Imunisasi pada Anak dengan Penyakit Kronis: Aman atau Tidak?

Baik vaksinasi maupun imunisasi adalah proses di mana antigen diberikan kepada tubuh untuk mendorong sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah penyakit tertentu dan mengurangi jumlah orang yang sakit.
Penyakit kronik didefinisikan sebagai penyakit yang tidak dapat diobati, telah berlangsung selama tiga bulan atau lebih, atau yang telah terjadi setidaknya tiga kali dalam satu tahun sebelumnya dan terus berulang. Contohnya adalah alergi, talasemia, kanker, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal kronik, sindrom nefrotik, penyakit autoimun seperti SLE, infeksi HIV, TBC, epilepsi, dll.
Anak-anak yang memiliki penyakit lama lebih rentan terhadap infeksi dan lebih rentan terhadap infeksi berat dan komplikasinya.
Semua imunisasi harus diberikan jika tidak ada kontraindikasi pada anak yang menderita penyakit kronis. Anak-anak dengan kondisi imunokompromais, yang berarti sistem imun tubuh mereka menurun, disarankan untuk divaksinasi influenza setahun sekali. Namun, individu yang mengalami imunosupresi berat sebaiknya tidak menerima vaksin hidup.
Anak-anak yang menerima terapi steroid: Untuk pasien dengan penyakit inflamasi atau autoimun, vaksin inaktif dan vaksin virus hidup harus diberikan sebelum terapi steroid dimulai, setidaknya dua minggu sebelum terapi steroid dimulai, dan vaksin virus hidup harus diberikan setidaknya empat minggu sebelumnya.
Imunisasi untuk kondisi khusus lainnya, seperti bayi prematur: bayi prematur dengan BB lebih dari 2000 gram atau lebih dari satu bulan diberikan vaksin hepatitis B sesuai usia kronologis.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerima imunisasi penyakit kronik, termasuk status gizi pasien, pengobatan atau terapi pasien, dan kondisi khusus yang terkait dengan penyakit pasien. Untuk melengkapi imunisasi, pasien harus berkonsultasi dengan dokter anak.
Sumber: Kemenkes