Jantung Sehat dari Resistance Training

Di seluruh dunia, penyebab kematian paling umum adalah penyakit kardiovaskular. Angina, infark miokard, gagal jantung, kardiomiopati, karditis, irama jantung yang tidak normal, penyakit jantung bawaan, penyakit katup jantung, penyakit jantung rematik, hipertensi, aneurisme aorta, penyakit arteri perifer, penyakit tromboemboli, dan trombosis vena adalah penyakit jantung yang paling umum.Faktor risiko untuk penyakit jantung disebut faktor risiko primer dan sekunder.
Faktor risiko sekunder meliputi diabetes melitus, obesitas, diet, usia, jenis kelamin, etnis/ras, riwayat kesehatan sebelumnya, dan faktor psikologis. Faktor risiko primer adalah faktor risiko yang diteliti memiliki korelasi kuat dengan penyakit kardiovaskular, seperti merokok, hipertensi, dislipidemia, dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor risiko penyakit kardiovaskular juga dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Aktivitas fisik adalah salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
Ada hubungan ilmiah yang panjang antara aktivitas fisik yang teratur dan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Banyak organisasi internasional terkemuka baru-baru ini telah mengakui betapa pentingnya berolahraga sebagai obat yang tidak hanya meningkatkan kesehatan seseorang tetapi juga membantu mencegah dan mengelola penyakit kardiovaskular. Organisasi-organisasi ini telah mengeluarkan seruan untuk membuat aktivitas fisik menjadi prioritas utama dalam program kesehatan mereka. Anda dapat melakukan berbagai jenis latihan fisik, seperti aerobik, seperti jalan kaki, jogging, berenang, dan kebugaran jasmani lainnya, seperti yoga, pilates, dan crossfit. Anda juga dapat melakukan latihan otot, seperti latihan kekuatan, kelenturan, keseimbangan, seni bela diri, dan lainnya.
Dalam sepuluh tahun terakhir, latihan ketahanan, juga dikenal sebagai latihan beban, telah menjadi salah satu olahraga yang paling disukai oleh masyarakat. Training resistensi adalah jenis latihan di mana otot dikontrak melawan suatu beban atau resistensi, baik itu menggunakan beban tubuh sendiri, alat berat, atau tali resistensi. Push-up, squat, dan olahraga menggunakan alat khusus seperti dumbel, barbel, mesin latihan, dan tali adalah beberapa bentuk latihan kekuatan. Latihan ini telah lama dikenal dapat meningkatkan kekuatan dan massa otot. Meskipun resistance training memiliki banyak manfaat, kebanyakan orang hanya menganggapnya untuk meningkatkan massa otot. Namun, penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara latihan kekuatan dan kesehatan jantung.
Resistance Training dan Kesehatan Jantung
Studi menunjukkan bahwa latihan kekuatan dapat meningkatkan fungsi kardiovaskular. Latihan ini tidak hanya melatih otot besar, tetapi juga dapat meningkatkan denyut jantung dan volume stroke, yang keduanya penting untuk menjaga kesehatan jantung. Penelitian telah menunjukkan bahwa pelatihan kekuatan dapat sangat membantu mengelola tekanan darah. Pada individu dengan hipertensi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, latihan ini terbukti menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Bagaimana mekanisme resistance training berpengaruh terhadap kesehatan jantung?
Salah satu cara latihan kekuatan mempengaruhi kesehatan jantung adalah melalui peningkatan massa otot dan metabolisme basal. Selain itu, latihan kekuatan juga dapat mempengaruhi profil lipid, yang sangat terkait dengan kesehatan jantung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa latihan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan mengurangi kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit jantung.
Tips Resistance training Yang Efektif
Resistance training yang berguna untuk kesehatan jantung mencakup hal-hal berikut:
- Melakukan intensitas yang tepat: Studi menunjukkan bahwa latihan dengan intensitas moderat hingga tinggi meningkatkan kesehatan jantung lebih baik daripada latihan dengan intensitas rendah.
- Kombinasi dengan latihan aerobik: Studi menunjukkan bahwa latihan kekuatan harus dilakukan dua atau tiga kali seminggu, dengan setidaknya satu set latihan untuk setiap kelompok otot utama. Durasi latihan dapat bervariasi, tetapi sekitar dua puluh hingga tiga puluh menit dapat memberikan manfaat yang signifikan.
- Konsultasikan dengan profesional: Konsultasikan dengan pelatih pribadi atau profesional kebugaran jika Anda baru memulai atau memiliki kondisi kesehatan tertentu. Mereka juga dapat membantu Anda menentukan program latihan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan Anda. Mereka juga dapat berbicara tentang teknik yang tepat untuk menghindari cedera dan memastikan bahwa otot yang ditargetkan benar-benar terlibat.
- Istirahat yang cukup: Beri diri Anda waktu yang cukup untuk beristirahat antara latihan dan setelahnya. Ini membantu tubuh Anda tetap fit dan mencegah kelelahan yang berlebihan.
Kita memahami dari uraian di atas bahwa ada banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa latihan ini dapat menguntungkan kesehatan jantung. Untuk tetap sehat, perlu diingat bahwa aktivitas fisik, seperti latihan kekuatan, tidak cukup untuk menjaga kesehatan jantung. Kita juga harus mengurangi faktor risiko, terutama yang dapat diubah, dan menjalani pola hidup yang lebih sehat.
Sumber: Kemenkes





