15 Jenis Cedera Olahraga yang Umum Terjadi. Pernah Mengalaminya?

Olahraga adalah aktivitas baik yang sangat dianjurkan untuk kesehatan fisik dan mental. Banyak sekali manfaat berolahraga, seperti memperkuat daya tahan tubuh, menjaga berat badan dan bentuk tubuh, serta menghilangkan stres. Dengan melakukan aktivitas fisik, Anda tentunya jadi lebih bahagia, bukan?
Akan tetapi, berolahraga berlebihan bisa membuat Anda cedera. Sahabat MIKA yang aktif perlu tahu nih, apa saja jenis cedera olahraga yang umumnya terjadi. Yuk, simak artikel berikut ini ya!
15 jenis cedera olahraga yang sering terjadi
Jenis cedera dan kecelakaan saat olahraga tentunya macam-macam. Ada cedera ringan yang bisa sembuh dengan obat pereda nyeri, begitu juga dengan cedera serius yang butuh terapi hingga operasi.
Nah, apa saja jenis cedera olahraga yang sering terjadi?
1. Strain
Strain adalah cedera pada otot dan tendon yang mengalami peregangan. Hal ini dikarenakan tubuh dalam kondisi tegang selama bergerak. Jika gerakan itu dilakukan secara asal, otot akan robek.
Untuk menghindari cedera strain, Anda perlu melakukan pemanasan sebelum olahraga, dan pendinginan setelah olahraga.
2. Sprain
Jika strain merupakan peregangan pada otot, sprain adalah peregangan pada ligamen. Ligamen akan meregang saat Anda bergerak secara tidak tepat. Kasus sprain sering terjadi pada engkel, lutut, pergelangan tangan, dan bahu. Pemanasan dan pendinginan sangat diperlukan agar terhindar dari cedera ini.
3. Fraktur
Fraktur adalah cedera berupa tulang patah yang umumnya terjadi pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan kaki. Butuh waktu beberapa minggu agar patah tulang sembuh dan pulih. Dalam masa terapi, hindari beraktivitas terlalu keras untuk menghindari cedera kembali.
Aktivitas seperti pemanasan yang tepat, berlatih sesuai dengan form gerakan, dan melakukan latihan ketahanan dan fleksibilitas otot dan tulang menjadi kunci agar Anda terhindar dari fraktur saat berolahraga.
4. Gegar otak
Cedera gegar otak biasa terjadi oleh atlet sepak bola, gulat, hoki, tinju, ski, senam ritmik. Gegar otak adalah cedera kepala terjadi karena benturan tiba-tiba yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan keseimbangan. Ada juga atlet yang hanya merasa mual, pusing, sulit konsentrasi, hingga amnesia.
Butuh waktu 2-4 minggu untuk penyembuhan gegar otak. Pencegahannya adalah atlet memakai pelindung kepala untuk mengurangi risiko terkena benturan.
5. Cedera rotator cuff
Jenis cedera ini sering terjadi pada atlet bisbol, tenis, perenang, angkat besi, dan voli. Gerakan bahu secara satu arah secara berlebih menimbulkan cedera rotator cuff ini.
Atlet dengan jenis kecelakaan ini jika parah dapat ditangani oleh fisioterapis. Selain itu, Anda juga bisa melakukan RICE untuk mengurangi rasa sakit dan memar seperti berikut:
R = Rest
I = Ice
C = Compress
E = Elevation
6. Tennis elbow dan golfer’s elbow
Tennis elbow dan golfer’s elbow adalah dua jenis cedera yang serupa tapi tak sama. Keduanya merupakan jenis cedera yang menimbulkan robekan pada siku. Perbedaannya adalah pada letak robekan. Tennis elbow letak peradangannya di bagian luar siku lengan bawah, sedangkan golfer’s elbow peradangannya berada di dalam lengan.
Cedera ini dapat dihindari dengan latihan kekuatan lengan, mengambil jeda istirahat saat olahraga berlangsung, dan pemanasan sebelum permainan dimulai.
Baca juga: Kupas Tuntas Peran Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
7. Groin strain
Groin strain adalah jenis cedera yang menyebabkan paha dalam tertarik. Cedera ini sering dialami oleh atlet sepakbola, baseball, dan hoki karena gerakan lari yang mengaktifkan otot pangkal paha dalam.
Jika atlet mengalami kecelakaan ini, penanganannya dibutuhkan 1-2 minggu untuk pulih. Solusi untuk menghindari cedera ini adalah melakukan peregangan yang tepat.
8. Cedera fleksor pinggul
Gerakan bridges untuk mengurangi risiko cedera fleksor pinggul.
Fleksor pinggul terjadi karena otot pinggul yang kaku dan lemah, sehingga terjadi peradangan. Para atlet bela diri sering mengalami cedera ini. Selain dengan metode RICE, fisioterapis juga merekomendasikan untuk selalu tidak melewatkan latihan penguatan pinggul, seperti gerakan bridges.
9. Cedera hamstring
Bagi para pelari, cedera ini menjadi salah satu kekhawatiran mereka. Hamstring yang meradang disebabkan karena melewatkan pemanasan, bergerak berlebihan, atau kurang istirahat. Agar terbebas dari cedera hamstring, jangan lupa untuk tidak melewatkan sesi pemanasan, latihan kekuatan, peregangan otot, dan latihan daya tahan.
10. Anterior cruciate ligament (ACL)
Anterior cruciate ligament (ACL) adalah cedera pada lutut karena adanya benturan tinggi. Untuk meredakannya, Anda bisa melakukan kompres. Mencegah terjadinya cedera ini bisa menggunakan alat semacam deker.
11. Patellofemoral pain syndrome (PFPS)
Patellofemoral pain syndrome merupakan cedera pada tempurung lutut akibat digerakkan berulang, seperti mengayuh sepeda. Contoh olahraga lain yang rentan berisiko cedera ini adalah lari.
Solusi agar terhindar dari cedera jenis ini adalah penggunaan sepatu yang tepat dan memilih trek yang lebih lembut.
12. Medial tibial stress syndrome (MTSS)
Jika Anda melakukan olahraga intensitas tinggi dan merasakan nyeri menusuk pada bagian depan kaki, inilah gejala dari cedera medial tibial stress syndrome (MTSS), atau disebut juga sebagai shin splints. Umumnya sering terjadi pada pelari dan pesepak bola.
Faktor yang menyebabkan cedera ini terjadi adalah sepatu yang kurang tepat, kurang bergerak, sampai intensitas olahraga yang sebenarnya belum mampu dilakukan.
Anda bisa menggunakan obat pereda nyeri berupa plester atau krim untuk menyembuhkan cedera ini.
Baca juga: Mengenal Artroskopi, Pemeriksaan Penting untuk Kesehatan Sendi
13. Calf muscle strain
Cedera ini disebabkan otot betis yang menegang, dengan gejala nyeri menusuk atau memar dan bengkak. Metode RICE dapat meredakan rasa sakit, sehingga bisa berolahraga dengan optimal.
14. Tendon achilles
Gejala awal dari cedera ini adalah rasa sakit pada kaki saat berjalan. Jika tidak segera diterapi, maka tendon bisa patah. Fisioterapis merekomendasikan untuk melatih otot eksentrik, dimana otot kaki diturunkan perlahan dari posisi ujung kaki.
15. Plantar fasciitis
Anda pernah mengalami rasa sakit menusuk pada telapak kaki saat melangkah setelah berolahraga? Ya, hal ini merupakan gejala dari cedera plantar fasciitis.
Biasanya cedera ini dirasakan oleh pelari, pesepak bola yang bergerak dengan intensitas tinggi dengan durasi panjang. Pemulihannya bergantung pada tingkat keparahan cedera. Jika sudah parah, maka butuh bantuan fisioterapi untuk mengikuti program rehabilitasi yang komprehensif.
Lakukan pemanasan sebelum olahraga agar terhindar dari cedera
Sahabat MIKA, cedera olahraga sangat mengganggu jika tidak dicegah dan diobati dengan benar. Rasa nyeri pada otot maupun anggota tubuh lainnya membuat Anda harus istirahat dalam beberapa minggu untuk penyembuhan.
Maka dari itu, pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelah olahraga tidak boleh Anda lewatkan dalam sesi latihan untuk menghindari cedera. Jika Anda membutuhkan terapi cedera, kunjungi Mitra Orphys Sport Clinic (MOSC) di RS Mitra Keluarga Cibubur sebagai layanan komprehensif dan terintegrasi dalam penanganan dan pemulihan cedera, serta meningkatkan performa olahraga.
Mitra Orphys Sport Clinic didukung oleh dokter spesialis bedah konsultan sports injury, dokter spesialis rehabilitasi medis, dan fisioterapis yang profesional dan terpercaya. Ditambah lagi, Mitra Orphys dilengkapi dengan peralatan gym untuk menunjang program latihan sesuai kondisi dan kebutuhan Anda.
Jangan lupa untuk buat janji konsultasi dengan Mitra Orphys Sport Clinic di website Mitra Keluarga.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Mitra Keluarga
Life. Love. Laughter.
Sumber:
CB Physiotherapy. 2021. 15 Most Common Sports Injuries in Athletes. [daring].
https://cbphysiotherapy.in/blog/15-most-common-sports-injuries-in-athletes