Salmonellosis, Infeksi Berbahaya dari Bakteri

Salmonellosis adalah penyakit menular (zoonosis) yang menyerang sistem pencernaan, tepatnya saluran usus. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella yang masuk ke makanan dan minuman yang tercemar. Serangga, seperti lalat, juga dapat membawa bakteri ini ke manusia. Diare adalah gejala utama, dan jika terjadi komplikasi, dapat menyebabkan kematian. Reaksi akan menjadi intens sekitar 7 hingga 36 jam setelah terinfeksi bakteri Salmonella dan akan berlangsung selama 2 hingga 7 hari.
Berbagai gejala lainnya termasuk:
- Muntah dan mual
- Sakit perut, kram perut, atau nyeri hebat pada perut
- Panas dingin atau demam
- Menggigil
- Nyeri otot
- Feses berdarah
- Terdapat tanda-tanda dehidrasi, seperti urine sedikit atau warnanya gelap, mulut kering, dan
- lemas
Salmonellosis terdiri dari dua jenis, tifoid dan non tifoid. Penyakit tifoid terdiri dari demam tifoid (thypoid fever) dan demam paratifoid (parathyphoid fever) yang disebabkan oleh Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A dan B. Salmonellosis non tifoid biasanya disebabkan oleh serovar yang tidak memiliki inang, atau hospes, yang membuatnya sangat berbahaya bagi hewan dan manusia.
Bakteri Salmonella ini biasanya didapati pada:
- Daging mentah, biasanya bakteri Salmonella dapat hinggap pada daging yang terkena kotoran selama pemotongan atau terbengkalai begitu saja, bisa melalui perantara lalat.
- Telur mentah, telur ini juga bisa menjadi penyebab Salmonellosis. Hewan unggas sangat rawan terinfeksi bakteri Salmonella apabila menghasilkan telur maka telur tersebut juga bisa ikut terinfeksi.
- Susu, jus, atau minuman lainnya yang tidak dipasteurisasikan atau disteriliasasi.
- Sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan bisa terkontaminasi apabila tidak dibersihkan dengan benar.
Bakteri Salmonella dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar kuman. Selain itu, bakteri dapat dibawa oleh serangga (lalat) ke dalam makanan, kemudian masuk ke saluran pencernaan lambung, di mana sebagian bakteri dimusnahkan, dan sebagian lainnya berkembang biak di saluran usus. Setelah itu, hipotalamus merespon dengan meningkatkan suhu tubuh, menyebabkan demam typhoid, yang menyebabkan gejala seperti diare dan lainnya.
Tingkatan infeksi bakteri Salmonella dibagi menjadi beberapa tingkatan, diantaranya :
- Gastroenteritis, juga dikenal sebagai keracunan makanan, adalah penyakit yang dapat menginfeksi usus, atau saluran pencernaan, tanpa menghasilkan toksin sebelumnya. Menyantap makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella, seperti daging dan telur, adalah penyebab gastroenteritis. Pusing, mual, muntah, diare, darah pada tinja, dan demam ringan akan muncul selama 8–48 jam. Itu akan sembuh dalam dua–tiga hari.
- Bakteri salmonella typhi A, B, dan C menyebabkan demam tifoid, juga dikenal sebagai tipes. Penyakit ini dimulai dengan bakteri salmonella masuk ke mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar. Kemudian masuk ke usus halus dan sebagian hancur di dalam lambung.
- Infeksi Salmonella non-typhi dan demam tifoid menyebabkan bakteriemia, juga dikenal sebagai septtikimia. Panas dan bakterimia berkala adalah indikasi. Selain itu, abnormalitas lain mungkin termasuk osteomyelitis, pneumonia, abses paru-paru, meningitis, dan lainnya. Jika bakteri Salmonella typhi ada dalam darah, ada kemungkinan infeksi sebanyak sepuluh kali lipat. Bakterimia ini tidak menyerang usus, atau saluran pencernaan, karena pertumbuhan bakteri dalam tinja bersifat negatif.
- Pembawa (pembawa) ini terinfeksi Salmonella typhi dan membuang sisa bakteri di dalam fese dalam jangka waktu yang berbeda. Ini disebut carrier convalescent jika pasien tidak mengeluarkan sisa metabolisme bakteri Salmonella typhi dalam waktu dua hingga tiga bulan. Carrier kronik adalah pengidap yang mengeluarkan bakteri Salmonella dalam waktu satu tahun.
Beberapa golongan masyarakat yang rawan terkena Salmonellosis diantaranya:
- Berusia yang rawan kritis termasuk bayi (balita), anak-anak, atau orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Ada kemungkinan bahwa remaja dapat terjangkit bakteri Salmonella.
- Mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada orang dengan riwayat penyakit HIV/AIDS, orang yang menjalani transplantasi organ, atau orang yang menerima kemoterapi atau radiasi.
- Orang-orang dengan sejarah peradangan usus lebih rentan terhadap bakteri Salmonella. Ini terutama berlaku untuk sel-sel selaput lendir usus yang rusak.
- Keluarga Anda terinfeksi Salmonella.
- Memelihara hewan lain, terutama unggas seperti burung atau reptil, karena mereka dapat membawa Salmonella.
- Perjalanan ke negara berkembang di mana tingkat sanitasi rendah atau kebersihan di bawah standar.
- Penggunaan obat antasida dapat menurunkan pH lambung, memungkinkan bakteri Salmonella masuk dan bertahan hidup di usus.
- Penggunaan antibiotik tanpa indikasi yang tepat dari dokter juga dapat menurunkan jumlah bakteri baik dalam usus, memungkinkan Salmonella merusak usus dengan mudah.
Salmonellosis sangat sulit untuk dideteksi, jadi harus dilakukan pemeriksaan fisik seperti memeriksa perut jika terasa empuk dan mencari ruam dengan bintik-bintik merah muda kecil di kulit. Demam tifoid muncul ketika bintik tersebut disertai demam tinggi dan Salmonella yang serius ditemukan. Selain tiga belas pemeriksaan fisik, pasien juga harus menjalani tes pada darah, urine, dan feses. Tujuan dari tes ini adalah untuk menemukan gejala terinfeksi bakteri Salmonella di tubuh pasien.
Cara menangani atau mencegah penyakit Salmonellosis bisa dimulai dari hal-hal sederhana dari individu ataupun dari lingkungan sekitar masyarakat, diantaranya:
- Mengatur atau mengolah makanan dengan baik dan benar, makanan harus dimasak sampai benar-benar matang.
- Cek dengan teliti kebersihan tempat masak sebelum dan sesudah menyediakan makanan yang beresiko meningkatkan gejala, cuci tangan hingga bersih (biasanya 6 langkah cuci tangan).
- Memakai alat-alat terpisah untuk makanan mentah dan matang.
- Hanya minum susu atau jus yang sudah di pasteurisasi.
- Jaga kebersihan, jaga kebersihan, dan limgkungan.
Ingat ya, kebersihan bukan Cuma sebagian dari iman, tapi juga kunci dari kesehatan badan, salam sehat !
Kesimpulan
Bakteri Salmonella menyebabkan penyakit menular Salmonellosis yang menyerang saluran pencernaan. Gejalanya termasuk diare, muntah, sakit perut, demam, dan dehidrasi, yang jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan komplikasi serius. Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi dapat menyebabkan salmonellosis.
Contoh makanan dan minuman yang terkontaminasi termasuk daging, telur, susu yang tidak dipasteurisasi, atau sayuran yang tidak dicuci dengan benar. Usia rentan (bayi, anak-anak, dan orang tua), penyakit kekebalan tubuh yang lemah, dan lingkungan yang tidak bersih adalah beberapa faktor risiko utama.
Menjaga kebersihan lingkungan dan makanan, memasak makanan hingga matang, mencuci tangan dengan benar, dan menggunakan peralatan dapur yang bersih adalah beberapa cara untuk mencegah salmonellosis.
Sumber: Kemenkes