Mengapa Kanker Masih Menjadi Beban Kesehatan Dunia?

artikel-23.png

Menurut data WHO terbaru, sebagian besar negara tidak menyediakan layanan kesehatan universal yang cukup untuk kanker. Organisasi Kesehatan Dunia WHO (WHO) merilis data estimasi terbaru mengenai beban kanker global pada 4 Februari 2024, hari kanker dunia.

Organisasi ini melakukan ini melalui lembaga riset kanker International Agency for Research on Cancer (IARC). Data yang dikumpulkan dari 185 negara menunjukkan bahwa sepuluh jenis kanker masih mendominasi dua per tiga kasus baru dan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia.

Jumlah kasus baru kanker di seluruh dunia mencapai 20 juta kasus, dengan jumlah kematian 9,7 juta. Dari jumlah ini, kanker paru adalah yang paling umum (12,4%), diikuti oleh kanker payudara (11,6%), kanker kolorektal (9,6%), kanker prostat (7,3%), dan kanker perut (4,9%).

Karena tingginya penggunaan rokok, terutama di wilayah Asia, kanker paru adalah penyebab kematian akibat kanker yang terbesar di kalangan pria. Sementara itu, kanker payudara masih menjadi masalah utama bagi kaum perempuan di seluruh dunia.

Di sisi lain, survei yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di 115 negara menunjukkan bahwa sebagian besar negara tidak menyediakan layanan kanker yang memadai dalam cakupan kesehatan universal (UHC).

Hanya 39 dari 115 negara yang menganggap manajemen kanker sebagai layanan kesehatan utama bagi seluruh warga negara. Kondisi ini akan meningkatkan risiko kematian bagi penderita kanker. Selain kanker leher rahim, kanker paru-paru, kanker kolorektal, dan kanker lever, kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum di antara penduduk Indonesia.

Dari semua kasus kanker payudara saja, tujuh puluh persen di antaranya sudah berada pada tahap lanjut saat diagnosis dilakukan. Ini disebabkan oleh fakta bahwa banyak wanita masih menghindari tanda-tanda awal kanker, seperti benjolan di payudara atau perubahan fisik lainnya.

Jadi, mereka baru pergi ke dokter ketika sakitnya semakin parah dan ada gejala lain yang mengganggu. Pengobatan kanker stadium lanjut menjadi lebih sulit dan mahal, membutuhkan biaya yang lebih tinggi, dan meningkatkan risiko kematian.

Selain itu, data dari negara-negara yang disurvei oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa hanya 28% negara yang menyediakan pelayanan paliatif, yang mencakup meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi gejala yang mengganggu mereka. Pasien kanker stadium lanjut membutuhkan layanan paliatif meskipun mereka memiliki kemungkinan sembuh kecil tetapi tetap membutuhkan layanan kesehatan agar kualitas hidupnya tetap terpenuhi.

WHO bekerja sama dengan berbagai negara untuk menjalankan sejumlah program untuk mengurangi risiko kanker. Untuk mencegah kanker serviks, atau kanker leher rahim, WHO bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan layanan imunisasi HPV (human papillomavirus). Meskipun penyebabnya beragam, infeksi HPV menyumbang 95% kasus kanker ini. Itu sebabnya program imunisasi HPV untuk anak perempuan ini menjadi bagian dari program nasional.

Di Indonesia, program Bulan Imunisasi Anak Sekolah dimulai pada tahun 2022 oleh Organisasi Kesehatan Dunia bersama dengan empat Kementerian : Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.

 

Kesimpulan

Dengan 20 juta kasus baru dan 9,7 juta kematian pada tahun 2024 menurut WHO, kanker paru-paru, payudara, kolorektal, prostat, dan perut adalah jenis kanker yang paling umum. Dari 115 negara, hanya 39 yang menjadikan manajemen kanker sebagai layanan utama, dan banyak negara, termasuk Indonesia, belum menyediakan layanan kanker yang memadai dalam cakupan kesehatan universal (UHC).

Selain itu, 70% kasus kanker payudara di Indonesia ditemukan dalam stadium lanjut, yang meningkatkan prognosis dan biaya pengobatan. Untuk menangani masalah ini, WHO bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam berbagai program, termasuk imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks. Program “Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)”, yang dimulai pada 2022, merupakan langkah penting dalam pencegahan kanker serviks pada anak perempuan.

 

Sumber: Kemenkes

 

Admin PERSI JATIM faradilla

Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.