artikel-3.png

Jika masyarakat tidak tahu tentang penyakit radang usus, yang juga dikenal sebagai penyakit usus radang, penanganan penderita akan terlambat, menyebabkan kondisi mereka menjadi lebih buruk. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap saluran pencernaan adalah penyebab penyakit idiopatik yang dikenal sebagai radang usus. Diare, nyeri perut, dan penurunan berat badan adalah beberapa gejala radang usus. Melalui simbiosis mikroba, lingkungan usus yang sehat dapat membantu meningkatkan pencernaan makanan dan mempengaruhi mukosa sistem kekebalan tubuh.

Dianggap sebagai salah satu faktor pendorong utama peningkatan prevalensi penyakit radang usus (IBD) di negara-negara barat adalah perubahan faktor lingkungan, khususnya gaya hidup yang dipengaruhi oleh gaya hidup Barat, terutama perubahan pada pola makan. Pola makan ini melibatkan peningkatan jumlah protein dan lemak (tak jenuh) sambil mengurangi jumlah buah-buahan, sayuran, dan serat. “Westernisasi” kebiasaan makan di negara-negara berkembang sebanding dengan peningkatan kasus IBD di seluruh dunia.

 

Tipe Mayor Penyakit Radang Usus

  • Kolitis Ulseratif (KU)
    Kolitis ulseratif (KU) adalah peradangan yang terjadi di usus besar. KU dibedakan menurut lokasi, luas, dan intensitas peradangan.

    • Inflamasi yang terbatas pada rektum disebut proktitis ulseratif.
    • Inflamasi yang terjadi pada rektum dan kolon sigmoid disebut proktosigmoiditis.
    • Infeksi yang menyerang seluruh kolon disebut kolonitis.
    • Inflamasi yang dikenal sebagai kolitis sisi kiri dimulai dari rektum dan menyebar ke kolon sigmoid dan kolon desendens.
    • Salah satu bentuk pankolitis yang paling parah adalah kolitis fulminan.
  • Crohn Disease (CD)
    Salah satu area dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga dubur, dapat terkena penyakit Crohn.
  • Kolitis Collagenous
    Adanya kumpulan kolagen yang tebal dan tidak elastis di bawah lapisan usus besar adalah tanda peradangan yang disebut kolitis kolagen.
  • Kolitis Limfositik
    Ketika sel-sel darah putih (limfosit) meningkat dalam jaringan usus besar, ini disebut kolitis limfositik. Diare yang berair, tetapi tidak berdarah, adalah gejala penyakit ini.

 

Penyebab dan Gejala

Radang usus dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk pola makan yang terlalu banyak mengandung cabai atau makanan pedas, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan stres yang berlebihan.

Penderita tampak cukup pucat, kehilangan berat badan, lelah, kehilangan nafsu makan, diare, atau mengalami pendarahan saat buang air besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk segera berobat agar kita dapat menghindari komplikasi yang lebih parah seperti anemia atau rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Ada juga pasien yang mengalami bisul di lidah dan bibir mereka.

 

Pencegahan

Untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap sehat, sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang seimbang. Masalah radang usus atau peradangan dapat dihindari dengan makan buah-buahan dan sayuran hijau serta minum air putih yang cukup. Atas rekomendasi dokter, sistem kekebalan tubuh dapat dipulihkan melalui penggunaan berbagai jenis obat, termasuk “hidrokortison succinite” dan “kortikosteroid”, yang berfungsi untuk menghilangkan dan meredakan peradangan.

Dokter pasien juga meminta mereka mengonsumsi zat besi seperti “asam folat” jika mereka menderita kekurangan darah. Jangka waktu pemulihan dan pemulihan juga bergantung pada tingkat kesehatan pasien, dan mungkin cukup lama. Singkatnya, mengikuti kebiasaan makan yang seimbang dan bergizi dapat membantu kita menghindari penyakit radang usus. Selain itu, meluangkan waktu untuk rekreasi dan berolahraga setiap hari juga dapat membantu mengurangi stres. Hal ini dapat membantu kita menghindari makan berlebihan yang pada akhirnya berbahaya bagi kesehatan kita.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-04-06T082857.313.png

Penyakit Barrett’s Esophagus (BE) adalah ketika sel epitel kerongkongan normal berubah menjadi sel silindris, dengan skuamosa berlapis. Penyakit ini juga dikenal sebagai metaplasia intestinal. Hal ini terjadi karena terpapar asam lambung selama beberapa waktu. Namanya diambil dari Norman Barrett, seorang ahli bedah Inggris yang melaporkan penyakit tersebut pada tahun 1950. Perlu diketahui bahwa longgarnya katup LES dapat menyebabkan kerongkongan terpapar asam lambung. Oleh karena itu, mudah dipahami bahwa kerongkongan barett dapat muncul pada pasien GERD, terutama mereka yang menderita penyakit ini selama lebih dari lima tahun. Menurut literatur kedokteran, ada kemungkinan 10–15 persen pasien dengan GERD mengalami BE.

Gejala GERD yang lama (lebih dari 5 tahun), usia lebih dari 50 tahun, jenis kelamin pria, merokok, obesitas, dan ras Kaukasia adalah semua faktor risiko yang dapat menyebabkan BE. Mulut dan lambung terhubung melalui saluran yang disebut esofagus. Lower Esophageal Sphincter (LES) terletak di bagian bawah kerongkongan. Ini adalah sfingter, atau otot khusus yang dapat membuka dan menutup untuk mencegah refluks asam lambung atau masuknya makanan, minuman, dan asam lambung ke kerongkongan. Jika sfingter lemah, seperti yang terjadi karena penyakit refluks gastroesophageal (GERD), asam lambung akan terus naik ke kerongkongan dan akhirnya merusak lapisan kerongkongan, yang menyebabkan Barrett

 

Penyebab Barrett’s Esophagus

Barrett’s esophagus tidak disebabkan oleh sesuatu, tetapi penyakit asam lambung kronik (GERD) adalah kondisi di mana otot kerongkongan bagian bawah melemah sehingga asam lambung naik terus-menerus ke kerongkongan. Namun, tidak semua penderita GERD mengalami Barrett’s esophagus karena GERD, dan tidak semua Barrett’s esophagus terjadi sebagai akibat dari GERD.

 

Faktor Risiko Barrett’s Esophagus

Barrett’s esophagus lebih mungkin terjadi pada orang dengan kondisi berikut, selain penderita GERD kronis:

  • Berusia di atas lima puluh tahun.
  • Kelamin laki-laki.
  • Berlebihan berat badan atau obesitas
  • Merokok secara teratur atau pernah merokok secara aktif.
  • Mengalami gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori.
  • Memiliki anggota keluarga yang mengalami kanker esofagus atau Barrett’s esophagus.

 

Gejala Barrett’s Esophagus

Meskipun esofagus Barrett tidak menunjukkan gejala khusus, peningkatan asam lambung dapat menyebabkan beberapa gejala berikut:

  • Rasa terbakar di dada
  • Rasa asam di mulut
  • Bau mulut, atau halitosis.
  • Sulit untuk menelan
  • Sepertinya ada makanan yang mengganjal di kerongkongan.
  • Sakit kerongkongan
  • Mual dan muntah
  • Menurunkan berat badan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2.png

Gigi penting bagi setiap orang, dan kehilangan gigi tanpa penggantian dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan fungsional. Gigi tiruan cekat, sebagian lepasan, dan penuh dapat digunakan untuk mengurangi kehilangan gigi. Gigi imitasi adalah alat kedua yang paling sering digunakan oleh orang tua setelah kacamata. Hingga saat ini, resin akrilik masih digunakan di bidang kedokteran gigi, dengan lebih dari 95% plat gigi tiruan terbuat dari resin akrilik head cured. Bahan ini dianggap memenuhi persyaratan sebagai bahan plat gigi tiruan karena tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan, murah, mudah dimanipulasi, dan mudah dibuat.

Karena gigi tiruan resin akrilik selalu berkontak dengan saliva, minuman, dan makanan, mukosanya tertutup, sehingga lidah dan saliva tidak dapat membersihkan permukaannya, menyebabkan plak dan stain. Plak pada gigi tiruan merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan inflamasi pada mukosa palatal dan denture stomatitis. Faktor lain yang menyebabkan denture stomatitis termasuk Candida albicans, infeksi bakteri, alergi, faktor psikis, kurangnya kebersihan, aliran saliva, dan nutrisi pada gigi tiruan.

 

Kekurangan dan Kelebihan Resin Akrilik

Resin akrilik memiliki sifat yang menarik secara estetis, memiliki warna yang mirip dengan gusi, dapat meningkatkan kemampuan pengunyahan, relatif murah dan mudah diperbaiki, dan secara klinis cukup stabil terhadap panas. Salah satu kekurangan resin akrilik adalah porositasnya. Dengan waktu, resin akrilik mungkin menyerap air atau cairan.

 

Metode Gigi Tiruan Resin Akrilik

Karena mereka tidak pernah mendapatkan instruksi dari dokter gigi yang merawatnya, sebagian besar pemakai gigi tiruan tidak tahu cara membersihkannya. Untuk pasien yang lebih tua, instruksi secara lisan harus diperkuat dengan instruksi tertulis. Ini sangat penting karena mereka dapat melupakan instruksi secara lisan. Ada dua cara untuk membersihkan gigi tiruan: mekanis dengan sikat gigi; kimiawi dengan merendam gigi tiruan dalam larutan yang mengandung desinfektans, alkali peroksida, alkali hipoklorit, dan enzim. 10. Pembersihan gigi tiruan dengan merendamnya adalah upaya untuk mengurangi kerusakan flora mulut yang disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel.png

Pneumokoniosis pekerja batubara (CWP), atau penyakit paru-paru hitam, adalah penyakit akibat kerja yang kini meningkat baik dalam insiden maupun prevalensi di Amerika Serikat. Pekerja yang langsung terpapar batu bara di tambang batu bara biasanya menderita penyakit paru-paru hitam. Partikel debu batu bara akan mengendap di paru-paru dan menyebabkan peradangan dan jaringan parut. Karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan, pengobatan berpusat pada gejala dan mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah. Jika kondisinya parah, transplantasi paru-paru mungkin dipertimbangkan. Pencegahan adalah penting, dan individu yang terpapar harus dipantau secara rutin. Meskipun penyakit paru-paru hitam merupakan kondisi yang tidak dapat pulih, gejalanya seringkali baru muncul bertahun-tahun setelah terkena debu batu bara.

Terdapat dua jenis penyakit paru-paru hitam: penyakit paru-paru hitam sederhana dan penyakit paru-paru rumit. Jaringan parut yang terbentuk di paru-paru jenis ini masih kecil dan tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini biasanya ditemukan saat pekerja menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Di sisi lain, dalam kasus kompleks penyakit paru-paru hitam, jaringan parut yang terbentuk di paru-paru sudah meluas, dan gejalanya sudah jelas dan mengganggu. Untuk mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah, penyakit paru-paru hitam, baik yang sederhana maupun kompleks, harus dirawat dan dipantau secara rutin.

 

Penyebab Black Lung Disease

Pengendapan debu batu bara di dalam paru-paru menyebabkan penyakit paru-paru hitam atau pneumoniocosis pekerja batu bara. Karbon dan kadang-kadang silika ditemukan dalam debu batu bara. Tubuh akan menganggap partikel ini sebagai benda asing setelah mereka masuk dan mengendap di paru-paru.

Tubuh akan menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi dan mengeluarkan benda asing. Respon ini menyebabkan peradangan di paru-paru dan akhirnya fibrosis. Debu batu bara yang sudah mengendap di dalam paru-paru tidak dapat dihilangkan, jadi semakin lama seseorang bekerja dengan batu bara, semakin banyak debu yang menumpuk di paru-parunya.

 

Gejala Black Lung Disease

Meskipun jaringan parut telah terbentuk di paru-paru pada tahap awal penyakit paru-paru, penderita penyakit paru-paru hitam mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, jika jaringan parut meluas, penderita penyakit paru-paru hitam dapat mengalami beberapa gejala berikut:

  • Sakit di dada
  • Ada sensasi seperti dada terikat.
  • Sesak dada
  • Bahkan dalam aktivitas yang biasanya tidak membuat lelah, Anda mudah lelah.
  • Batuk ringan
  • Batuk dengan lendir kehitaman

 

Pemeriksaan Black Lung Disease

Dokter akan memeriksa pasien melalui wawancara dan pemeriksaan fisik, termasuk menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara napas, untuk memastikan diagnosis:

  • Tanda-tanda peradangan paru-paru yang khas dari penyakit paru-paru hitam dapat ditemukan dengan melakukan foto rontgen dada atau scan CT.
  • Tes fungsi paru dilakukan untuk mengukur kemampuan paru-paru untuk melakukan pernapasan.
  • Jika gejala menjadi lebih parah, lakukan analisis gas darah untuk mengetahui tingkat oksigen dalam darah.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-04-03T084805.473.png

Jika masyarakat tidak tahu tentang penyakit radang usus, yang juga dikenal sebagai penyakit usus radang, penanganan penderita akan terlambat, menyebabkan kondisi mereka menjadi lebih buruk. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap saluran pencernaan adalah penyebab penyakit idiopatik yang dikenal sebagai radang usus. Diare, nyeri perut, dan penurunan berat badan adalah beberapa gejala radang usus. Melalui simbiosis mikroba, lingkungan usus yang sehat dapat membantu meningkatkan pencernaan makanan dan mempengaruhi mukosa sistem kekebalan tubuh.

Dianggap sebagai salah satu faktor pendorong utama peningkatan prevalensi penyakit radang usus (IBD) di negara-negara barat adalah perubahan faktor lingkungan, khususnya gaya hidup yang dipengaruhi oleh gaya hidup Barat, terutama perubahan pada pola makan. Pola makan ini melibatkan peningkatan jumlah protein dan lemak (tak jenuh) sambil mengurangi jumlah buah-buahan, sayuran, dan serat. “Westernisasi” kebiasaan makan di negara-negara berkembang sebanding dengan peningkatan kasus IBD di seluruh dunia.

 

Tipe Penyakit Radang Usus

  • Kolitis ulseratif
    Kolitis ulseratif (KU) adalah peradangan yang terjadi di usus besar. KU dibedakan menurut lokasi, luas, dan intensitas peradangan.

    • Inflamasi yang terbatas pada rektum disebut proktitis ulseratif.
    • Inflamasi yang terjadi pada rektum dan kolon sigmoid disebut proktosigmoiditis.
    • Infeksi yang menyerang seluruh kolon disebut kolonitis.
    • Inflamasi yang dikenal sebagai kolitis sisi kiri dimulai dari rektum dan menyebar ke kolon sigmoid dan kolon desendens.
    • Pankolitis berat adalah kolitis fulminan.
  • Penyakit Crohn (CD)
    Salah satu area dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga dubur, dapat terkena penyakit Crohn.
  • Kolitis Kolagen
    Adanya kumpulan kolagen yang tebal dan tidak elastis di bawah lapisan usus besar adalah tanda peradangan yang dikenal sebagai kolitis kolagen.
  • Limfosit Kolitis
    Kondisi di mana sel-sel darah putih (limfosit) meningkat dalam jaringan usus besar disebut kolitis limfositik. Penyakit ini menyebabkan diare yang berair, tetapi tidak berdarah.

 

Penyebab dan Tanda Radang Usus

Radang usus dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk pola makan yang terlalu banyak mengandung cabai atau makanan pedas, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan stres yang berlebihan. Penderita tampak cukup pucat, kehilangan berat badan, lelah, kehilangan nafsu makan, diare, atau mengalami pendarahan saat buang air besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk segera berobat agar kita dapat menghindari komplikasi yang lebih parah seperti anemia atau rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Ada juga pasien yang mengalami bisul di lidah dan bibir mereka.

 

Pencegahan Radang Usus

Untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap sehat, sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang seimbang. Masalah radang usus atau peradangan dapat dihindari dengan makan buah-buahan dan sayuran hijau serta minum air putih yang cukup. Atas rekomendasi dokter, sistem kekebalan tubuh dapat dipulihkan melalui penggunaan berbagai jenis obat, termasuk “hidrokortison succinite” dan “kortikosteroid”, yang berfungsi untuk menghilangkan dan meredakan peradangan.

Dokter pasien juga meminta mereka mengonsumsi zat besi seperti “asam folat” jika mereka menderita kekurangan darah. Jangka waktu pemulihan dan pemulihan juga bergantung pada tingkat kesehatan pasien, dan mungkin cukup lama. Singkatnya, mengikuti kebiasaan makan yang seimbang dan bergizi dapat membantu kita menghindari penyakit radang usus. Selain itu, meluangkan waktu untuk rekreasi dan berolahraga setiap hari juga dapat membantu mengurangi stres. Hal ini dapat membantu kita menghindari makan berlebihan yang pada akhirnya berbahaya bagi kesehatan kita.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-1.png

Bakteri Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberkulosis, penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru. Namun, bakteri TB dapat menyerang bagian tubuh mana saja, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian bagi penderita HIV di seluruh dunia adalah TB. Sampai saat ini, tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan di seluruh dunia. TB mengganggu usia produktif dan meningkatkan angka kematian, terutama di negara berkembang. Mikrobakterium ini menyebar melalui droplet di udara, sehingga seorang penderita tuberkulosis paru dapat menyebarkan tuberkulosis paru ke orang-orang di sekitarnya.

Berbagai program kesehatan di tingkat Puskesmas telah melakukan upaya pencegahan tuberkulosis, termasuk pengembangan strategi penanggulangan tuberkulosis yang dikenal sebagai DOTS (directly observed treatment, short course = pengawasan langsung menelan obat jangka pendek). Strategi ini telah terbukti dapat menghentikan penularan tuberkulosis dan mencegah penyebaran MDR (kekebalan ganda terhadap obat) tuberkulosis. Namun, hasilnya masih belum jelas. Oleh karena itu, diharapkan bahwa pihak-pihak terkait akan berusaha lebih lanjut untuk meningkatkan keterlibatan pelayanan penanganan TB paru-paru.

 

Faktor TB Paru

  • Faktor umur berperan dalam kejadian tuberkulosis. Risiko untuk menderita tuberkulosis dapat digambarkan seperti kurva normal tebalik, di mana risiko tinggi pada awalnya menurun karena orang di atas dua tahun hingga dewasa memiliki daya tangkal yang baik terhadap tuberkulosis. Ketika seseorang atau kelompok mencapai usia tua, mereka mencapai puncaknya.
  • Angka kejadian TB dipengaruhi oleh tingkat pendapatan; kepala keluarga dengan pendapatan di bawah UMR akan makan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi setiap anggota keluarga mereka, sehingga mereka memiliki status gizi yang buruk dan lebih mudah terkena penyakit infeksi, termasuk tuberkulosis paru-paru.
  • Salah satu faktor yang meningkatkan kemungkinan penularan tuberkulosis paru-paru adalah keadaan rumah. Dinding, lantai, dan atap dapat menjadi tempat perkembang biakan kuman. Dinding dan lantai yang sulit dibersihkan akan menampung debu, yang membantu perkembangan kuman.
  • Membuka jendela setiap pagi dan merokok berdampak pada kejadian tuberkulosis paru-paru. Salah satu cara untuk mencegah penyakit tuberkulosis paru adalah dengan membuka jendela setiap pagi, karena ini memungkinkan sinar matahari masuk ke rumah atau ruangan, dan kebiasaan merokok memperburuk gejala tuberkulosis. Selain itu, perokok pasif yang menghisap rokok memiliki kemungkinan lebih besar untuk terinfeksi tuberkulosis paru-paru.
  • Penularan TB paru disebabkan oleh hubungan dengan penderita TB paru; rata-rata, seorang penderita dapat menularkan infeksi kepada dua hingga tiga orang lain di rumahnya. Namun, dalam rumah tangga di mana ada lebih dari satu penderita TB paru, risiko penularan adalah empat kali lipat.

 

Gejala TB

Infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis menyebabkan radang parenkim paru yang dikenal sebagai tuberkulosis paru atau TB paru. 80 persen kasus TB terjadi di paru-paru, dan 20 persen selebihnya adalah TB ekstra paru. Gejala utama adalah batuk yang tidak berhenti selama tiga minggu atau lebih.

Untuk gejala tambahan yang sering muncul antara lain:

  • Dahak dan darah dicampur
  • Demam yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih
  • Nyeri dada dan sesak napas
  • Penurunan keinginan untuk makan
  • Berkurangnya berat badan
  • Rasa tidak enak badan
  • Berkeringat sepanjang malam tanpa melakukan apa-apa

Infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis menyebabkan TB ekstra paru yang menyerang organ tubuh lain selain paru-paru. Penyakit ini biasanya muncul karena kuman menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-04-01T083817.441.png

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah kondisi perilaku tidak normal yang bisa terjadi pada anak-anak, yang ditandai dengan aktivitas yang berlebihan atau biasa disebut hiperaktif. Anak-anak dengan ADHD juga cenderung memiliki konsentrasi yang rendah. Anak-anak yang didiagnosis dengan ADHD juga sering beraktivitas secara tiba-tiba atau implusif. Anak-anak dengan ADHD sering bergerak, berbicara tanpa henti, mengetuk-ketukan jari, menggoyangkan kaki, dan mendorong tubuh anak lain tanpa alasan. Anak-anak dengan ADHD juga mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang sedang mereka lakukan pada waktu yang tepat.

Gangguan ini minimal terjadi dalam dua keadaan, yaitu di sekolah dan di rumah. ADHD dapat ditemukan di mana pun Anda berada dalam hidup Anda, mulai dari anak-anak hingga remaja dan dewasa. Selain itu, gangguan ini dapat meningkatkan kemungkinan kegagalan sekolah, penolakan teman sebaya, konflik dalam keluarga, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perilaku menentang, prestasi kinerja yang buruk, depresi, dan resiko bunuh diri.

 

Ciri-ciri Pengidap ADHD

  • Gagal untuk focus
    Individu mudah teralihkan oleh rangsangan yang diterima oleh alat inderanya atau oleh perasaan yang muncul pada saat itu. Akibatnya, mereka hanya dapat mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang singkat, yang berdampak pada proses penerimaan informasi dari lingkungannya.
  • Gagal dalam mengendalikan diri
    Tindakan tanpa pemikiran menunjukkan gangguan ini. Perasaan mereka membuat mereka sangat cepat bertindak. Sulit untuk menentukan kegiatan mana yang harus diprioritaskan dan sulit untuk mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku apa yang akan ditunjukkan. Hal ini biasanya berdampak pada kedua orang dan lingkungan sekitar mereka.
  • Stres akibat terlalu banyak aktivitas
    Ini dapat terlihat sejak bayi, dengan banyak gerakan dan sulit ditenangkan. Perilaku hiperaktif tampaknya tidak bertujuan dibandingkan dengan orang yang aktif tapi produktif. Mereka tidak dapat membedakan gerakan yang penting dan tidak penting karena mereka tidak mampu mengontrol dan melakukan koordinasi aktivitas motoriknya. Mereka mampu melakukan gerakan-gerakan ini terus-menerus tanpa lelah.

 

Faktor Pemicu ADHD

  • Faktor keturunan
    hubungan antara ADHD dan salah satu jenis gen reseptor dopamine, yang dikenal sebagai DRD4, yang memiliki bentuk seven-repeat. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam menimbulkan gejala perilaku ADHD adalah penurunan aktivitas dopaminergik. Selain itu, ditemukan bahwa jika orang tua memiliki ADHD, anak-anaknya memiliki resiko sebesar 60% untuk mengalaminya. Demikian pula, penelitian tentang anak kembar menunjukkan bahwa jika salah satu anak kembar mengalami ADHD, 70-80% dari anak kembar lainnya juga akan mengalami kondisi tersebut.
  • Kondisi Neurobiologis
    Studi neuroimaging (visualisasi otak) menggunakan MRI menemukan bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki korteks prefrontal kanan yang lebih kecil dibandingkan anak-anak yang tidak memiliki ADHD. Mereka juga menunjukkan ketidaknormalan struktural di berbagai bagian basal ganglia. Ketidaknormalan struktur ini hanya terlihat pada anak-anak ADHD pada pasangan kembar identik, di mana hanya salah satu anak mengalami ADHD.
  • Diet, Makanan Alergi, dan Zat Timah
    Tidak hanya gula yang menyebabkan hiperaktivitas, tetapi zat-zat yang ditambahkan ke dalam masakan dan paparan terhadap zat timah juga tidak memiliki efek yang signifikan.
  • Faktor Sebelum Kehamilan
    Tidak ada hubungan langsung antara kondisi ibu selama hamil dan perkembangan ADHD pada bayi. Namun, makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil dan gaya hidupnya jelas akan mempengaruhi perkembangan janin, termasuk perkembangan sistem neurologis, jaringan otak, dan kondisi fisik.

 

Pengobatan ADHD

  • Penyediaan Obat
    Obat untuk anak ADHD harus diberikan; obat ini tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan ADHD, tetapi bertujuan untuk mengurangi gejala ADHD yang muncul. Semakin banyak bukti bahwa gejala ADHD biasanya tidak menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak, sehingga pemberian obat tersebut kadang-kadang dilanjutkan hingga remaja dan dewasa.
  • Psikotes
    Psikiater atau psikolog dapat melakukan psikoterapi. Terapi biasanya termasuk pelatihan keterampilan. Beberapa contoh psikoterapi adalah sebagai berikut:

    • Perawatan perilaku
      Untuk membantu anak mengendalikan gejala ADHD mereka, terapi perilaku biasanya digunakan.
    • Instruksi keterampilan social
      Untuk meningkatkan fungsi sosial anak dengan ADHD, pelatihan keterampilan sosial mencakup instruksi, contoh perilaku, permainan peran, dan umpan balik atau penguatan untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan.
    • Konselor
      Terapi ini biasanya dilakukan untuk anak-anak yang lebih besar. Anak-anak dengan ADHD diminta untuk berbicara tentang masalah yang mengganggu mereka, mempelajari pola perilaku negatif, dan menemukan cara untuk mengatasi gejala mereka.
    • Pskopendidikan
      Terapi ini dapat digunakan untuk menangani ADHD pada anak-anak yang sudah beranjak remaja. Terapi ini akan membahas ADHD dan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan sehingga anak-anak lebih memahami apa yang sedang mereka alami.
    • Pelatihan pengasuh anak
      Orang tua juga harus belajar keterampilan untuk menangani ADHD. Ini akan membantu mereka memahami dan membimbing anak mereka berperilaku dengan benar.
    • Perawatan keluarga
      ADHD memengaruhi anak-anak bukan hanya orang tua, tetapi juga anggota keluarga lainnya, terutama mereka yang tinggal satu rumah. Oleh karena itu, orang tua juga harus dilatih dan diterapi untuk dapat hidup bersama anak-anak dengan ADHD.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-03-23T091553.340.png

Satu dari empat ligamen utama pada sendi lutut, anterior cruciate ligament (ACL), menghubungkan tulang paha dengan tulang kering untuk mengontrol gerakan yang berlebihan dan rotasi. Cedera ACL adalah salah satu cedera yang paling umum saat berolahraga yang disebabkan oleh gerakan berhenti secara tiba-tiba, jongkok, memutar, atau melompat, seperti yang terjadi pada cabang olahraga basket, sepak bola, lari, dan latihan beban. Atlet lebih rentan mengalami cedera ACL. Gejala ACL termasuk nyeri, bengkak, ketidakstabilan, dan sensasi popping saat digerakkan. Tingkat prevalensi ACL berkisar antara 32 dan 78 per 100.000 orang setiap tahun, dan menjadi cedera tertinggi kedua setelah cedera punggung. Karena kesulitan berjalan, beberapa orang tidak dapat melanjutkan.

Tergantung pada tingkat keparahan cedera, tingkat aktivitas dan tujuan seseorang, perawatan untuk ACL dapat berupa tindakan konservatif, seperti terapi fisik dan rehabilitasi, atau intervensi bedah. Jika seseorang ingin segera kembali berolahraga dan beraktivitas, pembedahan atau operasi dapat dipilih. Namun, bagi orang tua yang tidak banyak berolahraga atau mengalami cedera, penanganan non-operasi, seperti brace lutut, disarankan untuk melindungi lutut dari ketidakstabilan dan fisioterapi rutin untuk meningkatkan fungsi lutut dan menguatkan otot tungkai. Sangat disarankan untuk menggunakan kruk untuk meningkatkan pembebanan tubuh pada lutut yang cedera. Namun, operasi anterior cruciate ligamen (ACL) adalah prosedur umum yang dilakukan untuk memperbaiki ACL yang pecah atau robek di lutut. Mereka yang pernah mengalami cedera ACL yang parah, terutama mereka yang berolahraga atau menjalani gaya hidup aktif, sering disarankan untuk menjalani operasi ACL ini dengan tujuan mengembalikan stabilitas lutut dan memungkinkan mereka untuk kembali melakukan aktivitas normal, seperti berolahraga.

 

Proses Operasi ACL

Sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika ada tanda-tanda cedera ACL karena ini akan memungkinkan diagnosis yang akurat dan cepat untuk menentukan tingkat keparahan cedera dan memilih pengobatan yang tepat. Persiapan umum untuk operasi ACL termasuk:

  • Persiapan: Sebelum operasi, dokter ortopedi akan melakukan evaluasi menyeluruh pada lutut melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pencitraan, seperti MRI. Ini dilakukan untuk memastikan robekan ACL dan untuk menilai kerusakan terkait pada struktur yang mengelilingi lutut.
  • Anestesi: Operasi ACL biasanya dilakukan dengan anestesi umum, yang berarti pasien tidak sadarkan diri sepenuhnya selama prosedur. Dalam beberapa kasus, anestesi regional atau spinal juga dapat digunakan.
  • Metode pembedahan:
    • Pilihan Cangkok: Untuk merekonstruksi ACL yang robek, dokter biasanya memilih cangkok otomatis (menggunakan jaringan pasien sendiri, biasanya dari tendon patela, hamstring, atau paha depan) atau cangkok allograft (menggunakan jaringan donor).
    • Artroskopi: Metode invasif minimal ini memungkinkan visualisasi lebih baik dan sayatan lebih kecil; sebagian besar operasi ACL dilakukan melalui artroskopi, yang menggunakan sayatan kecil dan kamera kecil yang dikenal sebagai artroskop.
    • Penempatan Cangkok: Untuk menggantikan ACL yang rusak, cangkok yang dipilih dipasang pada sendi lutut dengan sekrup atau alat fiksasi lainnya.
  • Perawatan setelah operasi:
    • Pasien diawasi di ruang pemulihan sadar setelah pembedahan.
    • Setelah operasi, fisioterapis memulai terapi fisik untuk membantu pemulihan fleksibilitas, rentang gerak, dan kekuatan lutut.
    • Pada umumnya, pertama-tama dilakukan pengurangan beban dan aktivitas, dan kemudian secara bertahap kembali ke aktivitas normal dibantu oleh ahli bedah dan ahli terapi fisik.
  • Reabilitasi: Salah satu komponen penting dari operasi ACL adalah rehabilitasi pasca operasi. Latihan dan terapi fisik membantu pasien mendapatkan kembali kekuatan, stabilitas, dan kemampuan untuk berfungsi lutut. Lamanya dan intensitas rehabilitasi dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis cangkok yang digunakan, kesehatan pasien secara keseluruhan, dan saran yang diberikan oleh dokter. Untuk memaksimalkan hasil dan mengurangi risiko komplikasi, individu yang menjalani operasi ACL harus berpartisipasi secara aktif dalam proses rehabilitasi. Operasi dan rehabilitasi ACL yang berhasil biasanya memungkinkan pemulihan aktivitas dan kemampuan olahraga seperti sebelum cedera.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-03-22T095920.747.png

Salah satu jenis gangguan penglihatan yang disebut amblyopia (juga dikenal sebagai “mata malas”) terjadi pada salah satu atau kedua mata. Gangguan ini terjadi karena perkembangan visual kortikal salah satu atau kedua mata terhambat oleh penyakit okular selama masa kanak-kanak. Mata yang disebut “malas” memiliki kekuatan yang lebih besar daripada mata lainnya. Meskipun anak-anak dengan amblyopia tidak malas, mereka tidak dapat mengontrol cara mata mereka bekerja.

Ambilopia dapat muncul sejak masa kanak-kanak. 3% anak di seluruh dunia mengalami amblyopia. Untuk mencegah efek jangka panjang amblyopia pada anak, skrining dini dilakukan pada usia 3 hingga 5 tahun. Anak-anak di bawah 7 tahun lebih baik mendapatkan terapi amblyopia.

Anak-anak yang mengalami amblyopia biasanya menghadapi kesulitan untuk menjelaskan seberapa jauh atau dekat suatu barang. Ketika anak perlu melakukan tindakan seperti menyipitkan mata, memiringkan kepala, dan menutup satu mata, orang tua biasanya menyadarinya.

 

Faktor Mata Malas pada Anak

Beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan mengembangkan amblyopia pada anak antara lain:

  • Kelahiran bayi sebelum waktunya (Prematur)
  • Riwayat keluarga amblyopia, katarak juvenile, dan sebagainya
  • Syarat pertumbuhan

 

Penyebab Mata Malas pada Anak

Pada saat normal, otak mengirim sinyal ke kedua mata untuk melihat. Namun, jika salah satu mata memiliki sinyal yang lebih buruk daripada yang lain, otak merespon dengan mematikan sinyal mata yang lemah dan memindahkan sinyal ke mata yang lain. Amblyopia dapat disebabkan oleh kondisi mata berikut:

  • Sebelum usia tiga tahun, pergerakan mata yang tidak bersamaan dikenal sebagai strabismus atau mata juling.
  • Katarak, yaitu adanya kabut pada lensa mata yang membuat mata tampak kabur.
  • Masalah refraksi Terdiri dari masalah pandangan ganda, astigmatisma, myopia, dan hypermetropia. Kacamata atau kontak lensa biasanya dapat diatasi. Namun, jika pengobatan tidak dilakukan, otak akan mulai bergantung pada kekuatan mata yang lebih kuat.

 

Pengobatan Mata Malas pada Anak

Pengobatan amblyopia yang disebabkan oleh strabismus dan gangguan refraksi: Untuk anak dengan myopia, hipermitropia, dan astigmatisma, dokter biasanya merekomendasikan kaca mata atau lensa kontak. Anak akan didiagnosa dengan amblyopia jika dia tidak dapat melihat penuh (visus 6/6) setelah koreksi kacamata. Terapi berikutnya adalah:

  • Dengan menggunakan penutup mata pada mata yang memiliki penglihatan yang kuat, otak akan terbiasa mengirimkan sinyal ke mata yang memiliki penglihatan yang lemah. Mereka yang mengalami amblyopia harus menggunakan penutup mata dua jam sehari.
  • Mengobati mata yang kuat dengan atropine tetes mata. Terapi penglihatan mata anak Anda harus dilanjutkan untuk mencegah kekambuhan amblyopia, dan penglihatannya diharapkan pulih dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-12.png

Antara sepuluh dan dua puluh persen masalah kesehatan mental yang mempengaruhi anak-anak dan remaja di seluruh dunia ada di antaranya kecemasan, depresi, gangguan perilaku, dan gangguan hiperkinetik. Namun, peranakan medis hanya diberikan kepada sekitar sepertiga anak-anak dan remaja dengan penyakit mental akut dan kronis. Layanan kesehatan yang buruk bagi anak-anak sakit jiwa dan keluarganya adalah masalah yang diakui secara global. Alasannya dapat beragam, seperti kekurangan akses ke layanan kesehatan profesional, kekhawatiran mengalami gangguan jiwa dan distigmatisasi, atau keraguan orang tua tentang apakah perubahan perilaku atau suasana hati benar-benar memerlukan perawatan.

Karena sekolah adalah tempat anak-anak dan remaja menghabiskan sebagian besar waktunya, lingkungan sekolah harus memperhatikan perkembangan kesehatan mental anak saat mereka berkembang. Selain itu, lingkungan sekolah mungkin tidak menyenangkan jika dikombinasikan dengan tantangan sosial, tuntutan belajar, dan beban mental yang berlebihan. dan ketegangan batin. Menurut informasi yang dikumpulkan dari 11,1 juta siswa di sekolah umum dan kejuruan di Jerman pada tahun 2014–15, sekitar 1,1 juta siswa, atau 10 persen dari mereka, mengalami masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan. Gangguan hiperkinetik adalah salah satu contoh masalah kesehatan mental.

Gangguan hiperkinetik adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum, dengan prevalensi 1-6%. Gejala utamanya termasuk hiperaktivitas yang diucapkan, gangguan defisit perhatian, dan peningkatan impulsif. Anak-anak dengan gangguan hiperkinetik sering melompat-lompat di kelas, berteriak-teriak, teralihkan perhatian dalam waktu singkat, mengganggu teman sesama siswa, gagal menyerap materi pelajaran, atau terguling-guling di kelas.

4-6% anak-anak mengalami masalah belajar seperti disleksia dan diskalkulia, sementara 4-5% remaja dan anak-anak menderita depresi. Depresi dua kali lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Mengalami masalah kesehatan mental meningkatkan kemungkinan mengulang kelas, membolos, dan putus sekolah. Perubahan pada lingkungan sekolah dan penerapan program sekolah untuk menanggulangi masalah kesehatan mental dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya masalah kesehatan mental internalisasi atau eksternalisasi.

Anak-anak dengan gangguan hiperkinetik memiliki kemampuan akademik yang sangat terganggu di sekolah. Menurut sebuah meta-analisis yang berfokus pada keberhasilan sekolah anak-anak dan remaja dengan gangguan hiperkinetik, akan ada penurunan yang signifikan dalam keterampilan mengeja, berhitung, dan membaca.

 

Hal yang Bisa Dilakukan Untuk Mengatasi

Melakukan skrining adalah langkah pertama yang dapat dilakukan. Kualitas diagnosis metode skrining stres psikologis termasuk masalah emosional, gangguan defisit perhatian dan hiperaktif, masalah dalam berhubungan dengan teman sebaya, dan perilaku abnormal. Sebuah penelitian yang membandingkan tanggapan guru dan orang tua menunjukkan bahwa guru lebih sering menemukan gangguan hiperkinetik dan orang tua lebih baik menemukan gangguan kecemasan dan depresi. Instrumen skrining dapat berguna untuk mengidentifikasi paparan awal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental selama ujian masuk sekolah. Untuk pemeriksaan usia 7–8 tahun, area skrining harus diperluas untuk memasukkan gejala stres emosional dan depresi. Dengan cara ini, penyebab stres dini anak-anak, yang kadang-kadang terjadi di sekolah, dapat diidentifikasi dan bantuan dan pengobatan yang diperlukan dapat dimulai segera.

Sangat penting bahwa masalah kesehatan mental diidentifikasi sejak dini dan dikurangi dengan tindakan pencegahan, mengingat tingkat prevalensi masalah kesehatan mental pada anak-anak dan remaja, dan peran mereka dalam perkembangan skolastik orang muda. Anak-anak, remaja, dan keluarga mereka harus diberitahu tentang opsi yang ada dalam sistem perawatan kesehatan, dan akses harus ditingkatkan. Sekolah, sebagai bagian penting dari sistem pendidikan, dan dengan sistem pendukungnya di bidang psikososial, seperti pekerja sosial sekolah dan psikolog sekolah, dapat memainkan peran penting dalam hal ini, bekerja sama dengan layanan yang ditawarkan oleh sistem kesehatan lainnya, seperti layanan kesehatan masyarakat; layanan psikiatri dan psikosomatik anak dan remaja rawat jalan, serta psikoterapi dan layanan medis untuk anak dan remaja.

 

Sumber: Kemenkes


Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.