khususnya imunisasi DPT yang dapat mencegah infeksi saluran pernapasan, batuk rejan, dan tetanus. Mengingat jumlah kematian bayi dan balita yang disebabkan oleh ISPA, diharapkan pemberian imunisasi yang lengkap dapat mencegah perkembangan penyakit tersebut menjadi lebih parah.
Rokok
Kebiasaan merokok di dalam rumah, dikombinasikan dengan kurangnya kesadaran akan risiko penyakit ISPA yang dapat membahayakan anggota keluarga lainnya, telah menjadi hal yang umum di masyarakat. Akibatnya, anggota keluarga lain menganggap kebiasaan ini biasa dan terus berlanjut.
Sumber: Kemenkes