Bagaimana Cuaca Ekstrem Mempengaruhi Tubuh Kita?

Dampak perubahan iklim baik secara langsung maupun tidak langsung termasuk paparan langsung terhadap perubahan pola cuaca seperti suhu, curah hujan, kenaikan permukaan laut, dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem, yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan bahkan menyebabkan kematian. Faktor lingkungan seperti air, udara, dan kualitas air juga dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Kematian dan penyakit yang terkait dengan perubahan iklim, seperti suhu ekstrem, pencemaran udara, kontaminasi air dan makanan, serta penyakit yang ditularkan oleh vektor dan hewan pengerat, merupakan risiko kesehatan tidak langsung. Terganggunya sumber makanan dan hasil panen juga dapat menyebabkan malnutrisi. Disarankan untuk memperkuat regulasi yang memperhatikan kualitas lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan.
Untuk menangani perubahan iklim, berbagai industri harus bekerja sama dan bekerja sama. Menjaga lingkungan, menghemat energi, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dan mengelola sampah rumah tangga dengan baik adalah beberapa tindakan yang dapat diambil oleh masyarakat.
Faktor Risiko Kesehatan Terhadap Perubahan Iklim
- Perubahan Iklim Meningkatkan Risiko Penyakit Tular Vektor: DBD, Chikungunya, Malaria, Leptospirosis, dan Filariasis adalah contoh penyakit tular vektor yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Faktor iklim seperti kelembaban, curah hujan, dan jumlah hari hujan terkait erat dengan meningkatnya kasus DBD. Semakin tinggi curah hujan dan jumlah hari hujan, semakin banyak tempat berkembang biak untuk vektor, sehingga kasus DBD cenderung meningkat. Umur vektor seperti nyamuk juga dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti kelembaban, curah hujan, dan jumlah hari hujan. Kelembaban di bawah 60% cenderung memperpendek umur nyamuk. Curah hujan yang sedang namun berlangsung lama dapat meningkatkan populasi vektor dan meningkatkan tempat berkembang biak. Sementara itu, curah hujan yang tinggi dan terus-menerus yang mengakibatkan banjir dapat menghapus tempat berkembang biak dan menurunkan populasi vektor. Banjir juga dapat meningkatkan risiko paparan terhadap kencing tikus yang mengandung bakteri dan virus.
- Perubahan iklim menyebabkan kekeringan dan banjir pada cuaca panas yang dipicu oleh pencairan es di Kutub Utara, yang mempengaruhi kualitas, kuantitas, dan aksesibilitas air minum. Suhu yang semakin tinggi merupakan faktor risiko untuk penyakit yang ditularkan melalui air (seperti penyakit air) yang terkait dengan perubahan iklim. Air sangat penting untuk kehidupan, tetapi air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, termasuk MCK, dapat membahayakan manusia dan lingkungan. Kualitas, kuantitas, dan aksesibilitas air yang buruk meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air. Global warming menyebabkan virus dan bakteri berkembang lebih cepat, menyebabkan lebih banyak orang yang menderita diare.
- Risiko penularan penyakit melalui makanan dan gizi melibatkan beberapa faktor penting. Semua makhluk hidup membutuhkan air dan makanan. Perubahan iklim mempengaruhi produksi pangan dan ketersediaan air. Gagal panen dan kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan pangan di seluruh masyarakat.
- Perubahan iklim, yang dapat mempengaruhi kualitas udara, adalah salah satu faktor risiko penyakit yang menular melalui udara (airborne disease).
- Faktor risiko penyakit tidak menular adalah istilah yang mengacu pada kondisi yang dapat berbahaya dan memicu munculnya penyakit tidak menular pada orang atau kelompok tertentu. Perubahan iklim menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, yang mengakibatkan peningkatan polusi, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular seperti kanker kulit, asma, gangguan sistem imun, dan heat stroke.
- Peningkatan suhu di bumi adalah salah satu faktor risiko perubahan iklim terhadap bencana, karena mengganggu keseimbangan siklus alami dan menyebabkan suhu permukaan yang lebih tinggi serta perubahan musim yang sulit diprediksi. Pemanasan global menyebabkan banyak bencana alam, termasuk badai topan, siklon tropis, banjir, endemis, dan kekeringan, yang semuanya dipengaruhi oleh perubahan iklim ini. Bencana ini dapat berdampak negatif pada berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, kesehatan, dan lingkungan.
- Meskipun banyak orang yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim, termasuk bencana, ada juga yang mengalami stres, perubahan perilaku, dan bahkan masalah kesehatan mental sebagai akibatnya.
Sumber: Kemenkes





