BUDAYA KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT DALAM STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT 2022

hospitality.png

Kesadaran budaya (Cultural awareness)

  • adalah kemampuan seseorang untuk melihat ke luar dirinya sendiri danmenyadari akan nilai-nilai budaya, kebiasaan budaya yang masuk.
  • Dapat menilai apakah hal tsb normal dan dapat diterima pada budayanya ataumungkin tidak lazim atau tidak dapat diterima di budaya lain.
  • Perlu memahami budaya yang berbeda dari dirinya dan menyadarikepercayaannya dan adat istiadatnya dan mampu untuk menghormatinya

Kompetensi budaya adalah tingkat tertinggi dari kesadaran budaya

  • Kompetensi budaya berfungsi untuk dapat menentukan dan mengambil suatu keputusan dan kecerdasan budaya.
  • Kompetensi budaya merupakan pemahaman thd kelenturan budaya (culture adhesive).
  • Penting karena dengan kecerdasan budaya seseorg memfokuskan pemahaman pada perencanaan dan pengambilan keputusan pada suatu situasi tertentu
  • Adalah suatu perangkat kesamaan perilaku, sikap dan bersama secara harmonis dlm suatu sistem, badan atau para profesi utk bekerja secara efektif dlm situasi yg lintas-budaya / ‘cross-cultural’.
  • Suatu proses pertumbuhan yg berkembang melampaui suatu kerangka waktu yg lama

Patient-centered care: the key to cultural competence

  • Dalam analisis final, kita harus mperlakukan pasien2 kita sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain, selama periode yg penuh dgn krisis maupun ketakutan
  • Kunci menuju kompetensi kultural adalah patient centeredness (focus kpd pasien) yg dibangun atas respek (rasa hormat), sensitivitas, kesabaran, kemitraan, kejujuran, kecerdikan, rasa ingin tahu, dan toleransi. Semua orang benar2 peduli ttg asuhan

Budaya Keselamatan

  • Budaya keselamatan suatu (RS) organisasi adalah hasil dari nilai2 individu dan kelompok, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku yg menentukan komitmen terhadap, dan gaya serta kemampuan, manajemen pelayanan kesehatan dan keselamatan RS.
  • RS dengan budaya keselamatan positif dicirikan oleh komunikasi atas dasar saling percaya, dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan yakin akan manfaat langkah2 pencegahan.
  • Budaya keselamatan adalah produk dari keyakinan, nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku, dari individu dan kelompok yang menentukan komitmen (RS) organisasi terhadap mutu dan keselamatan pasien.
  • RS dengan budaya keselamatan yang kuat ditandai dengan komunikasi yang dibangun atas dasar saling percaya, dengan berbagi persepsi tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan kemanjuran langkah-langkah penting

Komponen Budaya Keselamatan

  1. Budaya terinformasi : Mereka yg mengelola dan mengoperasikan sistem mempunyai pengetahuan tentang faktor2 manusia, teknik, organisasi dan lingkungan yg menentukan safety dari sistem sebagai suatu keseluruhan
  2. Budaya melapor: Suatu iklim RS dimana orang2 disiapkan untuk melaporkan error serta KNC/near miss yg mereka lakukan
  3. Budaya yang adil: Suatu suasana saling percaya/trust dimana orang2 didorong (bahkan diberi hadiah) untuk memberikan informasi penting terkait safety, tetapi dimana mereka juga memahami tentang garis batas antara perilaku yg dapat diterima dan tidak akseptabel
  4. Budaya fleksibel: Suatu budaya dimana RS mampu merubah diri dan wajah mereka menjadi mampu beroperasi dlm tempo tinggi atau dlm berbagai bahaya tertentu – seringkali beralih dari cara hierarkis konvensional ke cara yang lebih datar/sederhana
  5. Budaya belajar: Suatu organisasi harus memiliki kemauan dan kompetensi untuk menarik kesimpulan yang tepat dari sistem informasi keselamatannya dan kemauan untuk melaksanakan perubahan/reformasi besar.

11 Prinsip Budaya Keselamatan

  1. Terapkan pendekatan yang transparan dan tidak menghukum dan belajar dari insiden keselamatan, KNC dan kondisi tidak aman.
  2. Gunakan proses berbasis risiko yang jelas, adil, dan transparan untuk mengenali dan membedakan kesalahan manusia dan kesalahan sistem dari tindakan yang tidak aman, atau yg patut disalahkan.
  3. CEO dan semua pemimpin mengadopsi dan memodelkan perilaku yg sesuai dan memperjuangkan upaya untuk memberantas perilaku mengintimidasi.
  4. Kebijakan mendukung budaya keselamatan dan pelaporan insiden keselamatan, KNC dan kondisi tidak aman. Kebijakan ini ditegakkan dan dikomunikasikan kepada semua anggota tim.
  5. Kenali anggota tim asuhan yang melaporkan insiden keselamatan dan KNC, yang mengidentifikasi kondisi tidak aman, atau yang memiliki baik saran untuk peningkatan keselamatan. Bagikan “pelajaran gratis” ini dengan semua anggota tim (mis., umpan balik).
  6. Tentukan ukuran dasar organisasi untuk kinerja budaya keselamatan menggunakan alat yang divalidasi.
  7. Menganalisis hasil survei budaya keselamatan dari seluruh unit di RS untuk menemukan peluang untuk peningkatan kualitas dan keselamatan
  8. Gunakan informasi dari penilaian keselamatan dan atau survei untuk mengembangkan dan menerapkan kualitas berbasis unit, dan inisiatif peningkatan keselamatan yang dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan.
  9. Tanamkan pelatihan budaya tim keselamatan ke dalam peningkatan kualitas proyek dan proses organisasi untuk memperkuat sistem keselamatan.
  10. Secara proaktif menilai kekuatan dan kerentanan sistem, dan memprioritaskannya untuk perbaikan atau peningkatan.
  11. Ulangi evaluasi budaya keselamatan setiap 18 hingga 24 bulan untuk meninjau kemajuan dan mempertahankan peningkatan.

“Just Culture”

  • Secara tradisional, budaya pelayanan kes telah membuat semua individu bertangg-jwb menangani error atau KTD yg menimpa pasien yg berada dalam asuhan mereka
  • Suatu just culture mengakui bhw individu tdk seharusnya dianggap bertangg-jwb atas kegagalan sistem dimana mereka tidak punya kendali
  • Suatu just culture juga menyatakan banyak error merepresentasikan interaksi yg dapat diramalkan antara operator manusia dgn sistem dimana mereka bekerja. Mengakui bhw professional yg kompeten dpt berbuat kesalahan
  • Mengakui bhw bahkan professional yg kompeten sekalipun, bisa mengembangkan norma-norma yg tidak sehat (jalan pintas, “routine rule violations” = “pelanggaran peraturan secara rutin”)
  • Suatu just culture memiliki zero tolerance (sama sekali tidak toleran) thd perilaku sembrono / serampangan

Prinsib “Just Culture” / “Budaya Yang Adil”

Perilaku manusia dalam budaya yang adil dapat digambarkan sbb:

KESALAHAN MANUSIA = Slip atau lapse/terlewat yang tidak disengaja. Kesalahan manusia bisa terjadi, jadi sistem harus dirancang untuk membantu orang melakukan hal yang benar dan menghindari melakukan hal yang salah.

Respons: Pendampingan : Dukung orang yang melakukan kesalahan. Selidiki bagaimana sistem dapat diubah utk mencegah kesalahan terjadi lagi.

PERILAKU YANG BERISIKO = Sadar memilih tindakan tanpa menyadari tingkat risiko hasil yang tidak diinginkan.
Respons: Pelatihan : Beri tahu orang tsb mengapa perilaku itu berisiko; selidiki alasan mereka memilih perilaku ini, dan lakukan perbaikan sistem jika perlu.

PERILAKU YANG CEROBOH = Memilih tindakan dengan pengetahuan dan tanpa sadar mengabaikan risiko bahaya.
Respon: Tindakan disipliner.

  1. Pathological: organisasi dgn sikap yg berlaku “mengapa membuang waktu kita pada keselamatan” dan hanya sedikit atau tidak ada investasi dalam meningkatkan keselamatan.
  2. Reactive: organisasi yg hanya memikirkan keamanan setelah insiden terjadi.
  3. Bureaucratic: organisasi yg sangat berbasis kertas dan keselamatan melibatkan kotak centang utk membuktikan kepada auditor dan penilai bahwa mereka berfokus pada keselamatan.
  4. Proactive: organisasi yg menempatkan nilai tinggi pada peningkatan keselamatan, aktif berinvestasi dalam peningkatan keselamatan berkelanjutan dan memberi penghargaan kpd staf yg meningkatkan masalah terkait keselamatan.
  5. Generative: nirwana dari semua organisasi keselamatan di mana keselamatan merupakan bagian integral dari semua yg mereka lakukan. Dalam organisasi generatif, keselamatan benar2 ada dalam hati dan pikiran semua orang, mulai dari manajer senior hingga staf garis depan.

oleh Dr. Galih Endradita M

Admin PERSI JATIM faradilla

Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.