Usia Muda, Jantung Koroner: Apa yang Harus Kamu Tahu dan Bagaimana Menghindarinya

Penyakit jantung koroner (PJK) tidak hanya mengancam generasi yang lebih tua, tetapi juga bisa menyerang orang dewasa muda. Sebelumnya, penyakit jantung koroner hanya dikaitkan dengan orang tua. PJK, yang mencakup kondisi seperti angina tidak stabil dan infark miokard (serangan jantung), sekarang muncul pada orang di bawah 40 tahun, setelah sebelumnya dianggap sebagai penyakit pada orang tua. Pergeseran demografi ini menunjukkan bahwa memahami faktor risiko, gejala, dan tindakan pencegahan yang tepat untuk orang dewasa muda sangat penting.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi penyakit jantung koroner sebesar 0,5%, menempatkannya di posisi ketujuh tertinggi dari penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia. Menurut profil penyakit tidak menular Kementrian Kesehatan tahun 2016, PJK paling sering terjadi pada kelompok umur di atas atau sama dengan 60 tahun dan kelompok umur 35-59 tahun, masing-masing dengan 2.228 kasus dan 1.934 kasus.
Munculnya penyakit jantung koroner pada usia muda dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius, termasuk penurunan produktivitas dan kebutuhan jangka panjang pasien untuk layanan kesehatan. Selain itu, penyakit jantung koroner pada usia muda dapat memengaruhi keluarga penderita, kondisi sosio-ekonomi pasien, dan kondisi psikologis penderita.
Penyakit jantung koroner adalah ketika otot jantung kekurangan darah karena kerusakan pada lapisan dinding pembuluh darah koroner atau penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, yang mengurangi pasokan oksigen ke jantung. Mungkin terjadi nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan yang tidak wajar. Sangat penting untuk memahami bahwa deteksi dini sangat penting, dan penerapan gaya hidup sehat adalah cara yang bagus untuk mencegah hal ini terjadi.
Apa yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada orang dengan dewasa muda?
Sebagai penyakit multifaktorial, penyakit jantung koroner (PJK) dapat disebabkan oleh banyak faktor. Ada faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi yang dapat menyebabkan PJK, beberapa di antaranya adalah:
- Faktor Genetik
Faktor genetik dan respons lingkungan dapat menyebabkan penyakit ini. - Usia
Usia memengaruhi risiko penyakit jantung koroner. Semakin tua seseorang, risiko terkena penyakit jantung koroner semakin tinggi. - Jenis Kelamin
Karena perbedaan hormon antara laki-laki dan perempuan, jenis kelamin menyebabkan penyakit jantung koroner. - Aktivitas fisik
Selain itu, aktivitas fisik menunjukkan risiko penyakit jantung koroner; orang yang sering melakukan aktivitas fisik lebih terlindungi dari penyakit jantung koroner daripada orang yang menjalani gaya hidup yang tidak aktif dan memiliki obsesi yang tidak aktif. - Diet
Mengonsumsi makanan cepat saji dalam jumlah besar berkorelasi dengan risiko terkena penyakit jantung koroner. Orang-orang yang mengonsumsi makanan cepat saji dalam jumlah besar memiliki risiko terkena beberapa penyakit kronis, termasuk penyakit jantung koroner. - Merokok
Rokok mengandung nikotin yang dapat menyebabkan plak arteri koroner menjadi inflamasi dan tidak stabil, yang dapat menyebabkan serangan jantung koroner. - Hipertensi
Disfungsi endotel dapat disebabkan oleh hipertensi, yang dapat berdampak pada proses atherosclerosis dan membuat plak aterosklerosis tidak stabil. Salah satu komplikasi hipertensi yang sering terjadi adalah hipertrofi ventrikel kiri; ini juga dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard, yang dapat menyebabkan iskemia miokard. - Komorbid lainnya
Disfungsi endotel yang dipengaruhi oleh resistensi insulin, yang dapat meningkatkan kejadian inflamasi dan akumulasi lipid akibat ekpresi berlebihan beberapa sitokin, dapat menyebabkan PJK karena komorbiditas lainnya, seperti diabetes melitus.
Jenis kelamin, usia, dan etnis adalah faktor risiko yang tidak dapat diubah; namun, faktor risiko yang dapat diubah termasuk kurangnya aktivitas fisik, obesitas, stres, konsumsi alkohol yang berlebihan, program diet yang tidak sehat, merokok, dislipidemia, hipertensi, dan diabetes melitus. Beberapa faktor yang sering memengaruhi pasien muda termasuk perokok, pria, obesitas, dan riwayat keluarga penyakit jantung koroner yang positif.
Cara Pencegahan
- Memeriksa kadar kolesterol secara teratur
Memeriksa kadar HDL (High Density Lipoprotein), yang biasanya disebut sebagai lemak yang baik karena memiliki kadar kolesterol yang rendah tetapi kadar protein yang tinggi, dan kadar non-HDL, seperti LDL (Low Density Lipoprotein), yang dikenal sebagai lemak jahat karena memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan kadar proteinnya, adalah salah satu hal yang harus diperhatikan saat mengendalikan resiko PJK karena rendahnya kadar HDL memiliki resik yang lebih tinggi - Menjalankan pola makan yang sehat
Diet tetap menjadi bagian penting dari manajemen penyakit gangguan lemak. Dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kadar lemak yang tinggi dan mengurangi makanan atau minuman yang mengandung kadar protein yang lebih tinggi daripada kadar lemaknya, Anda dapat menurunkan resiko peningkatan kadar non-HDL dan peningkatan kadar HDL, yang keduanya merupakan faktor penting dalam risiko penyakit jantung koroner (PJK). - Olahraga teratur
Karena aktivitas fisik dapat mengendalikan faktor risiko seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes, aktivitas fisik berkorelasi positif dengan penurunan kejadian penyakit jantung koroner. Dengan berolahraga, Anda dapat mengurangi trombosis, mengurangi inflamasi sistemik, memperlambat proses aterosklerosis, dan meningkatkan disfungsi endotel. Untuk meningkatkan kadar kolesterol tinggi densitas lipoprotein (HDL) sebesar 4 mg/dL dan penurunan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) sebesar 10 mg/dL, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dalam tiga hingga lima hari setiap minggu selama 30 menit. Ini akan mengurangi risiko penyakit jantung koroner. - Memeriksa tekanan darah secara teratur
Hal ini untuk memantau tekanan darah dan menjaga gaya hidup sehat. - Hentikan merokok
Untuk serta merta mengurangi risiko penyakit jantung koroner, disarankan untuk berhenti merokok dan menghirup asap rokok. - Melakukan pemeriksaan gula darah rutin
Karena diabetes dapat menyebabkan PJK, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarga mereka, Anda dapat mengetahui apakah Anda mengidap diabetes atau tidak.
Untuk menikmati kehidupan yang panjang dan bermakna tanpa terbebani oleh risiko penyakit jantung koroner di usia muda, kita harus belajar lebih banyak tentang faktor risiko, gejala, dan strategi pencegahan untuk penyakit jantung koroner.
Sumber: Kemenkes