Penderita Diabetes Tidak Boleh Makan Nasi?

October 15, 2022 by bengklsl871
Desain-tanpa-judul6.png

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Adi Husada Medical Center

Salah satu mitos paling banyak beredar di masyarakat adalah bahwa penyakit diabetes mellitus bukanlah masalah besar. Namun faktanya, jika tak segera diobati, diabetes dapat menyebabkan komplikasi pada penyakit lain, seperti serangan jantung dan stroke. Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lebih besar terkena serangan jantung.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit (RS) Adi Husada Undaan Wetan Surabaya dr Elizabeth Haryanti MH, Sp.PD, FINASIM menjelaskan, diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, amputasi tungkai bawah dan beberapa akibat jangka panjang yang membuat mutu hidup lebih rendah. “Ini adalah satu dari delapan penyakit utama yang menyebabkan kematian pada orang dewasa,” ungkap dokter Elizabeth.

Mitosnya, lanjut dia, penyakit diabetes hanya menyerang orang tua. Faktanya, diabetes dapat terjadi pada siapa saja alias tak mengenal usia. Bahkan, saat ini, seiring pola hidup dan pola konsumsi yang buruk, diabetes juga dapat dialami anak muda.

Ada juga mitos yang mengatakan sebaiknya mengganti konsumsi nasi dengan gandum. Padahal, aslinya, baik gandum maupun nasi mengandung kadar karbohidrat (-70 persen) dari indeks glukomi yang sama. Kandungannya meningkatkan kadar gula secara sama. Dengan porsi terbatas, keduanya tetap bisa dikonsumsi.

Lebih jauh dokter Elizabeth mengungkapkan, penderita diabetes dilarang mengkosumsi mie instant, pasta roti, dan kentang. Alasannya, karena makanan ini mengandung starch. Benarkah begitu? Elizabeth pun menjelaskan banyak tentang ini. Starch merupakan sejenis tepung atau bagian dari bahan pangan yang berfungsi alami mengawetkan. “Penderita diabetes boleh saja mengkonsumsi bahan makanan ini dengan syarat, dalam jumlah kecil,” jelasnya.

Pun juga dengan kue-kuean, permen maupun es krim. Tetap bisa dikonsumsi asalkan dalam porsi kecil. Selanjutnya adalah pemahaman yang salah tentang diabetes pada ibu hamil atau yang biasa disebut dengan diabetes gestasional. Banyak orang yang menganggap, menderita diabetes saat usia kehamilan adalah hal yang wajar dan bisa hilang ketika sudah melahirkan. Padahal, faktanya, pada 50-70% ibu hamil yang menderita diabetes mellitus selama hamil berpotensi menderita diabetes 5 hingga 10 tahun setelah melahirkan.

Ada anggapan bahwa penggunaan insulin berbahaya pada bayi. Namun faktanya sebaliknya. Insulin tidak memberikan efek apapun pada bayi karena kadar insulin yang masuk ke plasenta sangat kecil. Sebaliknya, kadar gula tinggi pada ibu hamil lah yang berbahaya bagi bayi.

Mitosnya, terlalu banyak makan mampu menyebabkan diabetes. Hal ini benar. Karena menyebabkan kegemukan dan penumpukan gula dalam tubuh sehingga menyebabkan diabetes tipe dua. Ada juga yang mengatakan bahwa penderita diperbolehkan mengkonsumsi semua jenis buah dalam porsi banyak. Namun faktanya, tak semua buah dapat dikonsumsi penderita diabetes karena memiliki karbohodrat tinggi. Misalnya buah nangka, mangga, pisang dan buah kering.

Di akhir wawancara, dokter Elizabeth berpesan bahwa penderita diabetes harus selalu menerapkan pola hidup sehat dengan makan dan olahraga yang teratur. Pola makan yang sehat harus mengandung biji-bijian, sayuran, dan buah. Selain itu hidari lemak trans, membatasi lemak larut dan karbohidrat olahan utamanya gula. “Selain itu adalah rajin mengkonsumsi obat diabetes dan obat-obatan dalam keadaan khusus secara aman dan teratur. Dan tentu saja, rajin memantau glukosa darah secara mandiri,” pungkasnya. (*/opi)

Copyright by Markbro 2025. All rights reserved.