Ketahui Risiko TB Paru

Bakteri Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberkulosis, penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru. Namun, bakteri TB dapat menyerang bagian tubuh mana saja, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Salah satu dari sepuluh penyebab utama kematian bagi penderita HIV di seluruh dunia adalah TB. Sampai saat ini, tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan di seluruh dunia. TB mengganggu usia produktif dan meningkatkan angka kematian, terutama di negara berkembang. Mikrobakterium ini menyebar melalui droplet di udara, sehingga seorang penderita tuberkulosis paru dapat menyebarkan tuberkulosis paru ke orang-orang di sekitarnya.
Berbagai program kesehatan di tingkat Puskesmas telah melakukan upaya pencegahan tuberkulosis, termasuk pengembangan strategi penanggulangan tuberkulosis yang dikenal sebagai DOTS (directly observed treatment, short course = pengawasan langsung menelan obat jangka pendek). Strategi ini telah terbukti dapat menghentikan penularan tuberkulosis dan mencegah penyebaran MDR (kekebalan ganda terhadap obat) tuberkulosis. Namun, hasilnya masih belum jelas. Oleh karena itu, diharapkan bahwa pihak-pihak terkait akan berusaha lebih lanjut untuk meningkatkan keterlibatan pelayanan penanganan TB paru-paru.
Faktor TB Paru
- Faktor umur berperan dalam kejadian tuberkulosis. Risiko untuk menderita tuberkulosis dapat digambarkan seperti kurva normal tebalik, di mana risiko tinggi pada awalnya menurun karena orang di atas dua tahun hingga dewasa memiliki daya tangkal yang baik terhadap tuberkulosis. Ketika seseorang atau kelompok mencapai usia tua, mereka mencapai puncaknya.
- Angka kejadian TB dipengaruhi oleh tingkat pendapatan; kepala keluarga dengan pendapatan di bawah UMR akan makan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi setiap anggota keluarga mereka, sehingga mereka memiliki status gizi yang buruk dan lebih mudah terkena penyakit infeksi, termasuk tuberkulosis paru-paru.
- Salah satu faktor yang meningkatkan kemungkinan penularan tuberkulosis paru-paru adalah keadaan rumah. Dinding, lantai, dan atap dapat menjadi tempat perkembang biakan kuman. Dinding dan lantai yang sulit dibersihkan akan menampung debu, yang membantu perkembangan kuman.
- Membuka jendela setiap pagi dan merokok berdampak pada kejadian tuberkulosis paru-paru. Salah satu cara untuk mencegah penyakit tuberkulosis paru adalah dengan membuka jendela setiap pagi, karena ini memungkinkan sinar matahari masuk ke rumah atau ruangan, dan kebiasaan merokok memperburuk gejala tuberkulosis. Selain itu, perokok pasif yang menghisap rokok memiliki kemungkinan lebih besar untuk terinfeksi tuberkulosis paru-paru.
- Penularan TB paru disebabkan oleh hubungan dengan penderita TB paru; rata-rata, seorang penderita dapat menularkan infeksi kepada dua hingga tiga orang lain di rumahnya. Namun, dalam rumah tangga di mana ada lebih dari satu penderita TB paru, risiko penularan adalah empat kali lipat.
Gejala TB
Infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis menyebabkan radang parenkim paru yang dikenal sebagai tuberkulosis paru atau TB paru. 80 persen kasus TB terjadi di paru-paru, dan 20 persen selebihnya adalah TB ekstra paru. Gejala utama adalah batuk yang tidak berhenti selama tiga minggu atau lebih.
Untuk gejala tambahan yang sering muncul antara lain:
- Dahak dan darah dicampur
- Demam yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih
- Nyeri dada dan sesak napas
- Penurunan keinginan untuk makan
- Berkurangnya berat badan
- Rasa tidak enak badan
- Berkeringat sepanjang malam tanpa melakukan apa-apa
Infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis menyebabkan TB ekstra paru yang menyerang organ tubuh lain selain paru-paru. Penyakit ini biasanya muncul karena kuman menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.
Sumber: Kemenkes