Mengenal Osteoporosis

Kata “osteoporosis” berasal dari kata “osteo”, yang berarti tulang, dan “pori”, yang berarti berlubang-lubang atau keropos. Oleh karena itu, osteoporosis adalah penyakit tulang yang keropos yang dicirikan oleh massa tulang yang rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang dapat menyebabkan kerapuhan tulang. Tulang ini, yang rapuh dan keropos, mudah patah atau pecah.
Penyakit tulang yang disebut osteoporosis memiliki gejala menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan karena tubuh tidak mampu mengontrol jumlah mineral yang terkandung dalam tulang. Ketika arsitektur tulang menjadi rusak, osteoporosis menyebabkan pengeroposan tulang dan penurunan kekuatan tulang, yang meningkatkan kemungkinan patah tulang. Osteoporosis tidak menunjukkan gejala tertentu, menjadikannya penyakit yang diam.
Salah satu gejala osteoporosis adalah nyeri pada tulang, nyeri pada otot, nyeri yang sering terjadi pada punggung, adanya tulang yang patah, kemudian membungkuknya tulang punggung, penurunan tinggi badan, dan nyeri pada punggung. Keluarga penderita osteoporosis dapat mengalami kesulitan. Oleh karena itu, kita harus memprioritaskan tindakan pencegahan. Di Indonesia, upaya preventif sangat penting karena tingkat kematian patah tulang yang tinggi.
Dimulai dengan promosi kesehatan, memberi tahu orang Indonesia bahwa kita dapat mencegah osteoporosis dari anak-anak dengan mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium yang cukup. Selain itu, menjalani pola hidup sehat dan aktif adalah cara penting untuk mencegah osteoporosis.
Sifat Penyakit Osteoporosis
Penurunan kekuatan tulang, atau kekuatan tulang, adalah tanda osteoporosis. Osteoporosis sama dengan kehilangan massa tulang, atau kelainan tulang yang merujuk pada kelainan kekuatan tulang. Kekuatan tulang ini adalah hasil dari kombinasi volume mineralisasi, arsitektur tulang, turnover tulang, dan akumulasi kerusakan tulang. Kelemahan kekuatan tulang ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fraktur.
Jenis Penyakit Osteoporosis
- Osteoporosis Primer
Menopause umumnya terjadi pada usia 50 tahun. Hormon estrogen wanita akan turun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus turun sampai 3-4 tahun setelah menopause. Masa tulang juga akan berkurang 1-3 persen dalam 5-7 tahun pertama setelah menopause. Dan ketika seseorang berusia 70 tahun, proses pengeroposan tulang akan berkurang, tetapi tidak akan berhenti, sampai akhirnya seseorang wanita kehilangan 35 hingga 50 persen dari tulangnya pada usia tua. Banyak orang percaya bahwa osteoporosis primer hanya terjadi pada orang tua atau wanita sesudah menopause. - Osteoporosis Sekunder
Hampir dua pertiga pria dan lebih dari separuh wanita sebelum menopause mengalami osteoporosis sekunder, yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau kelainan, atau bisa juga akibat pembedahan atau penggunaan obat yang mempercepat pengeroposan tulang. Ada berbagai penyebab osteoporosis sekunder, yang meningkatkan kemungkinan patah tulang dan menurunkan densitas tulang. Diperlukan pencegahan dan pengobatan yang lebih baik untuk kondisi ini segera.
Gejala yang Muncul Karena Osteoporosis
Osteoporosis awalnya tidak menimbulkan gejala, bahkan mungkin bertahun-tahun tanpa gejala. Namun, ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang hancur atau kolaps, nyeri dan perubahan bentuk tulang akan muncul. Seseorang dengan osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala sebagai berikut:
- Tinggi badan turun
- Tubuh berubah bentuk atau bungkuk
- Tulang patah
- Patah tulang menyebabkan nyeri
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung yang menahun. Nyeri biasanya muncul secara tiba-tiba dan dirasakan di area tertentu punggung, meningkat jika orang berdiri atau berjalan.
Sumber: Kemenkes