artikel-2024-05-21T095647.456.png

Tanaman Moringa oleifera (MOI), juga dikenal sebagai kelor, telah lama dikenal karena manfaat kesehatannya yang luar biasa. Tanaman ini telah digunakan secara tradisional dalam berbagai budaya sebagai obat herbal, dan berasal dari wilayah tropis dan subtropis. Berdasarkan pengalaman empiris, berbagai bagian dari tanaman ini, seperti akar, daun, dan biji, digunakan untuk mengobati berbagai penyakit inflamasi, infeksi, gangguan pencernaan, dan masalah jantung. Minyak biji MOI umumnya mengandung fenol, termasuk flavonoid, yang memiliki sifat antiradikal. Kemampuan kelor untuk meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah adalah salah satu manfaat utamanya yang semakin dikenal.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana kelor mempengaruhi kesehatan, terutama kesehatan jantung dan pembuluh darah. Penelitian eksperimental pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak tanaman kelor mengandung bahan aktif seperti coumarin dan polyphenol, yang memiliki sifat antioksidan dan anti inflamasi, yang membantu memperbaiki dan mencegah penyakit jantung.

Studi lain menunjukkan bahwa kandungan bioaktif pada daun MOI, seperti flovanoid, memiliki efek antioksidan yang membantu mengobati penyakit yang terkait dengan reaksi oksidatif, termasuk penyakit jantung dan pembuluh darah. Quercetin, yang diekstrak dari daun kering MOI, menurunkan kolesterol dan lemak jahat, menurunkan tekanan darah tinggi, dan memiliki efek antidiabetik pada hewan yang obesitas.

Kandungan karoten dalam ekstrak daun kelor melindungi membran lipid dari peroksidasi dan mencegah reaksi rantai radikal bebas terjadi. Selain itu, ekstrak daun kelor mengandung beta sitosterol, yang berfungsi untuk mengurangi kadar kolesterol melalui penurunan konsentrasi LDL dalam plasma dan mencegah reabsorbsi kolesterol dari sumber endogen. Kandungan flavonoid dan polyphenols memiliki kemampuan untuk meningkatkan Superoxide Dismutase (SOD) dan katalase serta menurunkan kadar lipid peroksidase, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol.

Pada penelitian hewan yang mengalami kerusakan otot jantung, ekstrak butalonic dari MOI memiliki kandungan bioaktif yang melindungi jantung. Pada hewan studi yang memiliki tekanan darah tinggi, daun MOI dengan kandungan aktif niarzimin A, niarzimin B, dan niazimincin menurunkan kadar kolesterol.

Penelitian lebih lanjut dilakukan pada hewan studi (tikus) untuk mengetahui mekanisme oksidatif osmosis (MOI) yang menurunkan tekanan darah melalui peningkatan produksi nitrit oksida (NO). Pemberian ekstrak air MOI melalui cairan infus menunjukkan efek penurunan tekanan darah dalam jangka waktu yang lebih lama.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa temuan penelitian yang berbeda belum cukup untuk membuat rekomendasi resmi tentang kesehatan. Jika seseorang memiliki hipertensi atau masalah kesehatan lainnya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mengonsumsi suplemen atau mengubah pengobatan yang sudah diresepkan.

Untuk menghindari efek samping, moringa oleifera dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari sumber yang dapat diandalkan dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat keputusan tentang penggunaan moringa oleifera sebagai suplemen atau sebagai bagian dari pengobatan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-07-11T154724.146.png

Di Timur Tengah, tanaman delima, atau Punica granatum L., telah digunakan sebagai obat tradisional selama berabad-abad. Menurut beberapa penelitian, tanaman ini mengandung beberapa fitokimia. Ada keyakinan bahwa bagian buah yang biasanya dikonsumsi sebagai jus memiliki banyak senyawa bioaktif. Kulit buah delima, misalnya, memiliki kandungan fenolik yang kaya seperti urolitin, flavonoid, ellagitannin, dan antosianidin. Selain itu, buah delima menunjukkan sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang kuat.

Selain itu, ekstrak buah delima memiliki sifat antimikroba, antihipertensi, antiaterosklerosis, antihiperlipidemia, dan antidiabetik. Kita akan melihat manfaat buah delima yang memiliki kandungan polifenol, yang melindungi jantung dari oksidasi, tingkat biomarker gagal jantung, dan perubahan histopatologis jantung dalam konteks ini.

 

Apa Saja Manfaat Buah Delima pada Kesehatan Kardiovaskular

Sebagai hasil dari sejumlah penelitian ilmiah, konsumsi buah delima secara teratur dapat menguntungkan kesehatan jantung. Berikut adalah beberapa manfaat buah delima bagi jantung:

  • Tinggi Antioksidan
    Buah delima mengandung banyak antioksidan, terutama polifenol seperti punicalagin dan anthocyanins, yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel-sel arteri dan menyebabkan peradangan. Dengan mengkonsumsi buah delima secara teratur, kita dapat membantu tubuh melawan radikal bebas yang dapat merusak sel dna dan arteri. Buah delima ini memiliki kandungan antioksidan yang tinggi yang dapat mendorong sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tetap kuat dan mampu melawan infeksi dan penyakit. Kandungan antioksidan ini juga dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat penuaan, mengurangi risiko penyakit jangka panjang seperti diabetes dan kanker, melindungi sel saraf dari kerusakan, dan meningkatkan fungsi kognitif.
  • Berkurangnya Tekanan Darah
    Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi buah delima dapat menurunkan tekanan darah. Buah ini mengandung senyawa nitrat alami yang dapat melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau berisiko mengembangkan hipertensi, ini dapat bermanfaat. Buah delima, terutama punicalagin, mengandung polifenol yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. Ini dapat membantu memperbaiki elastisitas pembuluh darah, mengurangi peradangan, dan menurunkan tekanan darah. Studi ilmiah menunjukkan bahwa mengonsumsi buah delima secara teratur dapat membantu mengendalikan tekanan darah sistolik dan diastolik. Hal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan tekanan darah secara keseluruhan.
  • Reduksi Kolesterol
    Risiko penyakit jantung dan gangguan kesehatan lainnya dapat meningkat karena kolesterol tinggi. Buah delima, yang memiliki banyak nutrisi dan senyawa bioaktif, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, terutama kolesterol LDL atau “jahat”. Senyawa polifenol dalam buah delima telah terbukti membantu mengurangi penyerapan kolesterol dalam usus dan meningkatkan eliminasi kolesterol dari tubuh. Selain menurunkan kolesterol LDL, buah delima juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL. Kolesterol HDL membantu membawa kolesterol berlebih dari pembuluh darah kembali ke hati, di mana ia diproses atau dikeluarkan dari tubuh. Buah delima diketahui memiliki kemampuan untuk menghambat enzim HMG-CoA reductase, yang bertanggung jawab atas produksi kolesterol dalam tubuh. Dengan mengontrol aktivitas enzim ini, buah delima dapat membantu dalam pengendalian kadar kolesterol secara alami. Kesehatan pembuluh darah dan jantung terkait erat dengan kolesterol yang baik. Buah delima membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mencegah penumpukan plak, yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
  • Mencegah Pembekuan Darah
    Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa buah delima dapat membantu mengurangi risiko pembekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung. Pembentukan trombosit berlebihan dapat menyebabkan pembekuan darah yang tidak diinginkan. Trombosit adalah sel darah yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Buah delima memiliki kemampuan untuk menghentikan pembentukan trombosit yang berlebihan dan membantu menjaga aliran darah tetap lancar. Senyawa antiinflamasi dan antikoagulan yang terkandung dalam buah delima dapat membantu menjaga aliran darah sehat dan mencegah pembekuan darah yang tidak diinginkan. Konsumsi buah delima dapat membantu menjaga keseimbangan karena peradangan yang berlebihan dapat menyebabkan pembekuan darah. Kandungan polifenol dalam buah delima, terutama punicalagin, telah terbukti dapat meningkatkan fungsi endotel, lapisan dalam pembuluh darah, sehingga pembuluh darah yang sehat dapat mencegah pembekuan darah yang tidak diinginkan dan mendukung aliran darah yang lancar. Buah delima juga memiliki kandungan asam punik, yang telah terbukti meningkatkan kesehatan pembuluh darah, termasuk mengurangi viskositas darah, yang berarti darah lebih mudah mengalir dan tidak cenderun
  • Meningkatkan Kesejahteraan Endotel Pembuluh Darah
    Untuk menjaga kesehatan pembuluh darah, endotel adalah lapisan dalam pembuluh darah yang penting. Buah delima meningkatkan fungsi endotel dengan merangsang produksi oksida nitrat, yang membantu melebarkan pembuluh darah dan menjaga aliran darah, yang dapat mengoptimalkan aliran darah dan mengurangi tekanan darah. Oksida nitrat yang dihasilkan oleh buah delima membantu relaksasi pembuluh darah, sehingga pembuluh darah lebih mampu melebar dan menyesuaikan dengan lebih baik. Buah delima memiliki senyawa antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan di endotel pembuluh darah karena peradangan yang berlebihan dapat merusak lapisan pembuluh darah dan menyebabkan disfungsi endotel. Dengan mengurangi peradangan, buah delima dapat membantu menjaga kesehatan endotel.

Makanan yang mendukung kesehatan jantung adalah buah delima. Manfaat buah delima telah banyak diteliti, tetapi penting untuk diingat bahwa Anda harus makan buah delima secara seimbang dan menjalani gaya hidup sehat. Sebelum memulai suplemen atau mengubah pola makan secara signifikan, konsultasikan dengan profesional kesehatan Anda. Makan buah delima adalah cara yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-05-16T091518.783.png

Pegawai back office sering menghabiskan banyak waktu di depan komputer dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari karena era teknologi modern semakin maju. Sangat penting bagi karyawan back office untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan mata dan melakukan pencegahan penggunaan komputer yang berlebihan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mulyani dan Nugraha menemukan bahwa penggunaan komputer yang berkepanjangan dapat berkorelasi dengan kelelahan mata. Selain itu, Pratiwi dan Nurianti mengatakan bahwa penggunaan komputer yang intensif dapat meningkatkan risiko ketidaknyamanan pada mata seperti mata kering, ketegangan otot mata, dan gangguan penglihatan jarak dekat.

Menurut American Optometric Association (AOA), istilah “Computer Vision Syndrome (CVS)” atau “digital eye strain” adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sekelompok masalah terkait mata dan penglihatan yang disebabkan oleh penggunaan komputer, tablet, e-reader, dan ponsel dalam jangka waktu yang lama serta menyebabkan beban pada mata, khususnya pada jarak dekat. Sebagai risiko pekerjaan yang membahayakan kesehatan mata, apakah CVS dapat mencapai 65 hingga 70 persen?semua orang yang menggunakan komputer di seluruh dunia. Disfungsi lapisan air mata, kelainan pada kelopak mata, kornea dan konjungtiva, serta penggunaan obat sistemik tertentu adalah faktor risiko tambahan yang dapat menyebabkan CVS. Pengguna lensa kontak setelah 6 jam penggunaan komputer juga lebih rentan terhadap CVS dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan lensa kontak.

Menggunakan prinsip ergonomi yang baik di tempat kerja dapat membantu mengurangi tekanan pada mata. Monitor harus ditempatkan dengan benar dengan tingkat kecerahan dan kontras yang sesuai. Penelitian yang dilakukan oleh Abhayaratna dan Harkness menemukan bahwa posisi monitor yang baik dapat mengurangi risiko CVS. Menurut rekomendasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, ada beberapa faktor yang menentukan postur yang baik saat melihat komputer. Sebaiknya Anda menjauhkan layar komputer sekitar 40 hingga 75 sentimeter dari mata Anda.

Untuk melindungi layar komputer dari radiasi, gunakan filter. Maksimal 20 derajat kemiringan antara lapisan komputer dan mata. Pastikan ruangan memiliki cahaya yang cukup terang. Berkedip secara teratur melicinkan mata dan mencegah iritasi. Pastikan tempat duduk nyaman. Meletakkan materi referensi di tempat yang mudah dilihat mata, sehingga Anda tidak perlu menggerakkan kepala terlalu sering. Juga, istirahat secara teratur setiap 20-30 menit.

Hindari melihat perangkat seperti telepon pintar atau membaca jarak dekat selama istirahat; sebaliknya, fokuskan pandangan mata ke titik terjauh atau lakukan gerakan mata yang melibatkan fokus jarak dekat dan jarak jauh. Menurut Pratiwi dan Nurianti (2018), istirahat yang cukup dapat membantu mata istirahat dan mengurangi kelelahan. Metode sederhana untuk mengurangi ketegangan pada mata adalah aturan “20-20-20”. Metode ini dapat dicapai dengan mengalihkan pandangan dari monitor setiap dua puluh menit dan fokus pada objek yang berjarak minimal dua puluh kaki atau enam meter. Metode “20-20-20” dapat membuat mata lebih rileks dan lelah. Ini juga sejalan dengan penelitian Raja (2019) yang menemukan bahwa teknik ini efektif untuk mengurangi gejala sindrom visi komputer.

Untuk menjaga kesehatan mata, sangat penting untuk melakukan pencahayaan yang teratur. Hindari pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu redup. Menurut Vichitvejpaisal dan Sitthi-Amorn, pencahayaan yang terlalu terang dapat menyebabkan silau, dan pencahayaan yang terlalu redup dapat memaksa mata untuk bekerja lebih banyak. Sebisa mungkin, gunakan pencahayaan alami dan atur dengan baik pencahayaan buatan. Menjaga kesehatan mata juga memerlukan pola makan yang sehat dan kaya nutrisi. Pilih makanan yang kaya akan vitamin A, C, E, dan omega-3, seperti ikan salmon, kacang-kacangan, brokoli, wortel, dan jeruk. Dalam penelitiannya, Ayaki, Murakami, Suzuki, dan Negishi menemukan bahwa konsumsi vitamin A dan makanan yang mengandung omega-3 terkait dengan risiko masalah mata yang lebih rendah.

Pekerjaan back office yang melibatkan penggunaan komputer dalam jangka waktu yang lama sangat penting untuk menjaga kesehatan mata. Panduan dan rekomendasi praktis di atas dapat membantu pegawai back office dari berbagai usia menjaga kesehatan mata mereka lebih baik. Pastikan untuk terus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau dokter spesialis mata jika Anda mengalami masalah mata yang berkelanjutan. Pegawai back office dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan dengan menjaga kesehatan mata mereka.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-05-15T085604.070.png

Penerbangan udara semakin populer di kalangan pasien dengan penyakit jantung karena aman, cepat, dan nyaman. Namun, sedikit informasi mengenai masalah yang mungkin dihadapi pasien dengan aritmia selama penerbangan udara, dan tindakan pencegahan apa yang harus dilakukan dengan pasien ini. Dalam ulasan ini, kami akan mempelajari pengobatan pasien yang mengalami masalah konduksi jantung selama penerbangan udara.

Penerbangan udara menjadi opsi yang nyaman, aman, dan cepat bagi banyak orang saat ini, tetapi kondisi ini dapat menimbulkan stres bagi tubuh manusia. Menurut peraturan Federal Aviation Administration, tekanan kabin pesawat komersial tidak boleh melebihi 8.000 kaki, atau 2.438 meter, ketinggian tertinggi. Tekanan pada ketinggian 6.000–8.000 kaki setara dengan sekitar 0,16 dari fraksi oksigen (FiO2) yang dihirup permukaan laut. Selain itu, udara dengan tekanan yang lebih tinggi memiliki kelembaban yang lebih rendah. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan kondisi pasien aritmia menjadi lebih buruk.

 

Tingkat Kecemasan Pada Penerbangan

Menurut beberapa penelitian, hipoksia akut, yang menyebabkan peningkatan aktivasi simpatis, meningkatkan tingkat hormon adrenalin selama penerbangan, sehingga meningkatkan risiko aritmia jantung. Namun, sangat jarang terjadi aritmia yang signifikan selama penerbangan udara. Sampai 2.632 meter di atas permukaan laut, ada peningkatan detak jantung dan ventrikel yang tidak normal, menurut sebuah studi pada sukarelawan pria sehat berusia antara 50 dan 64 tahun.

Frekuensi ektopik juga dikaitkan dengan ketinggian. Temuan ini, bagaimanapun, tidak terkait dengan peningkatan aritmia ventrikel yang berkelanjutan. Dalam studi lain yang melibatkan sukarelawan yang sehat di ruangan yang mensimulasikan ketinggian Gunung Everest, para peneliti menemukan bahwa hipoksia meningkatkan detak jantung dan perubahan temporal pada voltase dan sumbu QRS rata-rata. Meskipun tingkat oksigen dalam darah adalah 49%, elektrokardiografi tidak menunjukkan aritmia.

 

Limitasi Perjalanan Udara untuk Pasien Aritmia

Takikardia supraventrikular paroksismal, fibrilasi atrium, atau atrial flutter tidak terjadi selama perjalanan udara itu sendiri. Tidak ada alasan untuk membatasi pasien dari melakukan penerbangan jika mereka tidak memiliki gejala atau telah stabil secara klinis. Pasien dengan fibrilasi atrium permanen atau persisten dapat melakukan penerbangan setelah menerima pengendalian laju dan antikoagulasi yang cukup. Orang-orang yang memiliki riwayat aritmia ventrikel harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum melakukan perjalanan udara. Namun, orang-orang yang mengalami aritmia supraventrikular atau ventrikel yang tidak terkontrol sebaiknya tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan udara. Penumpang yang ingin melakukan penerbangan dalam waktu satu minggu setelah terapi ablasi vena kanan atau kiri untuk aritmia harus dianggap berisiko tinggi terhadap trombosis vena dalam atau tromboemboli vena karena ada risiko tambahan kejadian tromboemboli selama atau setelah penerbangan.

Seperti yang diketahui, setelah tusukan vena subklavia, implantasi perangkat elektronik jantung dapat menyebabkan pneumotoraks. Mereka biasanya diikuti secara konservatif dan hampir tidak pernah memerlukan intervensi. Akibat risiko ekspansi gas dengan ketinggian selama penerbangan, pasien dengan pneumotoraks berisiko mengalami gangguan pernapasan dan pneumotoraks tensi. Oleh karena itu, pada pasien dengan pneumotoraks yang mengalami masalah setelah pemasangan perangkat, penerbangan harus ditunda hingga dua minggu setelah resolusi radiologis yang lengkap, tanpa memperhatikan apakah intervensi diperlukan. Selama satu hingga dua hari setelah prosedur pemasangan perangkat jantung, pasien tidak benar-benar dilarang untuk melakukan penerbangan.

Selama perjalanan udara, pasien dengan defibrilator jantung implantasi (ICD) paling rentan terhadap aritmia ventrikel berkelanjutan. Namun, hingga saat ini, tidak ada banyak kasus yang menunjukkan bahwa pasien dengan ICD lebih sering mengalami sengatan ICD selama perjalanan udara. Selain itu, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa pasien dengan ICD lebih sering mengalami aritmia atrial berkelanjutan. Apakah hipoksia selama perjalanan udara berhubungan dengan risiko aritmia ventrikel yang lebih tinggi dan aktivasi ICD pada individu yang rentan masih belum diketahui. Telah diusulkan bahwa inhalasi campuran gas dengan kandungan oksigen 10% dapat menyebabkan hipoksemia yang dalam yang dapat dibalikkan. Namun, setelah 30 menit, ambang rangsang tidak berubah ketika tiga belas pasien dengan pacemaker implantasi diletakkan di lingkungan hipobarik setinggi 4000 meter.

 

Persediaan dan Persiapan untuk Perjalanan Udara untuk Pasien Aritmia

Karena alkohol dan kafein dapat menyebabkan dehidrasi di lingkungan yang kurang lembap dan berinteraksi dengan obat-obatan yang sedang digunakan, pasien dengan aritmia harus berhati-hati saat mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein selama perjalanan udara. Risiko aritmia dapat meningkat jika pengobatan dihentikan dengan meninggalkan obat di bagasi pesawat, terutama selama perjalanan udara yang lama. Selama perjalanan, pasien harus membawa obat-obatan mereka di tas tangan mereka. Sangat membantu jika pasien membawa elektrokardiogram terbaru mereka. Pasien yang memiliki ICD dan pacemaker harus membawa kartu perangkat mereka.

Aturan Federal Aviation Administration, yang mulai berlaku pada 12 April 2004, mewajibkan setidaknya satu awak penerbangan memiliki defibrilator eksternal otomatis (AED) dan kit medis darurat di pesawat penumpang dengan kapasitas maksimum 7.500 pon. Setiap anggota staf pesawat harus mendapatkan pelatihan tentang penggunaan AED dan resusitasi jantung paru. Aturan ini ditetapkan pada tanggal 12 April 2004. Dalam sebuah studi tentang penggunaan AED oleh salah satu maskapai penerbangan utama di Amerika Serikat, Page et al. menemukan bahwa ketersediaan AED di pesawat komersial dapat menyelamatkan nyawa 93 orang setiap tahunnya karena fibrilasi ventrikel. Tingkat kelangsungan hidup jangka panjang pasien ini berkisar antara 26% hingga 40%, berbeda dengan 2% hingga 5% yang biasanya dilaporkan pada penangkapan di luar rumah sakit.

Perjalanan udara itu sendiri tidak menyebabkan aritmia yang signifikan, dan sangat jarang terjadi aritmia yang signifikan. Pasien dengan aritmia dapat melakukan perjalanan udara dengan aman jika mereka tidak mengalami gejala atau stabil secara klinis.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-1-1.png

Kardiomiopati peripartum (PPCM), juga dikenal sebagai cardiomyopathy peripartum, adalah kondisi jantung yang jarang terjadi dan dialami oleh wanita pada akhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Kondisi ini melemahkan otot jantung, yang mengurangi jumlah darah yang dipompa setiap detak. Karena gejalanya mirip dengan gejala kehamilan biasa, seperti sesak napas dan pembengkakan pada kaki, kondisi ini sering sulit dideteksi. PPCM, meskipun jarang, mempengaruhi semua kelompok etnis di seluruh dunia. PPCM didiagnosis pada 1 dari 1.000 hingga 1 dari 4.000 kelahiran di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Tampaknya angka ini terus meningkat seiring waktu. PPCM mungkin lebih terkenal di negara lain seperti Haiti, Nigeria, dan Afrika Selatan.

 

Gejala Peripartum Kardiomiopati

Kelelahan, sesak napas, pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki, dan denyut jantung yang tidak teratur adalah gejala awal PPCM. Namun, segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala ini tidak hilang atau menjadi lebih parah. Sesak napas saat bergerak dan saat berbaring, batuk, pergelangan kaki atau kaki bengkak, dan nyeri atau rasa ketat di dada adalah gejala umum PPCM. Perasaan jantung berlari atau melewatkan detak (palpitasi), kelelahan, buang air kecil yang meningkat pada malam hari, atau pusing, terutama saat berdiri, adalah gejala yang kurang umum.

 

Diagnosis Peripartum Kardiomiopati

PPCM didiagnosa berdasarkan kriteria khusus: perkembangan gagal jantung pada bulan terakhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan, penurunan fungsi pompa jantung, dan tidak ada penyebab lain untuk gagal jantung. Usia ibu lebih dari 35 tahun, ras Afrika, kehamilan kembar, hipertensi dalam kehamilan, dan penggunaan obat tokolitik jangka panjang adalah faktor risiko untuk PPCM.

 

Faktor Risiko Peripartum Kardiomiopati

PPCM lebih sering terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, atau riwayat keluarga penyakit jantung. Wanita yang memiliki faktor risiko ini harus lebih waspada terhadap gejala. Untuk memulai pengobatan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi, diagnosis dini PPCM sangat penting. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, elektrokardiogram (EKG), atau pemeriksaan pencitraan seperti echocardiogram jika ada kecurigaan terhadap PPCM.

 

Penyebab Peripartum Kardiomiopati

PPCM masih belum jelas penyebabnya dan dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian. Penyakit virus sebelumnya, kekurangan nutrisi, stres hemodinamik selama kehamilan, atau respons imun yang tidak normal semuanya dapat menjadi penyebab PPCM.

 

Tujuan Perawatan Peripartum Kardiomiopati

Perawatan PPCM bertujuan untuk meningkatkan fungsi jantung dan mencegah penumpukan cairan di paru-paru dan area tubuh lainnya. Dalam tiga hingga enam bulan pertama pengobatan, banyak wanita yang menerima terapi PPCM memiliki fungsi jantung yang normal. Tujuan pengobatan PPCM adalah untuk meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi gejala ibu. Diuretik, penghambat ACE (Angiotensin-Converting Enzyme) atau beta blocker adalah beberapa contoh pengobatan. Kasus yang parah mungkin memerlukan transplantasi jantung.

 

Pencegahan Peripartum Kardiomiopati

Wanita harus menghindari alkohol dan rokok serta mengonsumsi diet yang seimbang untuk pertumbuhan dan kekuatan jantung. Penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab PPCM dan pengobatan baru. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas berlebihan dari beberapa hormon dapat menyebabkan kerusakan pada sistem vaskular.

 

Sumber: Kemenkes


artikel.png

Lalu lintas telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari kita di dunia modern yang bergerak cepat. Semua orang telah sering terjebak dalam kemacetan selama berjam-jam, baik saat pergi ke tempat kerja, bersekolah, atau menjalani rutinitas sehari-hari. Namun, banyak orang tidak menyadari betapa berbahayanya ketidaknyamanan yang tampaknya tidak berbahaya ini untuk kesehatan jantung kita.

Asap dari knalpot mobil melepaskan campuran zat pencemar berbahaya ke udara. Meskipun zat pencemar ini mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang, tubuh kita melihat efeknya pada kesehatan kita. Jika zat pencemar ini dihirup, mereka dapat masuk ke dalam paru-paru kita dan masuk ke dalam aliran darah kita, di mana mereka dapat menyebabkan berbagai efek berbahaya.

Pencemaran lalu lintas memiliki efek peradangan dan stres oksidatif yang signifikan pada kesehatan jantung. Polusi halus ini, yang juga disebut PM2.5, adalah partikel mikroskopis yang sangat kecil sehingga dapat masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Setelah berada di dalam aliran darah, partikel-partikel ini dapat menyebabkan aterosklerosis, suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan plak lemak di pembuluh darah yang dapat mengganggu aliran darah.

Pencemaran lalu lintas, bersama dengan peradangan, dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara kemampuan tubuh untuk menetralisir radikal bebas berbahaya dan jumlah yang diproduksi. Pencemar berbahaya dari kendaraan dapat menyebabkan kelebihan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan jaringan di seluruh tubuh, termasuk sistem jantung. Paparan terus-menerus terhadap pencemaran lalu lintas ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Hidup di daerah yang padat lalu lintas meningkatkan risiko penyakit jantung karena beberapa alasan. Yang pertama adalah paparan terus-menerus terhadap pencemaran lalu lintas, yang dapat menyebabkan penumpukan partikel berbahaya dalam aliran darah dan paru-paru, yang meningkatkan risiko kerusakan jangka panjang pada sistem jantung, termasuk serangan jantung, stroke, dan peristiwa jantung lainnya.

Kedua, mengalami kemacetan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Studi menunjukkan klakson terus-menerus, pengemudi agresif, dan perjalanan yang lama meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Bertambahnya beban jantung dikombinasikan dengan efek oksidatif dan inflamasi pencemaran lalu lintas menciptakan lingkungan ideal untuk perkembangan penyakit jantung.

Faktor duduk yang lama saat terjebak dalam kemacetan juga harus dipertimbangkan. Duduk lama telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Ketika kita terjebak dalam kemacetan, kita seringkali hanya dapat mengendarai kendaraan kita dan memiliki sedikit waktu untuk berolahraga. Kurangnya gerakan dapat memperparah efek lalu lintas yang berbahaya pada kesehatan jantung kita.

Studi menyeluruh telah dilakukan untuk mempelajari hubungan antara lalu lintas dan penyakit jantung. Studi-studi ini telah memberikan wawasan penting tentang risiko kesehatan yang dapat disebabkan oleh kemacetan lalu lintas dan telah menekankan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi efeknya.

Melarikan diri dari kemacetan mungkin sulit, tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan setiap orang dan masyarakat untuk mengurangi dampak kemacetan pada kesehatan jantung. Kita dapat mengambil tindakan proaktif untuk melindungi kesehatan jantung kita dengan menerapkan strategi-strategi ini.

Menggalakkan penggunaan transportasi aktif sebagai alternatif untuk berkendara. Menggunakan transportasi aktif sebagai alternatif untuk berkendara adalah salah satu pendekatan yang berhasil. Menganjurkan orang untuk berjalan, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum tidak hanya dapat mengurangi kemacetan lalu lintas tetapi juga mendorong mereka untuk melakukan aktivitas fisik, yang merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan jantung. Transportasi aktif dapat menjadi lebih mudah dan menarik dengan membangun infrastruktur yang ramah pejalan kaki, seperti trotoar dan jalur sepeda.

Menerapkan Infrastruktur Hijau untuk Mengurangi Risiko Kesehatan Terkait Lalu Lintas Untuk mengurangi dampak buruk kemacetan lalu lintas, elemen alam dimasukkan ke dalam kota, yang dikenal sebagai infrastruktur hijau. Menanam pohon dan vegetasi di pinggiran jalan membuat jalan lebih menyenangkan dan sehat bagi pejalan kaki, pesepeda, dan pengemudi karena dapat menyerap polutan, menyaring udara, dan memberikan teduh. Menerapkan atap hijau dan dinding hijau di gedung juga dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi efek pulau panas perkotaan, menjadikan kota lebih nyaman dan ramah jantung.

Kebijakan dan Program Pemerintah untuk Mengatasi Penyakit Jantung yang Berhubungan dengan Lalu Lintas Kebijakan pemerintah dan inisiatif sangat penting untuk mengatasi penyakit jantung terkait lalu lintas. Untuk mengurangi pencemaran lalu lintas, beberapa tindakan dapat diambil, termasuk penerapan standar emisi yang lebih ketat untuk kendaraan, mendorong penggunaan kendaraan listrik dan hibrida, dan membiayai infrastruktur transportasi umum. Pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada bisnis untuk mengadopsi pengaturan kerja yang fleksibel, seperti bekerja dari rumah atau jam kerja yang berselang-seling, sehingga mengurangi kemacetan di jam sibuk.

Tidak dapat disangkal bahwa ada hubungan antara lalu lintas dan penyakit jantung. Faktor-faktor seperti stres, perilaku duduk, dan pencemaran lalu lintas secara signifikan meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung. Namun, dengan memahami dampak lalu lintas pada kesehatan jantung dan menerapkan strategi proaktif untuk mengurangi dampak negatifnya, kita dapat mengurangi dampak negatifnya.

Setiap langkah penting dalam melindungi kesejahteraan jantung kita, mulai dari mendorong transportasi aktif dan penerapan infrastruktur hijau hingga mendukung kebijakan pemerintah yang memprioritaskan kesehatan masyarakat. Dengan mengambil tindakan pada tingkat individu, masyarakat, dan sosial, kita dapat membuat lingkungan yang lebih sehat dan ramah jantung bagi semua orang.

Saat Anda terjebak dalam kemacetan lalu lintas, ingatlah tentang efek yang mungkin terjadi pada jantung Anda. Dengan membuat pilihan yang sadar dan mendukung inisiatif yang memprioritaskan kesehatan jantung, kita dapat melewati kemacetan lalu lintas sambil melindungi organ paling penting kita.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-05-08T100437.864.png

Post-power syndrome adalah kondisi kejiwaan yang biasanya dialami oleh mereka yang kehilangan kekuasaan atau posisi mereka. “Kekuatan” dalam post-power syndrome tidak berarti pekerjaan atau kekuasaan. Meskipun dia digambarkan sebagai orang yang aktif dan memiliki banyak kegiatan, dia merasa tidak nyaman ketika semua itu tiba-tiba hilang. Oleh karena itu, post-power syndrome adalah sindrom individu yang tidak dapat menerima perubahan. Dan dia tidak mau perubahan yang melibatkan kehilangan aktivitas, kekuasaan, harta, dan sebagainya.

Ketika seseorang mengalami post-power syndrome, mereka terus membayangkan apa yang mereka capai di masa lalu dan membandingkannya dengan apa yang mereka capai saat ini. Hal ini dapat menyebabkan depresi dan menurunkan rasa percaya diri. Kondisi ini biasanya dialami oleh mereka yang baru saja pensiun dari pekerjaan mereka. Sebagian orang melihat pekerjaan sebagai cara untuk menjadi bahagia atau sukses, tetapi ada juga orang yang melihat pekerjaan sebagai kesempatan untuk bersosialisasi dan belajar berpikir.

Reaksi negatif yang muncul setelah purna bakti, seperti merasa minder, tidak termotivasi, atau bahkan hilang, dikenal sebagai post-power syndrome. Suadirman menambahkan bahwa sindrom setelah kekuasaan adalah hasil dari berakhirnya posisi atau kekuasaan. Penderitanya tidak bisa berpikir realistis atau menerima kenyataan bahwa mereka tidak lagi memangku posisi tersebut. Wardhani menjelaskan bahwa post power syndrome hampir selalu dialami oleh orang yang pensiun, terutama orang tua. Namun, beberapa orang melaluinya dengan cepat dan dapat menerima kondisi baru mereka dengan tenang dan tulus. Namun, dalam situasi tertentu, ketika seseorang tidak dapat menerima kenyataan, terutama ketika pensiun dipaksakan dan bukan karena kesadaran bahwa mereka harus pensiun, resiko post power syndrome meningkat.

 

Gejala Post Power Syndrome

Tiga kategori gejala post power syndrome adalah fisik, emosional, dan perilaku. Secara fisik, penderita ditandai dengan penampilan yang tidak sehat, tidak ceria, dan rentan terhadap penyakit fisik seperti flu atau demam. Di sisi lain, gejala emosional termasuk mudah tersinggung, lebih suka menyendiri, cenderung pemurung, sering marah atau tersinggung jika tidak dihargai. Gejala lainnya termasuk perasaan hampa, kecewa, bingung, sedih, kesepian, dan takut.

Perubahan dalam perilaku penderita dapat menunjukkan gejala perilaku. Misalnya, mereka dapat menjadi lebih pendiam dan pemalu, atau sebaliknya, mereka dapat terus membanggakan prestasi karir masa lalu mereka. Dalam menghadapi masa pensiun, orang yang mengalami Post Power Syndrome cenderung mengalami kegelisahan dan kekhawatiran yang berlebihan, yang membuat mereka keluar dari zona nyaman mereka. Jika tidak ada persiapan yang memadai, ini dapat mengganggu keseimbangan mental seseorang. Pensiun tidak hanya mengubah keadaan keuangan Anda, tetapi Anda juga kehilangan perasaan Anda memiliki “kekuasaan” dan kontrol atas orang lain. Kekhawatiran dan kegelisahan dapat membahayakan tidak hanya diri sendiri tetapi juga anggota keluarga jika gejala ini tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memasuki masa pensiun dengan tenang.

Beberapa gejala ringan post power syndrome yang disebutkan oleh Cahyaningrum adalah rambut beruban lebih cepat, keriput, kemurungan, sakit, dan kelelahan. Gejala emosi: mudah tersinggung, merasa tidak berharga, ingin menarik diri dari lingkungan sosial, mudah depresi dan cemas. Gejala perilaku: malu bertemu orang lain, mudah melakukan kekerasan terhadap orang lain, menunjukkan kemarahan di mana mereka berada, agresif dan suka menyerang.

 

Penanganan Post Power Syndrome

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah post-power syndrome adalah:

  • Sebelum pensiun, mulailah mengurangi pekerjaan Anda secara bertahap.
  • Mendekati masa pensiun dengan memperoleh keterampilan atau minat baru
  • Menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman dan keluarga
  • Mengambil asuransi kesehatan usia lanjut sebelum pensiun
  • Daftarkan hal-hal yang ingin Anda lakukan selama Anda tetap bekerja
  • Menyusun rencana untuk aktivitas setelah pension

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-05-07T134328.962.png

Salah satu cara untuk membantu orang yang mengalami nyeri leher adalah dengan menggunakan kerah cervical. Bagi pasien yang mengalami nyeri leher, Rumah Sakit Sardjito menyediakan penyangga leher, juga dikenal sebagai penyangga leher, dalam dua jenis. Collar leher berfungsi sebagai penyangga leher, mengurangi kelelahan, mencegah gangguan, dan menjaga sirkulasi dan pernapasan.

Gejala nyeri leher antara lain rasa sakit di daerah leher dan kaku, nyeri otot-otot leher, sakit kepala, dan migraine. Gangguan muskuloskeletal, yaitu ketegangan dan peregangan otot dan ligamentum yang terletak di sekitar leher, adalah penyebab paling umum dari nyeri leher. Nyeri dapat menjalar ke bahu, lengan, dan tangan dengan rasa baal atau seperti ditusuk jarum. Nyeri juga dapat menjalar ke kepala, menyebabkan rasa sakit kepala.

 

Faktor Penyebab Nyeri Leher

Nyeri leher dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti postur tubuh yang salah, stres, posisi kerja, gerakan statis yang lama, dan proses degeneratif pada tulang. Penyebab nyeri leher dapat berasal dari aktivitas sehari-hari, seperti bekerja di depan meja dengan posisi membungkuk dalam waktu yang lama, mengangkat, mendorong, atau membawa barang dengan postur yang salah. Collar leher yang lembut dapat membantu mengurangi otot leher yang spasme. Fraktur leher, juga dikenal sebagai retak atau patah pada tulang leher, adalah ketika tulang leher terpisah dari satu sama lain. Untuk menangani fraktur leher, penyangga leher yang keras dipasang untuk membatasi gerak leher, mencegah immobilisasi, dan menjaga sirkulasi dan pernapasan yang baik.

 

Cara Pemasangan Cervival Collar

Cara pemasangan soft cervical collar: letakkan sisi cekung kalung leher di bawah dagu. Tarik kedua sisi ke belakang leher dan rekatkan kalung dengan kuat, tetapi tidak terlalu longgar. Pastikan tidak terlalu ketat sehingga aman untuk pernapasan dan sirkulasi, tetapi batasi gerakan seperti mendongak, menoleh ke kanan dan ke kiri.

Pemasangan hard cervical collar dilakukan oleh dua orang, dengan pasien terlentang segaris anatomi tubuh, yaitu:

  • Setelah satu orang mengangkat kepala pasien, orang lain dengan perlahan memasukkan collar bagian belakang ke belakang leher pasien.
  • Rekatkan kedua sisi perekat pada kerah belakang. Letakkan kerah depan dengan lekukan pada dagu sedikit di dorong kebelakang.
  • Pemasangan tidak boleh terlalu ketat atau terlalu longgar.
  • Pastikan gerakan menunduk dan mendongak terbatasi, serta menoleh ke kanan dan ke kiri.
  • Aman untuk pernapasan dan sirkulasi karena tidak terlalu ketat.

 

Perawatan Cervical Collar

Hard cervical collar dapat dicuci sepenuhnya, tetapi soft cervical collar dapat dicuci hanya lapisan luarnya. Collar bahu digunakan selama satu minggu secara teratur siang dan malam, dan pada minggu kedua, atau saat berkendara, diubah secara berkala. Harus diingat bahwa tujuan immobilisasi ini bersifat sementara dan akibatnya, yaitu atrofi otot dan kontraktur, harus dihindari. Untuk mengatasi nyeri leher yang tidak spesifik, yaitu kaku dan nyeri di otot leher, butuh waktu satu hingga dua minggu. Jika ada iritasi radiks saraf yang disertai dengan baal atau nyeri yang menjalar ke bahu, lengan, dan tangan serta sakit kepala, diperlukan waktu dua hingga tiga bulan.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-1.png

Kesehatan sangat penting bagi setiap orang. Orang yang sehat dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Mereka akan kesulitan melakukan tugas mereka jika mereka tidak memiliki kondisi kesehatan yang baik. Banyak gerakan dibutuhkan saat bergerak, seperti berjalan, berlari, menekuk, membungkuk, mengangkat, dll. Banyak gerakan berpotensi menyebabkan keluhan, salah satunya low back pain (LBP). LBP adalah suatu kondisi nyeri yang dirasakan biasanya pada bagian punggung bawah hingga kaki. Usia, postur tubuh, cedera, obesitas, atau kondisi medis tertentu adalah beberapa penyebab LBP. LBP biasanya diobati dengan fisioterapi, latihan, obat, atau pembedahan, serta terapi penunjang seperti korset elastis.

Salah satu alat bantu yang digunakan untuk LBP adalah korset, yang berbeda-beda tergantung pada bahan yang digunakan dan tujuan penggunaannya. Korset elastis, yang diberi penyangga oleh bar atau plat alumunium, adalah yang paling umum digunakan untuk LBP.

 

Cara Pemakaian Korset Elastis

Korset elastis digunakan sepanjang hari, kecuali saat tidur dan mandi, untuk meningkatkan postur punggung bagian bawah dan mengurangi nyeri. Ada beberapa aturan untuk memakai korset elastis dengan benar:

  • Pilih korset elastis yang tepat ukurannya.
  • Jika Anda hipersensitif terhadap bahan korset elastis, lapisi tubuh Anda dengan kaos dalam atau kain sebelum menggunakannya.
  • Berhati-hatilah untuk membedakan bagian atas dan bawah korset elastis.
  • Sesuaikan bar belakang dengan lekukan punggung bawah.
  • Pasang korset elastis dengan bar di belakang punggung bawah.
  • Perketat bagian depan perut.
  • Tarik perekat yang digunakan pada korset elastis disesuaikan dengan ukuran tubuh kita.

 

Perawatan Korset Elastis

Tips untuk menjaga korset elastis agar tetap nyaman dan awet:

  • Agar tidak mudah kotor karena keringat, hindari kontak langsung dengan kulit.
  • Jika korset elastis basah cukup diangin-anginkan
  • Untuk mencegah kerusakan elastis, hindari menjemur korset elastis di bawah sinar matahari langsung.

 

Sumber: Kemenkes


artikel-2024-05-04T090317.929.png

Istilah “mager” atau malas gerak sekarang populer di kalangan remaja. Anak-anak sering memilih untuk menghabiskan waktu luang mereka dengan berbaring atau duduk-duduk dan memainkan perangkat elektronik mereka. Meskipun pola hidup mager, juga dikenal sebagai pola hidup sedenter, dapat memiliki banyak dampak negatif jika keterusan, terutama dengan paparan screen time yang berlebihan, seperti gawai atau TV. Anak-anak yang menjalani pola hidup sedenter akan mengalami kelelahan saat beraktivitas, kurang kebugaran, dan kurang daya tahan. Di sisi lain, paparan screen time yang berlebihan akan mengganggu fokus, prestasi akademik, dan bahkan kemampuan untuk mengelola emosi.

 

Manfaat Aktivitas Fisik Untuk Anak

Sebagai orang tua, kita harus berhati-hati untuk mendorong anak-anak kita untuk hidup aktif. Dimulai dengan bermain saat bayi lahir dan dipertahankan selama perkembangan anak hingga dewasa. Bermain memiliki banyak manfaat bagi anak, termasuk:

  • Melatih koordinasi dan keseimbangan
  • Kekuatan dan kelenturan otot dilatih
  • Menambah kepadatan tulang
  • Melatih kemampuan indra
  • Meningkatkan kemampuan motorik
  • Melatih daya ingat, fokus, dan kemampuan akademik
  • Meningkatkan kesehatan paru-paru dan jantung
  • Kemampuan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi
  • Mengoptimalkan kualitas tidur

Bermain harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan kemampuan mereka. Orang tua, misalnya, dapat mengajak anak usia 8 bulan yang baru belajar merangkak untuk bermain dengan meletakkan boneka di tempat yang agak jauh dan berlomba-lomba untuk meraihnya. Selain penting untuk membangun hubungan antara orang tua dan anak, aktivitas bermain ini juga membantu anak mengoptimalkan perkembangan motorik dan komunikasi mereka.

Si kecil tidak perlu menggunakan alat yang mahal atau mainan khusus untuk bermain; mereka dapat bermain kapan saja mereka mau. Untuk mengajak anak bermain dan bereksplorasi, kita dapat menggunakan benda-benda di sekitar kita. Bermain di luar rumah bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk anak-anak di usia dua hingga tiga tahun. Anak-anak dapat belajar mengayuh sepeda, bermain petak umpet, atau lempar bola. Selain melatih kemampuan motorik anak, berbagai aktivitas di luar ruangan ini juga mengajarkan mereka cara berinteraksi dengan orang lain selain keluarga mereka. Anak-anak akan belajar beradaptasi dengan tempat baru, memahami aturan sosial, dan sabar menunggu giliran. Untuk anak-anak dan remaja, bermain dapat digabungkan dengan aktivitas yang terorganisir atau berolahraga. Kita semua tahu banyak manfaat dari berolahraga secara teratur. Oleh karena itu, jangan ditunda lagi. Anak-anak harus segera bermain dan berhenti ngemil.

 

Sumber: Kemenkes


Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.