CONTOH PENGGUNAAN TEKNIK SKORING DALAM FIT AND PROPER TEST DALAM PEMILIHAN DIREKTUR SEBUAH RUMAH SAKIT

artikel-36.png

Pemilihan direktur rumah sakit yang tepat adalah langkah krusial untuk memastikan kinerja optimal rumah sakit. Proses ini sering dilakukan melalui metode skoring dalam fit and proper test untuk mengevaluasi kandidat secara objektif. Berikut adalah contoh penggunaannya.

Tahap 1: Penetapan Kriteria dan Bobot Penilaian

1.1 Kriteria Penilaian

Menentukan kriteria penilaian yang mencakup aspek-aspek penting yang harus dimiliki oleh direktur rumah sakit, seperti:

  • Kualifikasi Akademis dan Sertifikasi: Gelar akademis, sertifikasi profesional.
  • Pengalaman Manajerial: Jumlah dan relevansi pengalaman dalam manajemen rumah sakit.
  • Kemampuan Kepemimpinan: Visi, kemampuan memotivasi, dan keterampilan interpersonal.
  • Kemampuan Manajerial: Pengelolaan anggaran, pengambilan keputusan strategis.
  • Pengetahuan Industri: Pemahaman tentang regulasi kesehatan, tren industri.
  • Manajemen Risiko: Penanganan krisis, kepatuhan terhadap regulasi.
  • Integritas dan Etika: Rekam jejak integritas, transparansi.
  • Indikator Kinerja: Hasil berdasarkan KPIs seperti kepuasan pasien, efisiensi operasional.

1.2 Penetapan Bobot

Menetapkan bobot untuk setiap kriteria berdasarkan kepentingannya. Contoh bobot:

  • Kualifikasi Akademis dan Sertifikasi: 10%
  • Pengalaman Manajerial: 20%
  • Kemampuan Kepemimpinan: 20%
  • Kemampuan Manajerial: 15%
  • Pengetahuan Industri: 10%
  • Manajemen Risiko: 10%
  • Integritas dan Etika: 10%
  • Indikator Kinerja: 5%

Tahap 2: Pengumpulan Data

Mengumpulkan data yang diperlukan untuk menilai setiap kandidat, melalui:

  • Curriculum Vitae (CV): Untuk informasi kualifikasi dan pengalaman.
  • Wawancara: Untuk menilai kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan pengetahuan industri.
  • Referensi: Menghubungi referensi profesional untuk mengecek integritas dan kinerja sebelumnya.
  • Dokumen Pendukung: Sertifikasi, laporan kinerja, dan publikasi yang relevan.

Tahap 3: Skoring

3.1 Penilaian Setiap Kriteria

Menilai setiap kandidat berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Setiap kriteria dinilai dalam skala tertentu, misalnya 1-5, di mana:

  • 1 = Sangat Buruk
  • 2 = Buruk
  • 3 = Cukup
  • 4 = Baik
  • 5 = Sangat Baik

3.2 Perhitungan Skor

Menghitung skor total untuk setiap kandidat dengan mengalikan nilai kriteria dengan bobot yang telah ditetapkan, kemudian menjumlahkan hasilnya. Contoh perhitungan untuk satu kandidat:

  • Kualifikasi Akademis dan Sertifikasi: Nilai 4 x Bobot 0.10 = 0.40
  • Pengalaman Manajerial: Nilai 5 x Bobot 0.20 = 1.00
  • Kemampuan Kepemimpinan: Nilai 4 x Bobot 0.20 = 0.80
  • Kemampuan Manajerial: Nilai 3 x Bobot 0.15 = 0.45
  • Pengetahuan Industri: Nilai 4 x Bobot 0.10 = 0.40
  • Manajemen Risiko: Nilai 3 x Bobot 0.10 = 0.30
  • Integritas dan Etika: Nilai 5 x Bobot 0.10 = 0.50
  • Indikator Kinerja: Nilai 4 x Bobot 0.05 = 0.20
  • Total Skor: 4.05

Tahap 4: Analisis dan Pemilihan

4.1 Perbandingan Skor

Membandingkan total skor dari semua kandidat untuk menentukan kandidat dengan skor tertinggi sebagai kandidat terbaik.

4.2 Evaluasi Tambahan

Melakukan evaluasi tambahan jika diperlukan, seperti wawancara panel dengan pemangku kepentingan utama atau tes psikologis.

4.3 Pengambilan Keputusan

Melibatkan komite pemilihan untuk mengambil keputusan akhir berdasarkan skor dan evaluasi tambahan.

Contoh Implementasi

Kasus Studi: Pemilihan Direktur Rumah Sakit XYZ

Tahap 1: Penetapan Kriteria dan Bobot

  • Kualifikasi Akademis dan Sertifikasi: 10%
  • Pengalaman Manajerial: 20%
  • Kemampuan Kepemimpinan: 20%
  • Kemampuan Manajerial: 15%
  • Pengetahuan Industri: 10%
  • Manajemen Risiko: 10%
  • Integritas dan Etika: 10%
  • Indikator Kinerja: 5%

Tahap 2: Pengumpulan Data

  • Mengumpulkan CV dari tiga kandidat: Dr. A, Dr. B, dan Dr. C.
  • Melakukan wawancara dan menghubungi referensi.
  • Mengumpulkan dokumen pendukung, seperti sertifikasi dan laporan kinerja.

Tahap 3: Skoring

Dr. A

  • Kualifikasi Akademis dan Sertifikasi: 4 (0.4)
  • Pengalaman Manajerial: 5 (1.0)
  • Kepemimpinan: 4 (0.8)
  • Manajerial: 3 (0.45)
  • Pengetahuan Industri: 4 (0.4)
  • Manajemen Risiko: 3 (0.3)
  • Integritas dan Etika: 5 (0.5)
  • Indikator Kinerja: 4 (0.2)
  • Total Skor: 4.05

Dr. B

  • Kualifikasi Akademis dan Sertifikasi: 5 (0.5)
  • Pengalaman Manajerial: 4 (0.8)
  • Kepemimpinan: 4 (0.8)
  • Manajerial: 4 (0.6)
  • Pengetahuan Industri: 3 (0.3)
  • Manajemen Risiko: 4 (0.4)
  • Integritas dan Etika: 4 (0.4)
  • Indikator Kinerja: 4 (0.2)
  • Total Skor: 4.00

Dr. C

  • Kualifikasi Akademis dan Sertifikasi: 4 (0.4)
  • Pengalaman Manajerial: 4 (0.8)
  • Kepemimpinan: 3 (0.6)
  • Manajerial: 4 (0.6)
  • Pengetahuan Industri: 4 (0.4)
  • Manajemen Risiko: 3 (0.3)
  • Integritas dan Etika: 4 (0.4)
  • Indikator Kinerja: 3 (0.15)
  • Total Skor: 3.65

Tahap 4: Analisis dan Pemilihan

  • Dr. A memiliki skor tertinggi (4.05).
  • Melakukan evaluasi tambahan dengan wawancara panel.
  • Komite memutuskan Dr. A sebagai direktur baru berdasarkan skor dan performa di wawancara panel.

Kesimpulan

Metode skoring dalam fit and proper test untuk pemilihan direktur rumah sakit memungkinkan evaluasi objektif dan komprehensif terhadap para kandidat. Proses ini melibatkan penetapan kriteria dan bobot yang jelas, pengumpulan data, penilaian dengan skoring, dan analisis untuk pengambilan keputusan. Implementasi yang baik dari metode ini akan memastikan terpilihnya direktur yang paling kompeten dan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

 

Sumber: Dr. Galih Endradita M

Admin PERSI JATIM faradilla

Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.