artikel-6.png

Rhinitis alergi adalah kondisi di mana reaksi alergi pada alergen yang sama dan diperantarai oleh IgE menyebabkan peradangan pada membran mukosa hidung. Gejala rhinitis alergi termasuk hidung tersumbat, bersin, gatal pada area hidung, rinorea, dan post-nasal drip (PND). Rhinitis terbagi menjadi dua kategori: alergi dan non-alergi. Pada siang hari, rinitis alergi dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan konsentrasi, lelah yang makin intens, dan kantuk jika tidak ditangani. Rinitis alergi dapat menunjukkan gejala berikut:

  • Hidung tersumbat
  • Batuk akibat postnasal drip
  • Hidung meler disertai cairan bening
  • Mendengkur dan mulut kering saat tidur
  • Mendadak bersin berkali-kali, khususnya pada pagi hari
  • Mata gatal atau berair

Reaksi individu terhadap alergen berbeda-beda; beberapa individu menunjukkan gejala yang signifikan, sementara yang lain hanya mengalami gejala yang sangat ringan. Alergen di lingkungan menyebabkan rinitis alergi, yang dapat muncul sepanjang tahun atau pada musim tertentu. Ini dikenal sebagai rinitis alergi perennial atau yang muncul sepanjang tahun. Alergi tungau, debu di rumah, dan alergen dalam ruangan lainnya (jamur dan bulu binatang) adalah penyebab rinitis alergi musiman.

Risiko terkena rinitis alergi meningkat jika:

  • Memiliki eksem
  • Mengidap alergi atau asma
  • Memiliki anggota keluarga terdekat dengan riwayat alergi atau asma
  • Sering terpapar alergen, seperti asap rokok, jamur, bahan kimia, bulu binatang, atau tungau debu di rumah.

Risiko komplikasi rhinitis alergi:

  • Peningkatan kualitas hidup (gejala ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengurangi produktivitas).
  • Gangguan tidur (menjadi lebih sulit untuk tertidur atau terbangun dengan cepat, membuat Anda lelah)
  • Memperburuk gejala asma, seperti batuk atau mengi.
  • Sinusitis (peradangan atau infeksi pada membran yang melapisi sinus karena penyumbatan sinus yang terus menerus)
  • Infeksi telinga bagian tengah (bengkak di sekitar saluran eustachius karena alergi dapat menyebabkan penyumbatan ruang udara di telinga bagian tengah, yang menyebabkan penumpukan cairan dan infeksi).

Mengurangi paparan terhadap alergen yang menyebabkan gejala rinitis alergi adalah cara terbaik untuk mencegah rinitis alergi. Sebagai anjuran dokter Anda, minum obat alergi Anda sebelum Anda terpapar alergen. Konsultasikan dengan ahli rinitis alergi (THT) atau spesialis alergi jika Anda menduga mengalami rinitis alergi. Spesialis THT mungkin melakukan: uji tusuk alergi atau tes antibodi imunoglobulin E (IgE) khusus alergen (untuk mengidentifikasi penyebab gejala alergi), nasoendoskopi (untuk mengukur intensitas gangguan).

Penanganan awal rinitis alergi adalah menghindari paparan terhadap alergen yang ada di sekitar Anda. Dokter juga mungkin meresepkan obat untuk mengontrol gejala atau menyarankan imunoterapi.

Mengurangi paparan alergen di tempat kerja:

  • Setiap minggu atau dua minggu sekali, cuci alas tidur (seprai, sarung bantal, dan selimut) dengan air panas bersuhu minimal 60 derajat Celcius.
  • Jika Anda tidur di ruangan ber-AC, bersihkan dan servis AC dan filternya secara berkala.
  • Minimalkan penggunaan karpet, gorden, atau furnitur berkain di rumah Anda.
  • Permukaan furnitur rumah harus dibersihkan dengan kain basah agar debu tidak menumpuk.
  • Untuk menghapus tungau debu rumah, semprotkan akarisida pada kain tebal.
  • Untuk membersihkan debu, gunakan vacum cleaner.
  • Minimalkan jumlah boneka dan mainan kain yang ada di rumah untuk pasien anak.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-4.png

Obat yang dikenal sebagai antivirus atau antiviral adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Obat ini tersedia dalam bentuk pil, tablet, sirup, dan cairan intravena yang disebut infus.

Obat antivirus awalnya digunakan untuk mengobati penyakit seperti flu (flu) atau herpes simpleks. Pengobatan antiviral kemudian meningkat sejak obat antiretroviral terbukti efektif mengatasi HIV.

Cara kerja obat anti virus :

  • Virus adalah mikroorganisme yang memerlukan inang untuk dapat bertahan hidup.
  • Saat menyerang tubuh, virus akan masuk ke dalam sel sehat dan mengambil alih fungsinya untuk bereplikasi.
  • Virus dapat menumpang di dalam sel atau secara langsung merusak sel agar kemudian dapat memperbanyak diri.
  • Selama proses ini, virus akan terus-menerus menghancurkan dan menginfeksi sel-sel sehat dalam tubuh, dan oleh karena itu obat untuk virus harus dapat masuk ke dalam sel.
  • Misalnya, obat untuk virus flu akan menghentikan siklus infeksi virus dengan enzim dalam antiviral yang mencegah virus yang telah merusak satu sel untuk merusak sel lainnya.
  • Dengan membatasi reproduksi virus, jumlah virus di dalam tubuh akan semakin berkurang. Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuh akan lebih mudah memerangi infeksi virus.
  • Pada akhirnya, obat antiviral ini akan mempersingkat gejala sekaligus mencegah gejala menjadi lebih parah dan menimbulkan komplikasi.

Meskipun demikian, ada beberapa infeksi virus yang tidak memiliki batas. Penyakit yang memiliki keterbatasan diri didefinisikan sebagai penyakit yang sembuh sendiri, baik dengan atau tanpa pengobatan khusus. Penyakit biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Dari infeksi ringan seperti pilek atau flu, misalnya Covid-19 pada umumnya, penyakit yang membatasi diri sendiri, terutama yang memiliki gejala yang ringan.

Untuk penyakit yang memiliki keterbatasan diri, mengadopsi gaya hidup sehat yang mengaktifkan sistem imun tubuh sudah cukup. Pola hidup sehat termasuk makan makanan yang seimbang, minum air putih setidaknya enam gelas setiap hari, berolahraga setidaknya tiga kali seminggu selama 30 menit atau lebih, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, dan mendapatkan cukup istirahat atau tidur selama 6-8 jam setiap hari.

 

Kesimpulan

Obat antivirus menghentikan replikasi virus di tubuh. Obat antivirus dibuat untuk menghentikan atau mengganggu siklus hidup virus tanpa merusak sel inang karena virus memerlukan inang untuk hidup dan berkembang biak. Dengan pemahaman ini, penggunaan antivirus dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit. Di sisi lain, menjaga pola hidup sehat tetap penting untuk mempertahankan daya tahan tubuh.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-1-1.png

Virus yang menyebabkan infeksi di bagian pernafasan adalah human metapneumo virus. Bernedette G.Van den Hougen menemukan masalah ini pada tahun 2001 di Belanda dengan menggunakan metode PCR dengan sample 28 anak di bawah lima (5) tahun. Metapneumo virs manusia menginkubasi selama tiga hingga enam hari dan berlangsung selama dua hingga lima hari.

Virus Rna satu sentuhan negative dari famili pneumoviridal sub kelompok c avian (ampv).Teknik PCR dengan Rna Arbitavily Primed untuk mengidentifikasi virus yang tidak diketahui yang berkembang dalam sel kultur. Di Tiongkok, wabah ini baru-baru ini terjadi pada anak-anak di bawah 14 tahun pada Desember 2024.

HMVP (human metapneumo virus) menginfeksi sel epitel saluran nafas di hidung dan paru-paru. Ini menyebabkan respon yang meningkat dan sitokin seperti IL.6, IFN-ALFA, TNF alfa, dan protein inflamasi makrofag, yang menyebabkan inflamasi dan infiltrasi di peribronkhiolus.

Infeksi dapat menyebar dari individu yang terinfeksi ke individu lain melalui sekresi yang terkontaminasi, seperti droplet dan aerosol. Kebanyakan virus ini ada di daerah subtropis yang tumbuh pada musim dingin, sehingga pada kasus ringan, mereka dapat sembuh tanpa pengobatan simptomatik.

Kementerian Kesehatan merekomendasikan agar orang tidak panik tetapi tetap waspada. Orang-orang yang berisiko terkena virus metapneumovirus manusia, termasuk:

  • Anakanak
  • Orang dewasa yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah
  • Lanjut usia
  • Pasien rumah sakit dengan komplikasi kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dll.
  • Di ruang gawat darurat dan ruang rawat inap
  • Nyeri tenggorokan, batuk dan pilek, kelelahan, demam, pneumonia, dan sesak nafas adalah gejala dan tanda yang paling umum.

Pengobatan dan perawatan:

  • Untuk situasi yang lebih ringan, pastikan untuk mendapatkan jumlah tidur yang cukup, hidrasi yang cukup, dan nutrisi yang cukup.
  • Kasus berat: sesak napas, keluhan yang bertahan lebih dari sepuluh hari, memerlukan pengobatan dan vaksinasi.
  • Perlindungan dilakukan dengan cara berikut:
  • Kebersihan diri dan lingkungan, seperti cuci tangan selama dua puluh detik dengan sabun dan air.
  • Konsekuensi yang positif
  • Olahraga, tidur yang cukup, meditasi, dan relaksasi
  • Perkuat kekebalan tubuh dengan vitamin, suplemen, dan cairan yang sehat dan terdaftar oleh Kemenkes atau Tenaga Kesehatan.
  • Menghindari penggunaan rokok, baik secara aktif maupun pasif.

Strategi nutrisi yang disarankan:

  • Makanan yang mengandung antioksidan, seperti quecetin dan resveratol, untuk mengurangi kerusakan zat peradangan dan replikasi virus.
  • Seng dan selenium
  • Vitamin A dan E berfungsi untuk mengontrol hemostasis sistem kekebalan tubuh.
  • Probiotik: untuk meningkatkan kekebalan usus dan paru-paru, dan untuk mengurangi intensitas dan durasi infeksi pernafasan.

artikel-2.png

Obat antivirus atau antiviral adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Obat ini tersedia dalam bentuk pil, tablet, sirup, dan cairan intravena (infus). Beberapa jenis obat antivirus adalah sebagai berikut:

Herpes kulit obat

Tiga jenis virus herpes dapat menyebabkan infeksi kulit: varicella zoster, yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster, herpes simpleks tipe I, yang menyebabkan herpes oral, dan herpes simpleks tipe II, yang menyebabkan herpes genital. Obat antivirus herpes seperti acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir dapat mencegah infeksi virus herpes kulit dengan mengikat polymerase DNA.

Obat influenza

Infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan disebut flu. Obat virus untuk flu meredakan gejala lebih cepat dan mencegah komplikasi pada pasien yang berisiko karena menghambat bagian DNA virus seperti neuraminidase. Beberapa jenis antivirus digunakan untuk mengobati flu, termasuk oseltamivir, zanamivir, dan amantadine.

Obat HPV

Infeksi HPV, juga dikenal sebagai human papillomavirus, adalah salah satu penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan gangguan pada permukaan kulit, kanker serviks, dan masalah kelamin. Infeksi virus ini dapat diobati dengan obat antiviral seperti ribarivin, yang juga dapat mengobati infeksi virus di saluran pernapasan.

Obat Hepatitis

Hepatitis adalah infeksi virus yang menyerang hati. Ada tiga jenis virus hepatitis: hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Obat antiviral yang menghambat produksi virus hepatitis B dan hepatitis C adalah interferon, yang terdiri dari 

  • nukleosida atau nukleotida analog.
  • inhibitor protease
  • inhibisi polimerase.

Obat HIV/AIDS

Infeksi virus HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan kadar sel darah putih, meningkatkan kemungkinan penyakit infeksi. Dengan mengonsumsi obat virus seperti Antiretroviral (ARV), seperti Zidovudin, Efavirenz, dan lainnya, pasien HIV/AIDS dapat menjalani hidup secara normal. Salah satu efek samping yang paling umum adalah diare ringan yang berlangsung selama satu hingga empat hari. Efek samping lainnya termasuk neutropenia, urtikaria menyeluruh (biduran atau gatal), muntah, nyeri perut, kembung, dan mual.
Sumber: Kemenkes

artikel-2025-01-20T101212.092.png

Luka bakar adalah salah satu masalah kesehatan yang berbahaya yang dapat mengenai siapa saja dan di mana saja. Tidak sedikit masyarakat yang masih salah menggunakan pasta gigi sebagai penanganan pertama saat terjadi luka bakar. Sangat penting untuk memberikan perawatan pertama yang cepat dan tepat untuk orang-orang di rumah tangga yang tidak terbiasa dengan penanganan luka bakar. Kemungkinan pembengkakan dan lamanya pemulihan dapat dikurangi dengan penanganan yang tepat dan cepat.

 

Apa Definisi Luka Bakar?

Luka bakar adalah luka pada kulit atau jaringan tubuh yang disebabkan oleh panas, listrik, gesekan, atau kontak dengan bahan kimia. Karena itu, luka bakar adalah luka terbuka dan memerlukan perawatan yang cepat, tepat, dan tepat agar tidak merusak sel kulit, yang dapat menyebabkan infeksi atau iritasi, memperparah luka dan mempersulit penyembuhannya.

 

Bagaimana Jika Luka Bakar Tidak Diobati dengan Tepat?

Penanganan yang buruk dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan kecacatan fisik seperti bekas luka pada kulit.

 

Apa Efek Samping yang Mungkin Terjadi Ketika Anda Menggunakan Pasta Gigi untuk Mengobati Luka Bakar?

Pasta gigi mengandung bahan kimia abrasif seperti kalsium karbonat, potassium karbonat, dan zat pemutih, yang dapat menutup pori-pori kulit dan memperburuk luka bakar. Ini juga dapat menyebabkan iritasi, memperluas luka, dan menyebabkan infeksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kulit melepuh.

 

Bagaimana Cara Menangani Luka Bakar Pertama yang Baik dan Tepat?

Untuk mengurangi rasa sakit, tindakan pertama setelah insiden adalah mengoleskan air bersih (bukan air es) ke luka bakar selama sekitar dua puluh menit. Setelah itu, gunakan salep oles khusus luka bakar dengan hati-hati. Setelah luka bakar, menggunakan air mengalir dapat membantu mengurangi penyebaran luka. Segera hubungi 119 untuk bantuan terdekat dan atau IGD RS Dr Sardjito di (0274) 5059999 untuk ambulance dan informasi tambahan jika Anda membutuhkan perawatan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2025-01-18T125724.110.png

Flu singapore, juga dikenal sebagai penyakit kaki, tangan, dan mulut (HFMD), adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus dari genus enterovirus. Penyakit HFMD sangat menular, dengan gejala benjolan atau luka kecil di mulut, kaki, dan tangan. Virus HFMD dapat menyebar melalui kontak kulit, udara pernafasan, cairan dari tinja atau blister, dan makan dan minum bersama. Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk, cairan atau droplet dari hidung dan tenggorokan yang keluar saat bersin Faktor cuaca dan iklim juga memengaruhi penyebaran virus HFMD; musim panas adalah musim yang paling umum, dan sanitasi yang buruk, status ekonomi yang rendah, dan kondisi tempat tinggal yang padat sangat berkontribusi pada penyebaran infeksi.

HFMD adalah penyakit umum yang menyerang anak-anak dari 2 minggu hingga 5 tahun (kadang-kadang hingga 10 tahun). Meskipun ada kasus pada orang dewasa, orang dewasa biasanya tidak terinfeksi virus. Bayi dan anak lebih rentan terinfeksi HFMD daripada orang dewasa, tetapi gejalanya biasanya ringan.

Hampir setiap kasus HFMD menyebabkan luka nyeri di lidah dan mulut. Sederhananya, situasinya mirip dengan sariawan. Luka kecil di mulut ini dapat bergabung, menyebabkan lidah membengkak. Nyeri di mulut menyulitkan penderita untuk makan dan minum. Dehidrasi dapat terjadi jika asupan makan penderita terganggu, termasuk asupan cairan.

Orang tua yang anaknya menderita HFMD dapat melakukan hal-hal berikut untuk mencegah dehidrasi:

  • Makan cairan yang cukup
  • Beri makan buah yang banyak air
  • Pastikan anak mendapatkan jumlah tidur yang cukup

Apabila dehidrasi sedang hingga berat tidak dapat diatasi melalui mulut, hidrasi melalui intavena di rumah sakit juga dapat dilakukan jika diperlukan.

Selain itu, upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan HFMD termasuk:

  • Untuk menjaga kebersihan tangan, cuci tangan dengan air dan sabun atau cairan aseptik seperti alkohol dan cairan pembersih tangan.
  • Menggunakan sarung tangan juga untuk mencegah penderita terpapar darah, cairan tubuh lainnya, dan kulit. Namun, Anda harus mencuci tangan Anda setelah membuangnya.
  • Selama batuk dan bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu, lalu buang tisu yang tersisa. Diharapkan untuk menggunakan masker dan menjaga jarak dengan penderita.
  • Menjaga kebersihan lingkungan karena virus dapat bertahan lama di lingkungan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2025-01-18T095715.000.png

Telinga manusia adalah organ pendengaran yang berfungsi untuk menangkap dan mengubah bunyi dari energi mekanis menjadi energi elektris. Kemudian energi ini diteruskan ke otak untuk disadari dan dipahami.

Serumen, juga dikenal sebagai lilin telinga, adalah sekret normal dari kelenjar seruminous, yang berfungsi untuk melindungi, membersihkan, dan melumasi kulit liang telinga. Ada kemungkinan bahwa membersihkan telinga akan mengganggu proses pembersihan lami yang terjadi di dalam liang telinga.

Berbagai macam benda yang digunakan untuk membersihkan kotoran di telinga, seperti cotton bud, bulu, lilin telinga, dan lainnya, dapat mendorong serumen lebih dekat ke membran timpani dan gendang telinga. Selain itu, beberapa penelitian menemukan bahwa tidak menjaga kebersihan telinga dapat meningkatkan risiko infeksi telinga, telinga berdenging, gangguan pendengaran, atau bahkan tuli mendadak. Ini adalah penjelasannya:

Infeksi telinga

Infeksi telinga adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur dan dapat terjadi di saluran telinga luar (otitis eksterna), telinga tengah (otitis media), atau telinga dalam. Sakit di telinga, telinga berair, dan gangguan pendengaran adalah beberapa gejala yang dapat disebabkan oleh infeksi telinga. Infeksi telinga adalah masalah medis yang umum terjadi pada berbagai kelompok usia, terutama pada anak-anak. Infeksi telinga dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang sangat besar dan memerlukan perawatan medis, meskipun seringkali tidak serius.

Gejala infeksi telinga dapat berbeda-beda tergantung pada jenisnya, tetapi beberapa gejala umum termasuk nyeri telinga yang tajam atau terus-menerus, demam, masalah pendengarana atau rasa penuh di telinga, keluarnya cairan atau nanah dari telinga, gatal atau kemerahan di sekitar telinga, dan masalah keseimbangan. Untuk menghindari infeksi telinga, berikut adalah beberapa tindakan yang dapat diambil:

  • Jaga telinga bersih
  • Hindari kelembaban yang berlebihan
  • Lakukan vaksinasi
  • Awasi infeksi saluran pernapasan
  • Jangan merokok

 

Telinga berdenging

Suara berdenging, mendesis, berkicau, bersiul, atau bunyi lainnya yang terjadi di telinga disebut telinga berdenging, juga dikenal sebagai tinnitus. Tinnitus parah dapat menyebabkan masalah tidur atau berkonsentrasi.

Apabila tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan depresi. Tidak ada cara untuk mencegah telinga berdenging karena itu adalah gejala gangguan kesehatan tertentu. Tetapi Anda dapat mengurangi risiko dengan beberapa cara, seperti:

  • Berhati-hatilah untuk menggunakan pelindung telinga ketika terkena paparan suara keras.
  • Hindari mendengarkan musik terlalu keras dalam jangka waktu yang lama.
  • Menjaga kesehatan jantung Anda dengan berolahraga dan makan makanan yang sehat.
  • Hindari atau jangan terlalu banyak mengonsumsi alkohol, kafein, dan nikotin.

 

Gangguan pendengaran

Segala jenis gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali disebut gangguan pendengaran. Suara bising yang lama dan gangguan pada sistem saraf pendengaran dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa gangguan pendengaran memang tidak dapat dicegah, seperti perubahan atau kerusakan struktur telinga karena usia atau cacat bawaan. Namun, ada beberapa tindakan yang dapat diambil untuk menghindari gangguan pendengaran:

  • Hindari terpapar suara keras secara terus menerus.
  • Jaga kebersihan telinga Anda untuk mencegah infeksi.
  • Hindari aktivitas yang berpotensi menyebabkan cedera atau trauma pada telinga Anda, seperti mengalami tekanan kuat saat terbang dalam pesawat atau diving.

 

Tuli mendadak

Gangguan pendengaran yang dikenal sebagai tuli mendadak atau kehilangan pendengaran sensorineural (SSHL) disebabkan oleh kerusakan pada sel rambut telinga bagian dalam atau jalur saraf yang menghubungkan telinga bagian dalam ke otak. Laman web WHO menyatakan bahwa orang yang mengalami gangguan pendengaran jika mereka memiliki ambang pendengaran 20 dB pada kedua telinga mereka tidak dapat mendengar dengan baik. Namun, kebanyakan orang tuli mengalami gangguan pendengaran yang lebih parah sangat sedikit atau tidak bisa mendengar sama sekali. Faktoryang dapat menyebabkan seseorang tuli: genetika, infeksi rubella, berat badan lahir yang rendah, infeksi telinga saat masa anak-anak, meningitis dan infeksi lainnya. Metode-metode berikut dapat digunakan untuk membantu mengatasi telinga tuli:

  • Mengangkat kotoran di telinga
  • Implant koklea
  • Alat bantu dengar

Untuk mencegah munculnya berbagai penyakit telinga, kita harus tetap menjaga kebersihan dan kesehatan telinga kita dengan berbagai cara berikut:

Hentikan kebiasaan mengorek telinga

Adanya sedikit kotoran di dalam liang telinga sebenarnya merupakan hal yang normal karena melindungi liang telinga dari debu dan kotoran. Namun, penumpukan kotoran dapat menyebabkan rasa gatal dan tersumbat, jadi banyak orang menggunakan cotton bud, penjepit kertas, atau bahkan jepit rambut untuk membersihkan kotoran, yang dapat melukai telinga dan membuat kotoran masuk lebih dalam. Untuk mendapatkan pemeriksaan dan pembersihan telinga yang aman, lebih baik pergi ke dokter THT.

  • Jauhkan telinga dari suara yang terlalu keras
  • Jangan menggunakan earphone atau headphone selama satu jam secara terus menerus.
  • Beri waktu sekitar lima menit untuk beristirahat sebelum mendengarkan musik kembali.
  • Jaga volume suaranya.
  • Hindari mendengarkan musik yang keras dalam jangka waktu lama.
  • Jika Anda bekerja di lingkungan yang bising, seperti pabrik atau konstruksi bangunan, Anda disarankan untuk menggunakan sumbat telinga atau earplug.

Hindari penggunaan ear candle

Dokter mengatakan bahwa lilin telinga tidak terbukti efektif untuk membersihkan telinga dan berpotensi berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan seperti terbakar atau saluran telinga tersumbat. Akibatnya, mereka tidak menyarankan penggunaan lilin telinga.

Menjaga telinga agar tetap kering

Jika telinga sering basah atau terlalu lembap, bakteri dan jamur dapat tumbuh dan menyebabkan iritasi dan infeksi. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan saat berenang:

  • Untuk mencegah air masuk ke telinga, gunakan penyumbat telinga.
  • Miringkan kepala jika telinga terendam air.
  • Kengeringkan telinga dengan handuk yang bersih dan kering setelah berenang atau mandi.
  • Melakukan pemeriksaan telinga secara rutin

Pemeriksaan telinga yang rutin dilakukan oleh dokter THT juga penting untuk menjaga kesehatan telinga dan mengidentifikasi gangguan. Dokter akan memeriksa fungsi pendengaran dan kondisi telinga Anda melalui pemeriksaan fisik dan tes pendengaran.

Jika Anda menghargai pendengaran Anda, jagalah kesehatan telinga Anda secara teratur dengan menggunakan metode yang disebutkan di atas. Anda dapat melihat dokter THT setiap 3-5 tahun jika Anda tidak memiliki keluhan pada telinga atau pendengaran.

Namun, jika Anda mengalami keluhan seperti nyeri di telinga, keluar cairan atau darah dari telinga, atau pendengaran menjadi terganggu dengan cepat, Anda harus segera pergi ke dokter THT untuk mendapatkan pengobatan.

 

Kesimpulan

Untuk mencegah infeksi, gangguan pendengaran, dan penyakit serius lainnya seperti tuli mendadak, sangat penting untuk menjaga telinga tetap bersih dan sehat. Tidak perlu melakukan tindakan agresif untuk membersihkan telinga karena ada proses pembersihan alami yang terjadi di dalamnya. Penggunaan alat seperti cotton bud atau lilin telinga dapat menyebabkan kerusakan pada telinga.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2025-01-17T111816.106.png

Memiliki anak yang terlahir sempurna dan mampu berkembang secara optimal adalah kebahagiaan terbesar bagi orang tua. Menurut Amalia et al. (2019), usia keemasan adalah waktu ketika anak-anak sangat cepat berkembang dan berkembang. Perkembangan fisik, kognitif, motorik, psikososial, dan bahasa menjadi sangat penting saat ini.

Perkembangan bahasa anak usia dini didefinisikan sebagai salah satu aspek perkembangan bahasa anak usia dini yang muncul sebagai ekspresi pemikiran anak yang ditandai dengan peningkatan kemampuan dan kreativitas anak dengan tujuan agar anak dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dipahami oleh orang lain. Orang tua mengharapkan anak-anak mampu menyebutkan kata-kata dan dapat berkomunikasi dua arah dengan bahasa yang dapat dipahami oleh orang lain (Amalia & Satiti, 2020).

Kemampuan bahasa anak bervariasi dan sangat bergantung pada stimulasi yang mereka terima. Aktivitas mendengar, melihat, dan meniru gerakan dan ucapan orang tua dapat membantu perkembangan bahasa anak. Seorang anak harus menguasai bahasa, yaitu kode konvensional yang digunakan untuk menyampaikan ide, ucapan, dan gerakan yang kompleks dalam kata-kata yang diucapkan, agar mereka dapat berkomunikasi secara efektif. Bahasa mengandung sinyal dalam kata dan kalimat yang memiliki makna dan dapat diterima di masyarakat (Feldman 2019).

Namun, orang tua tidak mengharapkan bahwa semua anak memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Saat ini, banyak anak-anak di sekitar kita mengalami keterlambatan bicara. Sebuah artikel menyatakan bahwa 20 persen anak Indonesia mengalami penundaan bicara, yang berarti 1 juta dari 5 juta anak mengalami penundaan bicara (Evandio, 2022). Hal ini sejalan dengan informasi yang dikumpulkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menunjukkan bahwa antara 5 dan 8 persen anak prasekolah mengalami gangguan keterlambatan bicara. Terutama, 21% anak di Jakarta mengalaminya. Lebih dari 750.000 anak di Amerika Serikat antara usia 3 dan 5 tahun mengalami keterlambatan bicara, yang membutuhkan perawatan khusus. 16 persen anak mengalami keterlambatan dalam tahap awal pembelajaran bahasa, dan setengah dari anak-anak tersebut mengalami kesulitan menjalankan tugas perkembangan berikutnya di masa depan (Feldman, 2019).

Kemampuan kognitif anak-anak usia 1-3 tahun dipengaruhi oleh keterlambatan bicara. Anak-anak ini mengalami kesulitan belajar di kelas, terutama dalam hal membaca, menulis, menyusun kalimat lengkap, dan menyelesaikan tugas secara mandiri (Kurnia dkk., 2019). 40 hingga 60 persen anak-anak masih mengalami keterlambatan bicara dan bahasa yang tidak diatasi, dan mereka lebih rentan mengalami masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif di masa dewasa.

Ini pasti menjadi “warning” bagi kita selaku orang tua karena, tanpa kita sadari, kemajuan teknologi memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan pola asuh orang tua jaman sekarang dibandingkan dengan orang tua jaman dulu. Sudah sangat jarang kita melihat waktu makan bersama di mana semua anggota keluarga berbicara atau bercerita satu sama lain. Sebaliknya, situasi yang dianggap normal saat ini adalah kumpul keluarga di mana semua anggota keluarga sibuk masing-masing. Papa berbicara dengan temannya, mama browsing, dan anak-anak sibuk bermain game atau menonton TV pintar tanpa berbicara satu sama lain. Anak-anak tidak dilatih untuk mengkomunikasikan keinginan atau perasaan mereka dan hanya menerima stimulasi satu arah.

Orang tua tidak memberikan stimulasi yang cukup kepada anak-anak, sehingga anak-anak lebih sering diberi perangkat elektronik tanpa pengawasan agar tidak mengganggu pekerjaan mereka. Faktor lain adalah bahwa orang tua menganggap keterlambatan bicara anak sebagai sesuatu yang wajar. Hal ini diperburuk oleh ketidaksadaran orang tua tentang pentingnya mengajarkan anak mereka menyebutkan kata dengan artikulasi yang jelas.

Ketika anak-anak berbicara dalam bahasa bayi, seperti “susu” menjadi “cu-cu”, orang tua membiarkan dan menganggapnya lucu. Orang tua bahkan ikut-ikutan menggunakan bahasa bayi, tidak berusaha meralat atau meluruskan apa yang mereka katakan. Selain itu, ibu yang jarang berbicara dengan anaknya secara dua arah, bahkan ketika anak meminta sesuatu, seperti menunjukkan mainan, memberikannya tanpa meminta anak menyebutkan nama mainan agar anak tidak menangis.

Berdasarkan teori pendidikan sosial Bandura, perkembangan bahasa anak adalah hasil belajar dari observasi dan imitasi. Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari dengan observasi dan model. Dimulai dengan mengamati orang lain, seseorang dapat mengembangkan ide tentang bagaimana perilaku baru dilakukan, yang kemudian dapat digunakan sebagai panutan atau panduan untuk melakukan hal yang sama. Orang tua dalam hal ini akan berfungsi sebagai contoh yang sangat baik untuk perkembangan bahasa anak, baik dari segi kosa kata, ucapan, maupun pemahaman mereka. Pada usia dua tahun, kosakata anak meningkat pesat, meningkat dari 300 kata hingga lebih dari 2100 kata pada usia lima tahun. Selain itu, kejelasan, struktur kalimat, dan tata bahasa menjadi lebih baik, dan beberapa anak-anak di prasekolah dapat belajar dua bahasa atau bilingual secara bersamaan (Kurnia dkk., 2019).

Menurut penelitian lain, ada dua faktor risiko yang terkait dengan keterlambatan bicara dan bahasa. Faktor medis termasuk asfiksia lahir, kejang, dan kelainan orofaringeal. Faktor keluarga dan lingkungan termasuk pendidikan orang tua yang rendah, stimulasi yang tidak memadai, riwayat keluarga yang memiliki keterlambatan bicara juga, dan lingkungan yang multibahasa.

Orang tua dapat mencegah keterlambatan bicara anak mereka dengan mengajak mereka berbicara (baby talk) dengan kata-kata sederhana dan ekspresi yang tepat, membaca banyak buku bersama mereka, selalu melibatkan mereka dalam diskusi atau dialog yang dapat menjelaskan tentang perilaku atau perasaan yang dirasakan oleh anak mereka, membatasi waktu menonton TV, dan menciptakan interaksi sosial yang aktif dengan anak mereka, termasuk aktif mengiringi mereka saat mereka berbicara. Kita juga harus mengajarkan anak berkomunikasi dengan baik, mengucapkan kata-kata dengan jelas, selalu melibatkan mereka untuk berbicara, membatasi penggunaan perangkat elektronik, dan memperbanyak waktu untuk bermain bersama mereka.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2025-01-16T110811.967.png

HIV/AIDS, atau Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome, telah menjadi masalah darurat di seluruh dunia dan merupakan salah satu penyakit menular yang paling mematikan. Penyakit ini masih menjadi perhatian yang serius sampai saat ini. HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh secara bertahap tanpa pengobatan, menyebabkan AIDS.

Obat antiretroviral (ARV) dapat digunakan seumur hidup untuk mengobati HIV, yang merupakan penyakit yang berlangsung dalam waktu yang lama. Obat utama yang dikenal sebagai antiretroviral (ARV) terbukti efektif dalam mencegah virus HIV berkembang dalam tubuh.

ARV bekerja dengan mengurangi jumlah virus HIV yang ada dalam darah, sehingga sistem kekebalan tubuh (CD4) tetap kuat. Sebelum memulai pengobatan, faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan adalah ketahanan pasien dalam mengonsumsi obat ARV.

Kepatuhan terapi ARV

Pasien yang mematuhi penggunaan obat mereka dengan benar atau hampir seluruh dosis mereka menunjukkan hasil terbaik dari terapi virologi HIV. Kepatuhan adalah faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan terapi. Terapi ARV untuk HIV berlangsung seumur hidup, sehingga diperlukan tingkat kepatuhan yang tinggi (lebih dari 95%) dalam mengonsumsi obat. Kepatuhan dalam pengobatan sangat penting untuk mengurangi replikasi virus, memperbaiki kondisi klinis dan imunologis, mengurangi resistansi terhadap ARV, dan menurunkan risiko transmisi HIV. Kepatuhan berarti mengonsumsi obat sesuai dosis yang dianjurkan, tidak pernah lupa, tepat waktu, dan konsisten. Kepatuhan terhadap ARV sangat penting untuk mengurangi jumlah virus HIV yang ada dalam tubuh. Tujuannya adalah untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat dengan mengurangi jumlah virus yang stabil dan berkelanjutan. Akibatnya, orang yang terinfeksi HIV dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik.

Infeksi Oportunistik (IO) pada ODHA

Infeksi oportunistik (IO) memanfaatkan kelemahan sistem kekebalan tubuh manusia. Grafik di atas menunjukkan bahwa tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit penyerta yang diderita oleh 62% orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Salah satu infeksi yang paling umum pada penderita HIV/AIDS adalah tuberkulosis (TB). Infeksi HIV merusak sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh rentan terhadap infeksi oportunistik, termasuk tuberkulosis. Kematian akibat infeksi TB pada penderita HIV lebih tinggi, dan tuberkulosis adalah penyebab kematian utama (30-50%) pada pasien HIV/AIDS. Selain menyulitkan diagnosis tuberkulosis, HIV juga meningkatkan angka kejadian tuberkulosis.

Infeksi Oportunistik (IO) dengan Kepatuhan Terapi ARV pada ODHA

Faktor infeksi oportunistik yang membuat pasien merasa semakin buruk berpengaruh besar pada tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan ARV. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ART secara signifikan mengurangi insiden infeksi oportunistik, mendukung pemulihan, dan perbaikan infeksi tersebut, termasuk infeksi yang belum menerima terapi profilaksis atau spesifik.

Terapi antiretroviral tetap menjadi dasar pendekatan untuk mengurangi berbagai infeksi dan proses yang terkait dengan HIV. Namun, terapi antiretroviral tidak dapat menggantikan kebutuhan profilaksis antimikroba pada pasien dengan imunosupresi berat.

 

Kesimpulan

Pengelolaan komprehensif, termasuk pemberian profilaksis, sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kesehatan pasien dengan HIV/AIDS. Penggunaan terapi ARV dengan kepatuhan tinggi sangat penting untuk mengurangi dampak infeksi oportunistik dan meningkatkan kualitas hidup ODHA.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2025-01-10T151014.005.png

Ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih atau cokelat pada enamel gigi, fluorosis adalah kondisi yang memengaruhi kesehatan gigi yang disebabkan oleh paparan fluorida yang berlebihan selama masa perkembangan gigi permanen, yang biasanya terjadi pada anak-anak di bawah usia delapan tahun. Meskipun kondisi ini tidak menimbulkan bahaya kesehatan yang signifikan, dampaknya pada estetika gigi dapat berdampak pada rasa percaya diri seseorang. Artikel ini akan membahas gejala fluorosis, penyebabnya, cara mencegahnya, dan pengobatannya.

 

Gejala dari Fluorosis

Perubahan warna pada permukaan gigi adalah tanda fluorosis. Pada tahap awal kondisi, gigi mungkin memiliki bintik-bintik kecil putih yang hampir tidak terlihat. Pada tahap yang lebih parah, bintik-bintik tersebut dapat berubah menjadi bercak cokelat muda atau tua yang lebih mencolok dan menutupi sebagian besar gigi. Dalam kasus yang sangat parah, enamel gigi bahkan dapat mengalami kerusakan yang lebih serius, seperti cekungan atau lubang kecil.

Fluorosis dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tingkat keparahannya:

  • Fluorosis sangat ringan pada tahap ini: kurang dari 25% permukaan gigi tertutup oleh beberapa bintik putih kecil.
  • Hingga 50% permukaan gigi terdiri dari bintik putih, yang dikenal sebagai fluorosis ringan.
  • Fluorosis sedang didefinisikan sebagai bintik putih atau bercak cokelat yang menutupi lebih dari setengah permukaan gigi.
  • Fluorosis parah: Dengan munculnya cekungan atau lubang kecil di enamel, hampir seluruh permukaan gigi mengalami perubahan warna.

 

Faktor Penyebab Fluorosis

Terpapar fluorida berlebihan, terutama pada anak-anak, dapat menyebabkan fluorosis. Fluorida adalah mineral yang biasa ditemukan dalam air dan beberapa makanan, serta dalam produk kesehatan gigi seperti pasta gigi dan air minum yang ditambahkan fluorida. Meskipun fluorida membantu mencegah kerusakan gigi, paparan berlebihan dapat menyebabkan fluorosis.

Beberapa sumber utama eksponensi terhadap fluorida adalah:

  • Air minum berfluorida: Di banyak tempat, fluorida ditambahkan ke dalam air minum untuk mencegah kerusakan gigi. Namun, paparan fluorida yang berlebihan dapat menyebabkan fluorosis.
  • Pasta gigi berfluorida: Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka tidak menelan pasta gigi saat mereka menggosok gigi karena dapat menyebabkan paparan fluorida yang berlebihan.
  • Suplemen fluorida: Jika anak-anak sudah mendapatkan cukup fluorida dari air minum dan pasta gigi, suplemen fluorida dapat meningkatkan risiko fluorosis.

 

Diagnosis Fluorosis

Pemeriksaan gigi rutin oleh dokter gigi biasanya memungkinkan diagnosis fluorosis. Dokter akan memeriksa perubahan warna pada gigi dan menentukan tingkat keparahan penyakit berdasarkan pola bercak atau bintik yang terlihat. Orang tua harus mengawasi kesehatan gigi anak-anak mereka secara teratur, terutama jika mereka tinggal di daerah di mana air minum mereka mengandung banyak fluorida.

Mencegah Fluorosis

Salah satu cara untuk mencegah fluorosis adalah dengan mengontrol jumlah fluorida yang dikonsumsi oleh anak-anak selama masa perkembangan gigi mereka. Beberapa cara untuk menghindari hal ini termasuk:

  • Menggunakan pasta gigi dengan benar: Orang tua harus memantau anak-anak mereka saat mereka menggosok gigi untuk memastikan mereka menggunakan jumlah pasta gigi yang tepat (seukuran biji jagung) dan tidak menelan pasta gigi saat menggosok gigi.
  • Memantau kadar fluorida dalam air minum di rumah: Orang tua dapat mempertimbangkan untuk menggunakan air botolan rendah fluorida atau memasang sistem penyaringan air untuk mengurangi jumlah fluorida yang terpapar pada anak-anak jika air minum di rumah mengandung banyak fluorida.
  • Menghindari mengonsumsi suplemen fluorida yang tidak diperlukan: Untuk menghindari paparan yang berlebihan, suplemen fluorida harus diberikan hanya atas rekomendasi dokter gigi atau dokter anak.

 

Mengatasi Fluorosis

Karena bintik-bintik putih pada gigi seringkali tidak terlihat dengan jelas, fluorosis ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, dalam kasus yang lebih parah, di mana perubahan warna gigi cukup mencolok, perawatan kosmetik dapat dilakukan untuk memperbaiki penampilan gigi.

  • Pemutih gigi: Pemutih gigi memutihkan enamel gigi dan membantu menyamarkan noda akibat fluorosis ringan.
  • Bonding gigi: Dokter gigi mungkin menyarankan prosedur bonding gigi untuk menutupi noda gigi dengan resin komposit yang memiliki warna yang mirip dengan gigi asli dalam kasus fluorosis sedang.
  • Veneer atau mahkota gigi: Dokter gigi dapat merekomendasikan pemasangan veneer atau mahkota gigi untuk menutupi kerusakan enamel yang lebih luas pada kasus fluorosis yang lebih parah.

 

Kesimpulan

Paparan fluorida yang berlebihan selama perkembangan gigi menyebabkan kondisi yang disebut fluorosis. Meskipun tidak berbahaya dari segi medis, perubahan warna yang disebabkannya dapat memengaruhi penampilan gigi dan rasa percaya diri seseorang. Mengurangi paparan fluorida, terutama pada anak-anak, dapat dicegah dengan memantau penggunaan pasta gigi yang tepat, menjaga tingkat fluorida dalam air minum, dan menghindari suplemen fluorida yang tidak diperlukan. Perawatan kosmetik seperti pemutihan gigi, bonding, atau veneer dapat membantu mengatasi efek estetika yang ditimbulkan jika fluorosis terjadi.

 

Sumber: Kemenkes


Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.