Bahaya Bullying
Bullying merupakan salah satu jenis tindakan agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa kuat atau berkuasa dengan tujuan untuk merusak atau merugikan seseorang atau kelompok yang merasa tidak berdaya. Penindasan dapat terjadi dalam bentuk verbal, fisik, relasional, atau dunia maya. Bullying banyak menimpa anak-anak dan remaja saat ini, baik secara langsung di sekolah, melalui bimbingan belajar, di lingkungan sekitar, maupun melalui platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Tiktok, Instagram, game online, role play, dan lain sebagainya. Menurut penelitian, anak-anak dan remaja yang menjadi korban perundungan sangat rentan mengalami kesulitan besar dalam kesehatan emosional, fisik, dan akademik mereka.
Jenis Bullying
- Fisik
Misalnya saja memukul, mendorong, menendang, menggenggam, mencubit, melukai, dan sebagainya. - Mengancam
Misalnya melontarkan kata-kata kotor atau tidak menyenangkan, melontarkan komentar yang menghina, mengejek, menjelek-jelekkan, dan sebagainya merupakan contoh-contoh pelecehan verbal. - Menjauhi
Misalnya meminta teman untuk tidak berteman dengannya, tidak diajak bergabung dalam kelompok, membicarakan hal-hal buruk, rumor, gosip, dan lain sebagainya adalah contoh perilaku sosial. - Cyber
Misalnya saja di media sosial, mengolok-olok orang lain, menggunakan bahasa kasar, menyindir, dan lain sebagainya.
Dampak Bullying
Korban bullying lebih cenderung menunjukkan tanda-tanda keputusasaan, menyakiti diri sendiri, keinginan bunuh diri, dan rendahnya keberhasilan akademis. Sementara itu, orang-orang yang melakukan ‘Bullying’ memiliki beragam sikap dan perilaku negatif, antara lain perilaku menentang, sering bolos sekolah, merokok dan penggunaan narkoba, serta perilaku agresif lainnya. Korban dan pelaku intimidasi sering kali mengalami sakit kepala, rasa tidak nyaman pada punggung, sakit perut, sulit tidur, nafsu makan buruk, dan sering mengompol.
Orang tua, masyarakat, sekolah, dan pakar kesehatan mental semuanya memainkan peran penting dalam mencegah dan mengatasi penindasan. Komunikasi yang baik dan pola asuh yang baik dari orang tua akan membuat anak merasa bebas dan nyaman untuk mengungkapkan kekhawatirannya, sehingga remaja dapat tetap tenang dalam menghadapi kesulitan tersebut.